Fakultas Geografi (FGe) Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan teknologi kelautan dan keberlanjutan global melalui partisipasi mahasiswa program magister dalam Korea Visit Program 2025 yang diselenggarakan oleh Korea–Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) . Kegiatan ini berlangsung dari 19 hingga 24 Mei 2025 di Busan, Korea Selatan sebagai upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang teknologi kelautan sekaligus memperkuat kerja sama internasional antara Indonesia dan Korea Selatan.
SDG 14: Ekosistem Lautan
Tiga mahasiswa Program Studi Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi (FGe), Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih Juara 1 dan Best Presentation kompetisi Esai bertemakan Inovasi Teknologi Perikanan di ajang Pekan Akuakultur Indonesia (PIA) 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya (UB). Ketiga mahasiswa tersebut adalah R. Muhammad Syarif Abdurrahman, Adam Amirul Akbari, dan Darvpa Nusantara Yogya.
Melalui karya yang berjudul “Aplikasi Machine Learning pada Citra SkySat untuk Deteksi Aktivitas Overfishing: Strategi Gen Z dalam Penegakan Pembatasan Penangkapan Ikan”, mereka mengangkat isu overfishing yang kian mengancam keberlanjutan ekosistem laut nasional.
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (FGE UGM) kembali menunjukkan komitmennya dalam penguatan kolaborasi internasional di bidang perubahan iklim dan ekonomi biru. Hal ini ditandai dengan ditunjuknya FGE UGM sebagai mitra utama sekaligus regional coordinator dalam penyusunan seagrass blue carbon and peatland profile untuk wilayah ASEAN dan Timor Leste dalam acara The Launch Event of the ASEAN Blue Carbon and Finance Profiling (ABCF) Project.
Proses penyusunan profil tersebut dikoordinasikan oleh Prof. Dr. Pramaditya Wicaksono, S.Si., M.Si., dari Fakultas Geografi UGM bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Badan Informasi Geospasial (BIG).
Pramaditya Wicaksono | Amanda Maishella | Ramadhan
Remote Sensing Applications: Society and Environment, Volume 38, April 2025, 101552
Abstract
One of the challenges associated with the monitoring of seagrass meadows is the seasonal variability in percent cover, which is closely linked to the aboveground biomass carbon stock (AGC). To gain a comprehensive understanding of seagrass dynamics, it is essential to obtain spatial and temporal information on seagrass AGC. The most effective approach for mapping the dynamics of seagrass AGC is remote sensing; however, limited robustness of the mapping model limits their applicability across different locations. To address this issue, we developed a robust model for mapping seagrass AGC, with the objective of capturing the dynamics of seagrass AGC in intertidal seagrass meadows. Using seagrass field data and assuming that pure seagrass and sand pixels have 100 % and 0 % seagrass cover, respectively, we trained stepwise, machine learning (random forest, support vector machine, and multivariate adaptive regression spline), and deep learning (dense neural network) regression models to convert Sentinel-2 reflectance into seagrass AGC. The accuracy of the models was evaluated at multiple sites with available field data, and the results demonstrated an RMSE ranging from 6.28 to 13.97 g C m−2 and a correlation coefficient between 0.69 and 0.83. Overall, the SVM regression model exhibited the highest accuracy. The SVM model was subsequently applied to 13 seagrass sites across Indonesia over a 36-month period, revealing consistent and recurring monthly and bimonthly AGC patterns. The majority of seagrass meadows exhibited their highest AGC during the May–June period and their lowest during the September–October period. This study also represents the first time-series mapping of seagrass AGC in Indonesia on a monthly and bimonthly basis, marking a significant advancement in understanding seagrass’s potential as a blue carbon sink. Additionally, to achieve more accurate assessments of seagrass changes, it is crucial to account for the monthly and seasonal dynamics in seagrass growth patterns.
Prof. Eko Haryono, pakar geomorfologi karst dari Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), meneliti sampel speleogenesis dari gua Laulawi di Pulau Muna dalam Ekspedisi Buteng. Penelitian ini merupakan misi dalam mengungkap masa lalu, masa kini, dan masa depan sekaligus mendukung upaya konservasi akuifer tersebut.
Keterlibatan Prof. Eko dalam ekspedisi ini berawal dari pertemuannya dengan Robin yang telah lama mengeksplorasi perairan Indonesia. Pertemuan itu terjadi di Buton Tengah, dimana Prof. Eko saat itu sedang melakukan penelitian. Menurut Robin, eksplorasi ini tidak hanya sekadar penemuan, tetapi juga upaya memahami sistem bawah tanah melalui pendekatan kolaboratif antara eksplorasi ekstrem, sains, dan warisan budaya.
Pulau-pulau kecil dengan kepadatan penduduk yang tinggi sering kali menghadapi masalah lingkungan yang cukup serius, salah satunya adalah pencemaran air akibat limbah domestik. Ditambah lagi jika wilayah tersebut tidak memiliki pengelolaan air limbah yang memadai, pencemaran dari sumber domestik dapat mempengaruhi kesehatan ekosistem laut.
Fenomena inilah yang menjadi latar belakang Dr. Rika Harini, S.Si., MP., dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), bersama tim untuk memilih Pulau Bungin, salah satu pulau dengan kepadatan penduduk tertinggi yang terletak di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, sebagai fokus studi pada penelitian ini.
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan seremonial penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dalam penguatan sumber daya air bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di bidang sumber daya air pada Selasa (26/11) di Ruang Siti Nurbaya Corner, Gedung KLMB Lt.5, Fakultas Geografi UGM.
Seremonial penandatanganan perjanjian kerja sama ini dihadiri oleh Kepala BBWS Serayu Opak, Dr. Gatut Bayuadji, S.Si., M.T. beserta jajaran dan Dekan Fakultas Geografi UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko beserta jajaran.
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggelar Pelatihan Pemodelan Landscape Dynamic. Kegiatan ini bertujuan mendukung Program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam berkelanjutan yang berlangsung selama empat hari (22-24/11) di Hotel Porta by Ambarukmo, Yogyakarta.
Pelatihan ini juga mendukung beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), antara lain nomor 4 (pendidikan yang baik), 5 (kesetaraan gender), 11 (kota dan komunitas yang berkelanjutan), 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab), 13 (penanganan perubahan iklim), 14 (menjaga ekosistem laut), 15 (menjaga ekosistem darat), dan 17 (kemitraan untuk mencapai tujuan).
Program Studi Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana dan Kelompok Studi Karst-Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan rangkaian kegiatan the 5th Asian Trans-Disciplinary Karst Conference 2024 yang diketuai oleh Prof. Dr. Eko Haryono, M.Si. Rangkaian kegiatan ini dimulai dengan kegiatan Eksplorasi Gua Internasional Gabungan di Karst Sangkulirang-Mangkalihat Provinsi Kalimantan Timur dan Karst Batu Benau Provinsi Kalimantan Utara pada tanggal 29 Juli. Dalam kegiatan eksplorasi gabungan ini, tim dari Kelompok Studi Karst bersama dengan tim dari Cina melakukan pendataan dan pemetaan gua-gua di dua kawasan karst tersebut. Di waktu yang bersamaan, Summer Course bertajuk “Sharing with Experts on Cave and Karst Sustainable Management” juga diselenggarakan secara daring. Summer course ini dihadiri lebih dari 40 peserta dari berbagai negara dan menghadirkan 18 pengajar dan ahli-ahli karst dari berbagai belahan dunia.
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar SDGs Seminar Series ke-103 dengan mengusung tema “Aksi Iklim Menuju SDG 13: Implementasi Komitmen Adaptasi Global di Level Lokal”. Seminar ini menyoroti pentingnya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di Indonesia, sekaligus memperkuat komitmen UGM dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Seminar yang dilaksanakan secara daring ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari seluruh Indonesia. Pembicara utama dalam acara ini adalah Bapak Stanislaus Risadi Apresian, S.IP., M.A., Ph.D., seorang peneliti dari School of Politics and International Studies, University of Leeds. Sesi ini dimoderatori oleh Bapak Hafidz Wibisono, S.T., M.T., Ph. D., Koordinator SDGs Forum–SDGs Seminar Series Fakultas Geografi, UGM.