Bayat, Klaten, 15 Juli 2024 – Sebanyak 110 mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada berkumpul di kampus pada pukul 06.30 WIB untuk memulai perjalanan mereka menuju Kuliah Kerja Lapangan (KKL) II di Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Mereka didampingi oleh semua dosen pembimbing, Ketua Program Studi Geografi Lingkungan, dan Dekan Fakultas Geografi. Rombongan berangkat bersama dengan menggunakan dua bus, dua mobil, dan empat pick up yang mengangkut alat ukur serta barang-barang mahasiswa.
Perjalanan menuju lokasi dimulai pada pukul 07.00 WIB. Sesampainya di Bayat, para mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan berbagai jenis penelitian lapangan yang mendalam.
Kelompok pertama bertugas melakukan pengukuran batimetri untuk mengukur kedalaman danau serta kandungan sedimen. Pengukuran ini sangat penting untuk memahami kondisi danau dan perannya dalam ekosistem lokal. Hasil pengukuran batimetri ini diharapkan dapat memberikan data yang akurat mengenai kondisi perairan di Rowo Jombor, yang merupakan salah satu lokasi utama penelitian. Kelompok kedua melakukan pengukuran sosioekonomi melalui wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD) dengan masyarakat sekitar Rowo Jombor. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai kondisi sosial dan ekonomi masyarakat setempat, termasuk mata pencaharian, kesejahteraan, dan akses terhadap sumber daya alam. Data yang diperoleh akan menjadi dasar untuk merumuskan strategi pengembangan yang berkelanjutan dan sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 1 (Tanpa Kemiskinan) dan nomor 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi).
Mahasiswa dan dosen juga melakukan pengamatan geomorfologi dengan menyusuri bentang alam antara Rowo Jombor hingga makam Sunan Pandanaran. Terdapat sembilan titik pengamatan yang digunakan untuk mengidentifikasi proses geomorfologi yang terjadi, jenis batuan, potensi longsor, kandungan air, dan penggunaan lahan. Pengamatan ini bertujuan untuk memahami dinamika geomorfologi dan risiko bencana alam yang mungkin terjadi di daerah tersebut.
Dalam pengukuran geomorfologi, mahasiswa melakukan pengamatan terhadap proses geomorfologi, jenis batuan, dan umur batuan dari hulu DAS Dengkeng hingga hilir. Mereka juga memetakan penggunaan lahan, mengidentifikasi kemiringan lereng, serta mengkaji proses geomorfologi dan karakteristik batuan di daerah tersebut. Kegiatan ini penting untuk mendukung SDGs nomor 15 (Kehidupan di Darat) yang fokus pada konservasi ekosistem darat.
Pengukuran hidrologi dilakukan oleh mahasiswa dengan berbagai metode, termasuk pengukuran kualitas air. Mereka mengestimasi kualitas air yang digunakan oleh masyarakat setempat, yang merupakan langkah penting dalam mendukung SDGs nomor 6 (Air Bersih dan Sanitasi). Pengukuran ini tidak hanya bertujuan untuk mengetahui kondisi air saat ini, tetapi juga untuk memberikan rekomendasi dalam upaya perbaikan kualitas air bagi masyarakat.
Kuliah Kerja Lapangan II ini tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi para mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang mereka pelajari di kelas, tetapi juga berkontribusi nyata dalam mendukung penelitian dan pengembangan berkelanjutan di daerah Bayat, Klaten. Dengan memadukan berbagai aspek penelitian seperti batimetri, sosioekonomi, geomorfologi, dan hidrologi, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat dan lingkungan.