Dalam upaya bersama mengatasi perubahan iklim, Fakultas Geografi UGM menginisiasi Expert Meeting dua tahap yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan Non-Governmental Organizations (NGO) untuk membahas strategi mitigasi dan adaptasi pada sektor FOLU. Pada tahap pertama (7/11), melibatkan para pembuat kebijakan yang memiliki peran penting dalam merumuskan kebijakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di sektor FOLU. Sedang tahap kedua (22/11) melibatkan sektor swasta dan organisasi non-pemerintah untuk membahas implementasi kebijakan tersebut di lapangan.
SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggelar Pelatihan Pemodelan Landscape Dynamic. Kegiatan ini bertujuan mendukung Program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam berkelanjutan yang berlangsung selama empat hari (22-24/11) di Hotel Porta by Ambarukmo, Yogyakarta.
Pelatihan ini juga mendukung beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), antara lain nomor 4 (pendidikan yang baik), 5 (kesetaraan gender), 11 (kota dan komunitas yang berkelanjutan), 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab), 13 (penanganan perubahan iklim), 14 (menjaga ekosistem laut), 15 (menjaga ekosistem darat), dan 17 (kemitraan untuk mencapai tujuan).
Pelatihan untuk mendukung Program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 yang diselenggarakan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali diadakan. Pada kesempatan ini, mengangkat tema Pelatihan Ecosystem-based Approach (EbA) untuk Konservasi Mangrove dan Pemetaan Stok Karbon Permukaan Mangrove untuk Mendukung Program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.
Pelatihan dibuka dengan menyuguhkan materi terkait Konsep Dasar Ekologi dan Prinsip-prinsip Konservasi dan Restorasi Mangrove yang disampaikan oleh Prof. Dr. Erny Poedjirahajoe, M.P., Guru Besar di bidang ekologi hutan, khususnya hutan mangrove dengan bidang keahlian berupa forest science, ekologi hutan, dan konservasi sumber daya hutan.
The Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada, has been working with experts across the globe to create a global course on “Trigger Change! Innovative Urban Solutions for Land Restoration, A Global Course”. This global course is an initiation from the G20 (Group of Twenty) and the EU (European Union). The G20 Leaders’ Declaration, issued on 22nd November 2020, launched a “Global Initiative on Reducing Land Degradation and Enhancing Conservation of Terrestrial Habitats”. This declaration brought immense impacts and efforts to mitigate the land degradation from different perspectives. Based on a voluntary basis, the G20 countries share the ambition to achieve a 50 percent reduction in the amount of degraded land by 2040. The G20 Global Land Initiative (G20-GLI) with oversight from the United Nations for Combatting Climate Change and Desertification (UNCCD), will focus on capacity building, engaging the private sector and civil society, and showcasing success.
Pelatihan Sustainable Land Restoration (SLR) pada Lahan Kritis di Indonesia diselenggarakan untuk mendukung FOLU Net Sink 2030 yang berangkat dari kerja sama antara Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai Implementing Partner dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia. Penentuan lokus sebagai fokus wilayah pelatihan ini mengacu pada wilayah kerja prioritas program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030. Pelatihan berlangsung di The Alana Hotel and Convention Center, pada Selasa 29 Oktober hingga Jum’at 1 November 2024 untuk lokus Daerah Aliran Sungai (DAS) Sepaku.
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) baru-baru ini menyelenggarakan pelatihan intensif selama empat hari (22-25 Oktober 2024) dengan fokus pada penerapan Pendekatan Berbasis Ekosistem (EbA) dan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Ekosistem (Eco-DRR) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas peserta dalam mengelola ekosistem secara berkelanjutan, sehingga dapat berkontribusi dalam mencapai target FOLU Net Sink 2030 dan mengurangi risiko bencana di Indonesia.
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar pelatihan “Standarisasi Basis Data Pendukung Ecosystem Based-Approach (EbA) dan FOLU Net Sink 2030” selama empat hari, mulai Selasa (22/10) hingga Jumat (25/10), di Ruang Pertemuan Sidoasih, Hotel Grand Keisha, Yogyakarta. Kegiatan ini ditujukan dalam rangka mendukung pencapaian target program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), FOLU Net Sink 2030.
FOLU Net Sink 2030 sendiri merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya, serta meningkatkan penyerapan karbon.
Sistem Informasi Geografis (SIG) mengalami perkembangan pesat beberapa tahun terakhir, terutama sebagai respons terhadap tantangan global seperti perubahan iklim, urbanisasi, dan krisis kesehatan masyarakat. Teknologi ini berguna untuk menganalisis data spasial terkait dengan dampak lingkungan, memfasilitasi perencanaan smart city, dan meningkatkan strategi respons bencana. Selama pandemi COVID-19, misalnya, SIG berperan penting dalam melacak penyebaran virus, mengoptimalkan alokasi sumber daya, dan memberi informasi kepada kebijakan kesehatan masyarakat.
Kualitas air seringkali terabaikan dan tidak menjadi prioritas utama. Padahal, air yang tampak bersih belum tentu aman untuk dikonsumsi. Banyak masyarakat beranggapan bahwa air yang tidak berbau dan berasa berarti layak minum. Faktanya, air tercemar mengandung zat-zat berbahaya yang tak kasat mata ini berdampak buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang.
Merespons permasalahan pada kualitas air sungai di Indonesia, Lathifah Hanum bersama Aleydya Arda Kautsaretta dan Amanda Putri Murjoko yang merupakan mahasiswa Geografi Lingkungan Angkatan 2021 Univeritas Gadjah Mada (UGM), menawarkan inovasi berbasis Geography Information System (GIS) bernama “HydroC” sebagai solusi cerdas untuk mengevaluasi kualitas sungai di Indonesia, khususnya di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Winongo.
METCURE, akronim dari Methane Emission Treatment for Clean and Renewable Energy, merupakan inovasi terbaru dari mahasiswa Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berhasil membawa pulang medali emas dan juara kedua dalam ajang bergengsi Diponegoro Science Competition 2024 pada Sabtu (5/10) di Aula Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah.
Karya hasil inisiasi Tim Geosains UGM yang beranggotakan Menliman Joyfal Gulo (Kartografi dan Penginderaan Jauh 2022), Mujaddid Azka Fikri Ghajali (Geografi Lingkungan 2023), dan Astri Sholikhah (Geografi Lingkungan 2023) menawarkan solusi inovatif untuk mengatasi masalah lingkungan, khususnya emisi gas metana sekaligus menyediakan sumber energi terbarukan.