Pelatihan Sustainable Land Restoration (SLR) pada Lahan Kritis di Indonesia diselenggarakan untuk mendukung FOLU Net Sink 2030 yang berangkat dari kerja sama antara Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai Implementing Partner dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia. Penentuan lokus sebagai fokus wilayah pelatihan ini mengacu pada wilayah kerja prioritas program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030. Pelatihan berlangsung di The Alana Hotel and Convention Center, pada Selasa 29 Oktober hingga Jum’at 1 November 2024 untuk lokus Daerah Aliran Sungai (DAS) Sepaku.
Target utama dari pelaksanaan pelatihan tidak lain sebagai pembekalan bagi sumber daya lingkungan hidup dan kehutanan serta instansi terkait agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam upaya restorasi lahan kritis. Hal ini sejalan dengan target nasional untuk mencapai FOLU Net Sink 2030.
Pelatihan secara resmi dibuka oleh Ketua Pelaksana Work Package 1.3, Dr. rer. nat. M. Anggri Setiawan, S.Si., M.Si. Keakraban peserta berhasil dibangun secara interaktif sebagai titik awal sinergi antar peserta. Sejumlah empat puluh peserta pada pelatihan ini berasal dari instansi lingkungan hidup dan akademisi.
Materi pelatihan mencakup kebijakan FOLU Net Sink 2030, pengelolaan lahan berkelanjutan, valuasi karbon, hingga penyusunan rencana aksi restorasi lahan kritis.
Peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan pelatihan melalui interaksi dua arah dengan narasumber dan sistem kerja kelompok untuk penyusunan rencana aksi restorasi lahan kritis melalui Pengelolaan Lahan Berkelanjutan. Bersamaan dengan informasi mengenai sebaran titik praktik baik SLM di DAS Sepaku, peserta juga berbagi pandangan mengenai capaian sinergi penta helix dan tantangan yang ditemui di lapangan.
Pemaparan materi utama terlaksana dalam tatanan ruang kelas. Disamping itu, terdapat pula sesi pembelajaran luar ruangan. Kegiatan lapangan pada pelatihan ini bertempat di Hutan Pendidikan Wanagama sebagai laboratorium alam yang merepresentasikan upaya rehabilitasi lahan.
Luaran lanjutan dari pelatihan ini adalah validasi dan observasi praktik titik baik SLM di DAS Sepaku. Olehnya, diharapkan melalui pemetaan dan analisis capaian praktik baik tersebut, informasi ini secara akademis dapat mendukung tujuan besar Indonesia’s FOLU Net Sink pada tahun 2030.
Selain itu, juga dapat meningkatkan kapasitas SDM dalam melakukan restorasi lahan kritis dan berkontribusi dalam pencapaian target FOLU Net Sink 2030. Evaluasi dan umpan balik dari peserta akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pelatihan di masa mendatang.