Bagi Athar Abdurrahman Bayanuddin, perjalanan ke Jepang bukan sekadar kunjungan akademik, melainkan sebuah mimpi yang akhirnya menjadi kenyataan setelah satu dekade menanti. Mahasiswa Magister Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini berkesempatan mengikuti Twin College Envoys Program (TWINCLE) SPRING 2025 yang diselenggarakan oleh Chiba University, dengan dukungan beasiswa dari Japan Student Services Organization (JASSO). Program ini berlangsung secara daring dan luring dari 14 Desember 2024 hingga 20 Februari 2025.
“Mengunjungi Jepang, khususnya ke Chiba University dan bertemu dengan Prof. Josaphat merupakan salah satu mimpinya saya sejak lulus dari program Diploma. Hal ini benar-benar terwujud setelah kurang lebih 10 tahun kemudian dengan jalan yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya,” ucapnya.
Sebanyak 48 mahasiswa Fakultas Geografi (FGE), Universitas Gadjah Mada (UGM) mengikuti Acara Pelepasan Wisudawan Program Sarjana Fakultas Geografi UGM periode II tahun akademik 2024/2025 pada Rabu (27/2) di Auditorium Merapi.
Dalam acara pelepasan tersebut, Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan, Prof. Muhammad Kamal, S.Si., M.GIS., Ph.D., menyampaikan bahwa rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) kumulatif para wisudawan mencapai 3,59. Disebutkan juga bahwa dalam wisuda periode ini, IPK terendah adalah 3,02, sedangkan IPK tertinggi mencapai 3,82.
Keilmuan geografi mencakup berbagai aspek yang berperan penting dalam kehidupan sehingga memiliki dampak luas dalam berbagai sektor kehidupan. Namun, tidak sedikit publik yang mempertanyakan urgensi keilmuan geografi. Begitu halnya dengan eksistensi Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), yang sering mendapat pertanyaan mengenai kerja samanya, kiprah alumninya, hingga kurikulumnya sebagai institusi di bidang geografi.
Saat ini, disampaikan oleh Dekan Fakultas Geografi UGM, Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Si., dalam Webinar Geo-Insight pada Sabtu (22/2), bahwa dunia tengah dihadapkan pada berbagai isu geopolitik, perubahan iklim, pemanasan global, perdagangan karbon, smart city, dan remote sensing. Dan semua hal tersebut dipelajari dalam bidang geografi, khususnya di Fakultas Geografi UGM.
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kuliah umum dengan tajuk “Pemanfaatan Ilmu Ukur Tanah di Bidang Pertanahan” pada Sabtu (22/2). Acara ini menghadirkan Dr. Sigit Santosa, S.Si., M.App.Sc., alumni Fakultas Geografi UGM yang saat ini menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Pendaftaran Tanah dan Ruang, Direktorat Pengaturan Pendaftaran Tanah dan Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Kuliah umum ini merupakan bagian dari upaya kampus dalam memperkaya wawasan mahasiswa mengenai urgensi ilmu ukur tanah dalam tata kelola pertanahan khususnya di Indonesia.
Di era persaingan kerja yang semakin ketat, lulusan perguruan tinggi dituntut untuk tidak hanya memiliki ijazah, tetapi juga keterampilan, jaringan, dan kesiapan menghadapi dunia profesional. Menyadari hal tersebut, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan pembekalan kepada calon wisudawan Periode II Tahun Akademik 2024/2025 dengan mengusung tema “Pengembangan Kepemimpinan dan Karier Geograf” di Auditorium Merapi pada Senin (24/2).
Dalam acara tersebut, Dr. Mukhamad Ngainul Malawani, S.Si., M.Sc., Kepala Unit Pengembangan Karier dan Alumni Fakultas Geografi UGM, memaparkan hasil Tracer Study 2024. Data menunjukkan bahwa 96,2% responden telah memiliki aktivitas setelah lulus, dengan rincian 66,31% bekerja, 4,26% berwirausaha, dan 7,45% melanjutkan studi.
Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) telah menyelenggarakan SDGs Seminar Series yang ke #109. Pada seri ini mengangkat tema “Geografi (di) Pemerintahan: Sharing Session dengan Alumni ASN” pada Jum’at (21/2). Hal ini selaras dengan pilar yang diusung dalam SDGs, yakni pilar hukum dan tata kelola berupa tujuan ke-16 “Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat” serta tujuan ke-17 “Kemitraan untuk Mencapai Tujuan”.
Seminar ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan berbagi pengalaman dari alumni yang telah berkarir sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), serta bagaimana perspektif geografi dapat diterapkan dalam konteks pemerintahan. Seminar dilaksanakan secara daring dengan menghadirkan Dina Rahayu, S.Si. (Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang), Nico Awwaludin, S.Si. (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), Ismail Abdulmaajid, S.Si. (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ciamis), dan Novi Ghitha Khairina, S.Si. (Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus).
Mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih juara pertama dalam Paper Competition SIGMA 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Padjajaran. Tim yang tergabung dalam “EcoBreeze” ini terdiri dari Ilkarizia Etro Candra Gabesya dan Mulky Djati Sabila, yang merupakan mahasiswa S-1 Kartografi dan Penginderaan Jauh, serta Zuhud Ahnaf Fauzi, mahasiswa S-1 Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK).
SIGMA 2025 ini mengangkat tema “Pemanfaatan Remote Sensing untuk Mendorong Pencapaian SDGs di Era Digital 4.0”. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi ini memberikan solusi berbasis data untuk pengembangan kota berkelanjutan, pengendalian polusi, dan peningkatan ketahanan pangan. Implementasi penginderaan jauh di era digital semakin didukung dengan integrasi kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT), memungkinkan pemrosesan data yang lebih cepat dengan presisi tinggi.
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar acara Studium Generale bertajuk Regional Development dengan menghadirkan dua keynote speakers, Femke Van Noorloos dari Utrecht University dan Prof. Rijanta dari Fakultas Geografi UGM di Auditorium Merapi pada Rabu (19/2). Keduanya membahas isu-isu seputar urbanisasi, tantangan pembangunan, dan dampak dari kota baru. Femke mengangkat tema “An Overview on Urban Development, Frontier and New City”, sedang Prof. Rijanta dengan tema “Rural-Urbanization in the Vicinity of Nusantara”.
Ibarat memory card, Antartika merupakan kawasan yang sangat strategis termasuk bagi para geograf. Kawasan ini menyimpan sejarah panjang proses geologi dan morfologi bumi yang masih tersimpan dengan rapi. Hal ini disampaikan oleh Gerry Utama, salah satu alumni Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), yang turut serta dalam Ekspedisi Antartika Rusia ke-69.
Dalam kuliah umum bertajuk Antartika dan Masa Depan Bumi: Tantangan dan Peluang dalam Riset Kutub Selatan pada Selasa (20/2) di Auditorium Merapi Fakultas Geografi UGM, Gerry menekankan urgensi partisipasi aktif Indonesia dalam eksplorasi dan penelitian di Antartika. Sejauh ini, Indonesia telah terlibat dalam tiga ekspedisi gabungan ke Antartika, yang menunjukkan upaya indonesia membangun kemandirian riset di bidang antartika. Namun, untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional, ratifikasi Traktat Antartika dan pembentukan Badan Eksplorasi Antartika Indonesia (BEAI) menjadi langkah krusial.
Kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Departemen Sains Informasi Geografi (SaIG), SaIG Research Showcase 2025, kembali digelar pada Jum’at (14/1) di selasar Gedung D Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM). Kegiatan ini ditujukan untuk memperkenalkan berbagai riset yang telah dilakukan oleh para dosen kepada mahasiswa dan kolega dosen lainnya, khususnya yang berkaitan dengan penelitian.
Dr. Bowo Susilo, S.Si., M.T., Ketua Departemen SaIG menyampaikan bahwa acara ini penting untuk memberikan motivasi kepada mahasiswa dalam menentukan tema riset, baik untuk skripsi maupun tesis. “Mahasiswa bisa segera menentukan tema riset yang akan ditekuni dan dapat lulus tepat waktu,” ungkapnya dalam pembukaan kegiatan.

