Upaya Indonesia mencapai FOLU Net Sink 2030 memasuki tahap penting dengan diluncurkannya mekanisme penilaian dan geoportal praktik baik Ecosystem-based Approach (EbA) oleh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM). Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama UGM, Danang Sri Hadmoko, menegaskan bahwa inovasi ini menjadi tonggak percepatan kontribusi Indonesia dalam penurunan emisi.
“Geoportal dan mekanisme penilaian EbA ini adalah langkah konkret kami untuk menghadirkan data yang terbuka, terstandar, dan dapat langsung dimanfaatkan oleh pengambil kebijakan,” ujarnya (9/12) dalam pembukaan Diseminasi Hasil Pemetaan EbA pada 9–10 Desember 2025 di Grand Keisha Hotel Yogyakarta.
Inisiatif ini turut menjadi sorotan karena untuk pertama kalinya, proses perumusan indikator penilaian EbA, yang telah dilakukan sejak 2024, ditampilkan secara komprehensif. Indikator tersebut dikembangkan melalui kolaborasi multipihak di tingkat tapak, lokal, regional, hingga nasional, dimulai dari identifikasi temuan seluruh tim kerja FOLU Fakultas Geografi pada 2024 dan diperdalam melalui FGD sejak Mei hingga Desember 2025. Mekanisme ini memastikan bahwa praktik EbA dapat terdokumentasi secara konsisten dan akuntabel sebagai dasar pengambilan kebijakan tata kelola sumber daya alam.
Selain indikator, Fakultas Geografi menampilkan perkembangan seluruh tim kerja FOLU 2025, mulai dari penguatan basis data pendukung, integrasi data pada geoportal, penyusunan kerangka formulasi indikator, hingga pelatihan Essential Biodiversity Variables dan Essential Ecosystem Services Variables berbasis penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG). Seluruh proses tersebut berpuncak pada acara diseminasi yang berfokus pada penyampaian hasil kerja dan pikir Geografi UGM kepada publik dan pemangku kepentingan.
Dalam agenda diseminasi, geoportal yang diperkenalkan menjadi salah satu aspek paling menarik karena berfungsi sebagai ekosistem informasi terbuka yang menampilkan sebaran praktik baik EbA secara spasial. Dengan standar data seragam dan mekanisme penilaian baku, geoportal ini memberi peluang bagi pengambil kebijakan, peneliti, dan pengelola kawasan untuk bekerja lebih kolaboratif, transparan, dan berbasis bukti.
Kegiatan diseminasi ini dihadiri oleh para pemangku kawasan dari Sumatra, Kalimantan, dan Jawa, termasuk Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup, BPDAS, BPKH, Badan Pengelola Geopark, OIKN, Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup, Balai Taman Nasional, Balai Perhutanan Sosial, CDK, KPH, dan KTH, serta undangan dari jajaran Project Management Unit Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 dan pimpinan Fakultas Geografi UGM.



