
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Analisis Hasil Training yang Berkontribusi pada Pemetaan Ecosystem-based Approach (EbA) dan Input pada Geoportal Tahap 2” sebagai bagian dari kegiatan Work Package (WP) 2.2 dalam program Indonesia’s Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam melakukan digitalisasi data praktik baik berbasis ekosistem (Ecosystem-based Approach/EbA) serta menguji kelayakan indikator penilaian praktik EbA yang telah dikembangkan oleh Fakultas Geografi UGM. Melalui proses input pada sistem Geoportal, hasil kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat sistem pemantauan dan evaluasi capaian program FOLU Net Sink 2030.
FGD tahap kedua ini dilaksanakan selama empat hari di Hotel Porta by Ambarrukmo dan Hotel Artotel Suites Bianti Yogyakarta, serta kegiatan lapangan di Mangrove Baros dan Balai Geospasial Pesisir dan Gumuk Pasir (BGPGP), Kabupaten Bantul.
Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Geografi UGM, Prof. Muhammad Kamal, S.Si., M.GIS., Ph.D., dengan laporan pelaksanaan oleh Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron, S.Si., M.T., M.Sc., selaku Koordinator Program, serta sambutan dari Ir. Dyah Murtiningsih, M.Hum. (Ketua Bidang II Indonesia’s FOLU Net Sink 2030) dan Dr. Ir. Agus Justianto, M.Sc. (Dewan Penasehat OMO Indonesia’s FOLU Net Sink 2030).
FGD menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai instansi, di antaranya Direktorat Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Direktorat Mobilisasi Sumber Daya Pengendalian Perubahan Iklim, serta para akademisi dan peneliti dari Fakultas Geografi UGM. Materi yang dibahas meliputi kebijakan FOLU Net Sink 2030, penyusunan dan uji coba indikator penilaian praktik baik EbA, pengenalan sistem AKSARA, hingga praktik penginputan data ke dalam Geoportal.
Selain sesi diskusi di kelas, peserta juga mengikuti kegiatan lapangan di kawasan Mangrove Baros dan Museum Gumuk Pasir. Di Mangrove Baros, peserta mendapatkan pendampingan dari Wawan Widya Ardi Susanto, Ketua Keluarga Pemuda-Pemudi Baros (KP2B), yang berbagi pengalaman tentang pengelolaan ekosistem pesisir berbasis masyarakat dan praktik baik EbA dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi lokal. Sementara itu di Museum Gumuk Pasir, kegiatan didampingi oleh Seto Baruno, S.T., M.Eng., selaku Kepala BGPGP, yang memberikan penjelasan mengenai peran geospasial dalam mendukung pengelolaan pesisir dan pentingnya konservasi di kawasan gumuk pasir.
Kegiatan ini diikuti oleh 39 peserta yang berasal dari berbagai instansi pemerintah, lembaga teknis, dan kelompok masyarakat seperti Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup, Balai Taman Nasional, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Balai Perhutanan Sosial, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian, Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman, Cabang Dinas Kehutanan, Kesatuan Pengelolaan Hutan, dan Kelompok Tani Hutan dari berbagai provinsi di Indonesia.
Melalui kegiatan ini, Fakultas Geografi UGM berkomitmen untuk memperkuat kontribusi akademik dan teknis dalam mendukung implementasi pendekatan berbasis ekosistem bagi ketahanan iklim dan keberlanjutan lingkungan hidup. Hasil dari FGD ini akan menjadi bagian dari integrasi data spasial praktik EbA pada Geoportal nasional, yang diharapkan dapat mendukung strategi replikasi dan percepatan pencapaian target Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.