
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), melalui Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan (Lab. HKL) di bawah Departemen Geografi Lingkungan, secara resmi menerbitkan Majalah Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan edisi pertama pada Juli 2025 dan akan terbit secara berkala pada edisi-edisi selanjutnya. Inisiatif tersebut merupakan wujud nyata komitmen Lab. HKL dalam menyampaikan informasi ilmiah, hasil riset, serta isu-isu terkini di bidang hidrologi, klimatologi, dan lingkungan hidup kepada masyarakat luas.
Seperti yang diketahui, Lab. HKL merupakan laboratorium pendidikan sekaligus laboratorium pengujian yang telah teregistrasi sebagai Laboratorium Lingkungan di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sejak tahun 2023. Laboratorium ini juga secara konsisten menerapkan standar SNI ISO/IEC 17025:2017 sebagai bentuk komitmen terhadap kualitas layanan pengujian dan data ilmiah yang akurat.
Kepala Lab. HKL, Dr. Tjahyo Nugroho Adji, M.Sc.Tech., menyampaikan bahwa penerbitan edisi perdana ini menjadi wujud rasa syukur kami atas keberlanjutan aktivitas ilmiah di laboratorium. Lebih dari itu, penerbitan majalah ini juga sebagai upaya untuk memperkuat komunikasi ilmiah dan promosi layanan yang dimiliki Lab. HKL kepada masyarakat luas.
Sebagai media ilmiah populer, Majalah Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan tidak hanya ditujukan bagi kalangan akademik dan peneliti, tetapi juga terbuka bagi praktisi, pengambil kebijakan, dan masyarakat umum yang peduli terhadap isu air, iklim, dan keberlanjutan lingkungan. “Majalah ini menjadi wadah berbagi gagasan, hasil riset, dan pengalaman dari berbagai kalangan, baik akademisi, praktisi, maupun mahasiswa,” tambahnya.
Edisi perdananya yang mencakup periode Januari–Juni 2025 ini dapat diakses secara daring melalui tautan http://ugm.id/4Dj. Lab. HKL juga membuka peluang bagi siapa pun yang ingin berkontribusi melalui tulisan, gagasan, atau ulasan pada edisi-edisi berikutnya.
“Melalui inisiatif ini, Lab. HKL berharap dapat terus berkontribusi dalam pengembangan pengetahuan dan ilmu konservasi lingkungan di Indonesia secara berkelanjutan,” pungkas Dr. Tjahyo.