Yogyakarta, 6 Maret 2024 – Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada menggelar Ministerial Lecture dengan tema “Pentingnya Informasi Geospasial Tematik Ekosistem Karbon Biru pada Kawasan Konservasi, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil dalam Strategi Mencapai Ekonomi Biru di Indonesia”. Acara ini dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Ir. Sakti Wahyu Trenggono, M.M., IPU, dan diselenggarakan di Balai Senat Universitas Gadjah Mada.
Rangkaian acara dimulai dengan sambutan dari Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., serta Direktur Jenderal Pengelolaan dan Ruang Laut (PKRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Irjen. Pol. Drs. Victor Gustaf Manoppo, M.H. Sebelum dimulainya kuliah umum, dilakukan prosesi penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara beberapa pihak.
PKS pertama antara Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (PKRL-KKP) dan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada bertujuan untuk Pengelolaan dan Penyusunan Informasi Geospasial Tematik Ekosistem Kawasan Konservasi, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil. PKS ini ditandatangani oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dr. Kusdiantoro, S.Pi., M.Sc., serta Dekan Fakultas Geografi UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc.
Selanjutnya, PKS kedua antara Direktorat Jenderal PKRL-KKP dan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada bertujuan untuk Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Penelitian, Dukungan Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, dan Advokasi Hukum di Bidang Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut. PKS ini ditandatangani oleh Dekan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Dahliana Hasan, S.H., M.Tax., Ph.D.
Terakhir, PKS antara lima pihak yaitu Universitas Gadjah Mada, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Badan Informasi Geospasial, dan Universitas Hasanuddin mengenai kegiatan “National Seagrass Mapping Framework Development and Implementation Project in Indonesia”. PKS ini ditandatangani oleh perwakilan dari masing-masing pihak yang terlibat.
Setelah penandatanganan PKS terakhir, acara dilanjutkan dengan sesi kuliah yang dipimpin oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Ir. Sakti Wahyu Trenggono, M.M., IPU. Sesi ini dimoderatori oleh Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., Dalam sesi ini, Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan rencana pengembangan lima komoditas budi daya perikanan laut sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan 140 juta penduduk di wilayah pesisir. Komoditas tersebut meliputi udang, rumput laut, nila salin, kepiting, dan lobster dengan pangsa pasar mencapai sekitar 400 miliar dollar AS per tahun. Pembangunan kampung nelayan modern telah dimulai sebagai bagian dari transformasi ruang hidup dan sosial nelayan untuk meningkatkan produktivitas dan kemandirian, dengan contoh pertama di Desa Samber, Papua.
Menteri Sakti Wahyu Trenggono juga menekankan pentingnya belajar dari negara lain, seperti Norwegia dalam hal budi daya salmon, untuk meningkatkan kemampuan kita dalam sektor ini. Dia mengingatkan bahwa tanpa upaya budi daya perikanan, sulit untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, mengingat nilai tukar nelayan RI saat ini masih rendah, sementara potensi ekonomi dari karbon biru di wilayah kelautan, konservasi, dan pulau terpencil juga dapat memberikan kontribusi yang signifikan, yang membutuhkan pengembangan infrastruktur ocean big data. Setelah kuliah, acara ditutup dengan sesi tanya jawab, di mana peserta dapat berinteraksi langsung dengan pembicara untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang topik yang dibahas.
Acara ini menegaskan komitmen bersama dalam pengembangan dan pemanfaatan informasi geospasial untuk mendukung pembangunan ekonomi biru di Indonesia.