Perlindungan lingkungan dan sumber daya alam menjadi salah satu fokus utama dalam transformasi yang direncanakan pada rencana ini. Konsep pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang memperhatikan perubahan iklim dengan mengedepankan solusi berbasis alam atau yang juga dikenal dengan Nature-based Solution (NbS) menjadi kunci untuk menghadirkan solusi yang cerdas dan ramah lingkungan. Penting untuk mencatat bahwa kontribusi para pihak memiliki peran krusial dalam penyusunan perencanaan yang mengedepankan prinsip ramah terhadap risiko perubahan iklim dan lingkungan.
SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim
Padukuhan Sompok, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul terus berbenah dalam upaya menjadi desa yang tangguh bencana dan mandiri melalui pengembangan pariwisata. Tim pengabdian desa binaan dari Fakultas Geografi dan Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM yang dipimpin oleh Dr. Mukhamad Ngainul Malawani, S.Si., M.Sc., bersama masyarakat Padukuhan Sompok yang dikoordinasi oleh Kepala Dukuh Pak Triyono, melaksanakan serangkaian kegiatan pemberdayaan yang difokuskan pada Upaya penguatan mitigasi bencana dan pengembangan potensi wisata lokal. Kegiatan ini didukung oleh Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM melalui program Desa Binaan.
Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, UGM telah menyelenggarakan SDGs Seminar Series pada Launching Laboratorium Kewilayahan dan Tata Ruang Wilayah Departemen Geografi Pembangunan Adapun tema yang diusung adalah “Masa Depan Pembangunan Rendah Karbon Indonesia dalam Perspektif Pembangunan Wilayah”. Hal ini selaras dengan pilar yang diusung dalam SDGs, yakni pilar pembangunan ekonomi berupa tujuan ke-7 “Energi Bersih dan Terjangkau”. Selain itu, tema ini juga selaras dengan pilar pembangunan lingkungan berupa tujuan ke-12 “Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab” dan tujuan ke-13 “Penanganan Perubahan Iklim”. Seminar dilaksanakan secara luring di Auditorium Merapi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada serta dilaksanakan secara daring menggunakan media Zoom meeting, live YouTube, dan live report story Instagram. Pembicara pada seri kali ini adalah Ibu Reny Windyawati, S.T., M.Sc. (Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Tata Ruang Kementerian ATR/BPN), Bapak Dr. Danang Yulisaksono, S.T., M.T. (Kabid Riset Inovasi Daerah dan Pengendalian BAPPEDA Kota Yogyakarta), dan Bapak Dr. Luthfi Muta’ali, S.Si., M.T. (Kepala Laboratorium Kewilayahan, Fakultas Geografi, UGM). Moderator seminar ini adalah Bapak Agung Satriyo Nugroho, S.Si., M.Sc. (Dosen Fakultas Geografi UGM). Welcome remarks diberikan oleh Bapak Dr. Erlis Saputra, M. Si. (Ketua Departemen Geografi Pembangunan Fakultas Geografi UGM). Sambutan seminar diberikan oleh Bapak Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. (Dekan Fakultas Geografi, UGM.
Narasumber Ibu Reny menyampaikan terkait perubahan iklim dan urgensi pembangunan rendah karbon. Terdapat berbagai kebijakan-kebijakan yang mengacu pada komitmen-komitmen Indonesia terhadap upaya mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim sejak tahun 1994 dengan adanya ratifikasi UNICCC hingga di tahun 2022 dengan adanya enhanced NDC. Salah satu upayanya yaitu pembangunan rendah karbon. Pembangunan rendah karbon termasuk platform baru pembangunan yang bertujuan mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan sosial melalui kegiatan pembangunan rendah emisi dam meminimalkan eksploitasi sumberdaya alam dengan dasar utama SDGs ke-13. Kebjikan pemenuhan ruang terbuka, penguatan pengendalian pemanfaatan ruang dan tanah, pengembangan kawasan TOD di Kota, serta reforma agraria termasuk dalam kebijakan spasial dalam mendukung pengurangan dampak perubahan iklim.
Narasumber Bapak Danang membahas terkait implementasi Low Carbon dalam tata ruang di Yogyakarta serta menciptakan kota yang rendah karbon. Emisi gas rumah kaca masih menjadi permasalahan yang ada di Derah Istimewa Yogyakarta. Masalah lain yang belum terselesaikan adalah adanya permasalahan terkait sampah. Kondisi kota yang relatif kecil dan didominasi permukiman menjadikan emisi gas rumah kaca yang hadir kebanyakan berasal dari permukiman dan rumah tangga. Penanganan sampah yang telah dilakukan di Yogyakarta salah satunya adalah pengelolaan RDF. Upaya yang dilakukan Yogyakarta untuk mewujudkan branding “Yogyakarta: Kota Rendah Karbon” adalah penyediaan RTH sesuai ketentuan yang ada. RTH di Yogyakarta saat ini baru berkisar di angka 23% saja, dan masih didominasi RTH privat.
Narasumber Bapak Luthfi memaparkan terkait peran perguruan tinggi dalam mewujudkan pembangunan rendah karbon. Perhatian terhadap masalah iklim muncul dari kekhawatiran manusia terhadap kondisi bumi yang kian mengalami penurunan. Segala bentuk kebijakan, aturan, dan kesepakatan adalah tindak lanjut dari kepedulian terhadap masalah tersebut. Dalam mengatasi masalah iklim ini upaya utama yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan controlling terhadap serapan dan tangkapan emisi. Berbagai permasalahan terkait iklim nyatanya dapat digunakan sebagai kajian riset yang menarik bagi mahasiswa terutama mahasiswa geografi. Pemikiran-pemikiran itu dapat menjadi sumbangsih universitas terkait inovasi yang relevan dengan penyelesaian masalah iklim yang ada.
Sesi terakhir pada seminar ini merupakan sesi diskusi interaktif dari peserta yang terdiri tidak hanya dari unsur mahasiswa, tetapi juga dosen dari berbagai perguruan tinggi baik negeri dan swasta di seluruh Indonesia, pemerintah, private sektor, praktisi-pemerhati SDGs, serta masyarakat umum.
Terima kasih banyak kami haturkan kepada Ibu/Bapak yang telah berkenan hadir dalam SDG’s Seminar Series. Kami juga memohon maaf sebesar-besarnya atas segala yang tidak berkenan. Sekaligus mengundang Ibu/Bapak untuk berkenan hadir kembali dan mengajak kolega pada SDGs Seminar Series berikutnya dengan tema dan bahasan yang tidak kalah menarik. Terus ikuti perkembangan kami melalui https://lynk.id/sdgsseminarseries
Salam SDGs
Pada hari Senin, 3 September 2024, Fakultas Geografi UGM sebagai salah satu pelaksana program FOLU Net Sink 2030 Indonesia mengadakan pelatihan dengan judul “Pelatihan Ecosystem-based Approach (EbA) dan Ecosystem-based Disaster Risk Reduction (Eco-DRR) untuk Mendukung Program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.” Tujuan utama acara ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam Ecosystem-based Approach (EbA) guna mendukung tercapainya Indonesia’s FOLU Net Sink 2030. Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait praktik baik EbA yang berkaitan langsung dengan peningkatan dan pemeliharaan serapan karbon, serta penurunan emisi karbon, yang telah diterapkan di lokasi kajian tertentu agar dapat disebarkan melalui Geoportal di masa mendatang.
Acara pelatihan berlangsung dari tanggal 3–6 September 2024 bertempat di Hotel Swiss-Belboutique, Yogyakarta. Hari pertama dibuka dengan sambutan oleh Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron, S.Si., M.T., M.Sc. sebagai Ketua Pelaksana program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 Fakultas Geografi UGM. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Dr. Ida Kusdamayanti, M.Si. selaku Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) SDM LHK yang juga secara simbolis membuka rangkaian pelatihan yang diselenggarakan. Sambutan kemudian dilanjutkan oleh Dr. Danang Sri Hadmoko, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Geografi. Pada pembukaan pelatihan ini juga diberikan pengenalan singkat dari Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, M.Sc. Ketua Harian I Tim Kerja Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 terkait esensi dari program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.
Acara ini merupakan kerja sama antara Fakultas Geografi UGM dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pelatihan ini diikuti oleh 39 peserta yang berasal dari lokus DAS Indragiri. Peserta merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Non-ASN lingkup Direktorat Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Rehabilitasi Hutan, Balai Pelatihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPLHK) tingkat Kabupaten/Kota, Direktorat Pengendalian Perubahan Iklim, Direktorat Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Pusat Data dan Informasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion, Unit Pelatihan Teknis (UPT) BPDAS, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan tingkat provinsi dan kabupaten, Dinas Perkebunan tingkat provinsi, Forum DAS tingkat provinsi, Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) yang dibawahi, pemerintah daerah tingkat kabupaten, Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), maupun organisasi terkait.
Sebagai penutup, diharapkan pelatihan ini tidak hanya memperkaya wawasan dan keterampilan para peserta, tetapi juga menjadi langkah konkret dalam memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam upaya pencapaian Indonesia’s FOLU Net Sink 2030. Dengan dukungan dan partisipasi aktif dari berbagai pihak, implementasi Ecosystem-based Approach (EbA) dan Ecosystem-based Disaster Risk Reduction (Eco-DRR) dapat semakin diperluas dan dioptimalkan, sehingga mendukung keberlanjutan lingkungan di Indonesia. Fakultas Geografi UGM berharap pelatihan ini dapat menjadi awal dari serangkaian inisiatif yang akan terus dikembangkan oleh berbagai pihak.
Fakultas Geografi UGM selaku salah satu pelaksana (Implementing Partner/IP) program FOLU Net Sink 2030 Indonesia melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas Pemangku Kepentingan di DAS Rokan guna mendukung Program FOLU Net Sink 2030 melalui “Pelatihan Sustainable Land Restoration pada Lahan Kritis di Indonesia yang mendukung FOLU Net Sink 2030”. Pelatihan ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dari mitra prioritas guna menjalin kerja sama lebih lanjut dalam pelaksanaan program FOLU Net Sink selanjutnya. Selain itu, pelatihan ini juga bermanfaat untuk menghimpun informasi berkaitan dengan praktik baik restorasi lahan berkelanjutan (Sustainable Land Restoration) yang berhubungan langsung dengan peningkatan cadangan atau penurunan emisi karbon yang telah diimplementasikan di lokus-lokus kajian agar dapat disebarluaskan melalui Geoportal di masa mendatang.
Senin, 2 September 2024 Fakultas Geografi menyelenggarakan Rapat Terbuka Senat sebagai Puncak Acara Dies Natalis ke-61 Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada di Auditorium Merapi Fakultas Geografi. Dihadiri oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Sp. OG(K)., Ph.D. dan Kepala Badan Informasi Geospasial, Prof. Dr.rer.nat. Muh Aris Marfai, S.Si, M.Sc. acara Dies Natalis ke-61 Fakultas Geografi UGM dibuka oleh Ketua Senat dan dilanjutkan sambutan oleh Rektor. Di dalam sambutannya, Rektor UGM menyampaikan bahwa tema Dies Natalis ke-61 Fakultas Geografi UGM, yaitu: “Geografi Menuju Emisi Rendah Karbon” sangat relevan dengan isu nasional dan global. Beliau juga menyampaikan bahwa Fakultas Geografi merupakan tempat lahirnya para tokoh pemerhati lingkungan dan profesor-profesor muda di UGM. “Dirgahayu Fakultas Geografi yang ke-61 tahun, semoga Fakultas Geografi dapat terus konsisten dan berkelanjutan dalam menjaga kelestarian lingkungan bumi”, ujarnya.
Puncak Acara Dies Natalis ke-61 Fakultas Geografi UGM juga diisi dengan Laporan Dekan tahun 2023 dan Orasi Ilmiah. Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Geografi UGM menyampaikan capaian-capaian Tri Dharma Perguruan Tinggi yang sudah diraih Fakultas Geografi. Saat ini Fakultas Geografi memiliki 13 Guru Besar, 22 Lektor Kepala, 21 Lektor, 15 Asisten Ahli, dan 3 Tenaga Pengajar. Sedangkan total jumlah mahasiswa pada tahun ajaran 2023/2024 sebesar 1.628 mahasiswa. Beberapa capaian di bidang kemahasiswaan diantaranya: Juara 2 PILMAPRES Nasional 2024, Juara 1 Kategori Lomba Konsep Pemulihan Lingkungan 2024 (dari Kementerian LHK), dan Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional 2024. Di bidang penelitian dan publikasi, pada tahun 2024 terdapat 137 penelitian dan 167 publikasi dengan jumlah publikasi internasional sebanyak 112 publikasi. Kontribusi Fakultas Geografi dalam mewujudkan rendah karbon ditunjukkan dengan adanya kolaborasi Fakultas Geografi, KLHK, Norwegian Ministry of Climate and Environment, dan Norwegian Ministry of Foreign Affairs melalui komitmen “Ecosystem Based Approuch sebagai Solusi Indonesia Rendah Emisi Karbon”, serta berkontribusi aktif dalam rancangan Forest City IKN.
Orasi ilmiah yang disampaikan Dr. Bowo Susilo, S.Si., M.T. mengusung tema “Emisi Rendah Karbon, Planet Berkelanjutan dan Kontribusi Pemodelan Geografis”. Isu global yang perlu menjadi perhatian adalah Indonesia termasuk 6 penyumbang emisi karbon global, yaitu sebesar 3,11%. Kontribusi pemodelan geografi dalam mendukung kebijakan emisi rendah karbon dan planet berkelanjutan dapat menggunakan Geographic adapted Cellular Automata, Geographic carbon accounting model, Geographic growth pattern & structure indeks , Ecosystem-based mitigation model, dan Lanscape Dynamics. Di akhir orasi ilmiahnya, Dr. Bowo Susilo, S.Si., M.T. mendorong agar pemanfaatan teknologi, integrasi, dan kolaborasi lintas ilmu dalam mengimplementasikan solusi terhadap beragam permasalahan lingkungan secara kongkret guna mensukseskan kebijakan emisi rendah karbon dan planet berkelanjutan.
Di penghujung acara, Ketua Senat Fakultas Geografi, Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc. menutup Puncak Acara (Rapat Terbuka Senat) Dies Natalis ke-61 Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada secara resmi dan dilanjutkan dengan ramah tamah.
Program Studi Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana dan Kelompok Studi Karst-Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan rangkaian kegiatan the 5th Asian Trans-Disciplinary Karst Conference 2024 yang diketuai oleh Prof. Dr. Eko Haryono, M.Si. Rangkaian kegiatan ini dimulai dengan kegiatan Eksplorasi Gua Internasional Gabungan di Karst Sangkulirang-Mangkalihat Provinsi Kalimantan Timur dan Karst Batu Benau Provinsi Kalimantan Utara pada tanggal 29 Juli. Dalam kegiatan eksplorasi gabungan ini, tim dari Kelompok Studi Karst bersama dengan tim dari Cina melakukan pendataan dan pemetaan gua-gua di dua kawasan karst tersebut. Di waktu yang bersamaan, Summer Course bertajuk “Sharing with Experts on Cave and Karst Sustainable Management” juga diselenggarakan secara daring. Summer course ini dihadiri lebih dari 40 peserta dari berbagai negara dan menghadirkan 18 pengajar dan ahli-ahli karst dari berbagai belahan dunia.
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar SDGs Seminar Series ke-103 dengan mengusung tema “Aksi Iklim Menuju SDG 13: Implementasi Komitmen Adaptasi Global di Level Lokal”. Seminar ini menyoroti pentingnya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di Indonesia, sekaligus memperkuat komitmen UGM dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Seminar yang dilaksanakan secara daring ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari seluruh Indonesia. Pembicara utama dalam acara ini adalah Bapak Stanislaus Risadi Apresian, S.IP., M.A., Ph.D., seorang peneliti dari School of Politics and International Studies, University of Leeds. Sesi ini dimoderatori oleh Bapak Hafidz Wibisono, S.T., M.T., Ph. D., Koordinator SDGs Forum–SDGs Seminar Series Fakultas Geografi, UGM.
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) baru saja menyelesaikan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan I (KKL I) tahun 2024, yang berlangsung dari tanggal 2 hingga 6 Juli 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa dalam mengenali dan menganalisis bentang lahan, baik bentang alam maupun bentang budaya. KKL I tahun ini menyusuri zona selatan Jawa, mencakup wilayah Gunungkidul, Pacitan, Wonogiri, Solo Baru, Grobogan, Pati, Kudus, hingga Semarang.
Kegiatan KKL I dimulai pada hari Selasa, 2 Juli 2024 pukul 07.00 WIB dari Fakultas Geografi UGM. Enam bus berangkat membawa mahasiswa menyusuri zona selatan Jawa. Titik pengamatan pertama adalah Telaga Namberan di Gunungkidul, yang menjadi representasi dari sumber daya air permukaan di wilayah selatan Jawa. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan ke Museum Karst di Pacitan, di mana mahasiswa mempelajari fenomena geologi dan karstifikasi. Hari pertama diakhiri dengan kunjungan ke Waduk Wonogiri, sebelum akhirnya tiba di Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo. Seluruh peserta menginap di Hotel Fave, Solo Baru.
Program Studi Magister Penginderaan Jauh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada kembali menggelar Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang dilaksanakan pada 8-12 Juli 2024 di Provinsi Lampung. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Kegiatan KKL yang diikuti oleh para mahasiswa Magister Penginderaan Jauh ini mengambil tema besar yang mencakup berbagai aspek penting seperti laut-pesisir, kesesuaian lahan, perkotaan, vegetasi, biodiversitas dan ekologi bentanglahan, banjir, dan longsor. Tema-tema ini tidak hanya relevan dengan isu lingkungan dan pembangunan daerah, tetapi juga sejalan dengan beberapa SDGs termasuk SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim), SDG 14 (Ekosistem Lautan), dan SDG 15 (Ekosistem Daratan).