The Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada, has been working with experts across the globe to create a global course on “Trigger Change! Innovative Urban Solutions for Land Restoration, A Global Course”. This global course is an initiation from the G20 (Group of Twenty) and the EU (European Union). The G20 Leaders’ Declaration, issued on 22nd November 2020, launched a “Global Initiative on Reducing Land Degradation and Enhancing Conservation of Terrestrial Habitats”. This declaration brought immense impacts and efforts to mitigate the land degradation from different perspectives. Based on a voluntary basis, the G20 countries share the ambition to achieve a 50 percent reduction in the amount of degraded land by 2040. The G20 Global Land Initiative (G20-GLI) with oversight from the United Nations for Combatting Climate Change and Desertification (UNCCD), will focus on capacity building, engaging the private sector and civil society, and showcasing success.
SDG 15: Ekosistem Daratan
Pelatihan Sustainable Land Restoration (SLR) pada Lahan Kritis di Indonesia diselenggarakan untuk mendukung FOLU Net Sink 2030 yang berangkat dari kerja sama antara Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai Implementing Partner dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia. Penentuan lokus sebagai fokus wilayah pelatihan ini mengacu pada wilayah kerja prioritas program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030. Pelatihan berlangsung di The Alana Hotel and Convention Center, pada Selasa 29 Oktober hingga Jum’at 1 November 2024 untuk lokus Daerah Aliran Sungai (DAS) Sepaku.
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar pelatihan “Standarisasi Basis Data Pendukung Ecosystem Based-Approach (EbA) dan FOLU Net Sink 2030” selama empat hari, mulai Selasa (22/10) hingga Jumat (25/10), di Ruang Pertemuan Sidoasih, Hotel Grand Keisha, Yogyakarta. Kegiatan ini ditujukan dalam rangka mendukung pencapaian target program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), FOLU Net Sink 2030.
FOLU Net Sink 2030 sendiri merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya, serta meningkatkan penyerapan karbon.
Sistem Informasi Geografis (SIG) mengalami perkembangan pesat beberapa tahun terakhir, terutama sebagai respons terhadap tantangan global seperti perubahan iklim, urbanisasi, dan krisis kesehatan masyarakat. Teknologi ini berguna untuk menganalisis data spasial terkait dengan dampak lingkungan, memfasilitasi perencanaan smart city, dan meningkatkan strategi respons bencana. Selama pandemi COVID-19, misalnya, SIG berperan penting dalam melacak penyebaran virus, mengoptimalkan alokasi sumber daya, dan memberi informasi kepada kebijakan kesehatan masyarakat.
Yogyakarta, 21 September 2024 – Dalam rangka memberdayakan desa berbasis pengelolaan lingkungan alam yang berkelanjutan dan meningkatkan ketangguhan kawasan pedesaan, Pusat Studi Asia Pasifik Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama beberapa dosen dari Fakultas Geografi dan Fakultas Pertanian UGM menyelenggarakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang bertema “Literasi Iklim Untuk Penguatan Ekonomi Berbasis Pengelolaan Lingkungan Alam Berkelanjutan Menuju Ketangguhan Kawasan Pedesaan.” Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Desa Binaan UGM 2024, yang dilaksanakan di bawah naungan Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada. Program Desa Binaan di Desa Sriharjo ini telah dilaksanakan sejak bulan Juli hingga November 2024.
Yogyakarta, 25 September 2024 – Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Departemen Geografi Lingkungan telah sukses menyelenggarakan The 6th International Conference on Environmental Resources Management in Global Region (ICERM) pada tanggal 24 September 2024. Seminar internasional ini menghadirkan para peneliti, akademisi, dan praktisi dari berbagai negara untuk berbagi pandangan serta hasil penelitian terkait pengelolaan lanskap dan pembangunan berkelanjutan.
Dengan tema “Landscape Management and Development for Sustainable Livelihood,” ICERM 2024 bertujuan untuk membahas solusi terhadap tantangan degradasi lingkungan yang semakin mendesak. Konferensi ini menyoroti pentingnya manajemen lanskap yang berkelanjutan sebagai upaya menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan pelestarian lingkungan hidup.
Kelompok Studi Gender dan Pembangunan, Departemen Geografi Pembangunan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (DGP FGE UGM) kembali melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di SMP N 5 Yogyakarta yang saat ini menginjak tahun ke-2 (dua) sebagai upaya lanjutan integrasi Education for Sustainable Development (ESD) dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kegiatan ini dikoordinir oleh Surani Hasanati S.Si., M.Sc. Dosen Prodi Pembangunan Wilayah sekaligus Periset Kelompok Studi Gender dan Pembangun. Asisten mahasiswa yang terlibat berasal dari Prodi yang sama yaitu Cherlys, Aisyah Ghulam Alwutsqo, dan Lintang Avril Az Zahra.
Sehubungan dengan rangkaian kerjasama Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada dalam program Sustainable Infrastructure Programme in Asia (SIPA) yang diinisiasi oleh Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Proyek Infrastruktur Prioritas Nasional Kementerian PPN/Bappenas bersama Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan World Wildlife Fund (WWF) sebagai upaya mengarusutamakan perencanaan pembangunan jangka panjang dan jangka menengah yang mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang berketahanan iklim di tingkat nasional menyelenggarakan Training Pengarusutamaan Solusi Berbasis Alam untuk Perencanaan Infrastruktur Berkelanjutan pada 26-27 Agustus 2024 di Hotel Grand Tjokro Yogyakarta.
Perlindungan lingkungan dan sumber daya alam menjadi salah satu fokus utama dalam transformasi yang direncanakan pada rencana ini. Konsep pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang memperhatikan perubahan iklim dengan mengedepankan solusi berbasis alam atau yang juga dikenal dengan Nature-based Solution (NbS) menjadi kunci untuk menghadirkan solusi yang cerdas dan ramah lingkungan. Penting untuk mencatat bahwa kontribusi para pihak memiliki peran krusial dalam penyusunan perencanaan yang mengedepankan prinsip ramah terhadap risiko perubahan iklim dan lingkungan.
Pada hari Senin, 3 September 2024, Fakultas Geografi UGM sebagai salah satu pelaksana program FOLU Net Sink 2030 Indonesia mengadakan pelatihan dengan judul “Pelatihan Ecosystem-based Approach (EbA) dan Ecosystem-based Disaster Risk Reduction (Eco-DRR) untuk Mendukung Program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.” Tujuan utama acara ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam Ecosystem-based Approach (EbA) guna mendukung tercapainya Indonesia’s FOLU Net Sink 2030. Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait praktik baik EbA yang berkaitan langsung dengan peningkatan dan pemeliharaan serapan karbon, serta penurunan emisi karbon, yang telah diterapkan di lokasi kajian tertentu agar dapat disebarkan melalui Geoportal di masa mendatang.
Acara pelatihan berlangsung dari tanggal 3–6 September 2024 bertempat di Hotel Swiss-Belboutique, Yogyakarta. Hari pertama dibuka dengan sambutan oleh Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron, S.Si., M.T., M.Sc. sebagai Ketua Pelaksana program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 Fakultas Geografi UGM. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Dr. Ida Kusdamayanti, M.Si. selaku Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) SDM LHK yang juga secara simbolis membuka rangkaian pelatihan yang diselenggarakan. Sambutan kemudian dilanjutkan oleh Dr. Danang Sri Hadmoko, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Geografi. Pada pembukaan pelatihan ini juga diberikan pengenalan singkat dari Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, M.Sc. Ketua Harian I Tim Kerja Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 terkait esensi dari program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.
Acara ini merupakan kerja sama antara Fakultas Geografi UGM dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pelatihan ini diikuti oleh 39 peserta yang berasal dari lokus DAS Indragiri. Peserta merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Non-ASN lingkup Direktorat Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Rehabilitasi Hutan, Balai Pelatihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPLHK) tingkat Kabupaten/Kota, Direktorat Pengendalian Perubahan Iklim, Direktorat Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Pusat Data dan Informasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion, Unit Pelatihan Teknis (UPT) BPDAS, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan tingkat provinsi dan kabupaten, Dinas Perkebunan tingkat provinsi, Forum DAS tingkat provinsi, Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) yang dibawahi, pemerintah daerah tingkat kabupaten, Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), maupun organisasi terkait.
Sebagai penutup, diharapkan pelatihan ini tidak hanya memperkaya wawasan dan keterampilan para peserta, tetapi juga menjadi langkah konkret dalam memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam upaya pencapaian Indonesia’s FOLU Net Sink 2030. Dengan dukungan dan partisipasi aktif dari berbagai pihak, implementasi Ecosystem-based Approach (EbA) dan Ecosystem-based Disaster Risk Reduction (Eco-DRR) dapat semakin diperluas dan dioptimalkan, sehingga mendukung keberlanjutan lingkungan di Indonesia. Fakultas Geografi UGM berharap pelatihan ini dapat menjadi awal dari serangkaian inisiatif yang akan terus dikembangkan oleh berbagai pihak.