Tim GeosainsCode Universitas Gadjah Mada (UGM) meraih juara pertama dalam kategori Innovative Essay Competition (IEC) pada The 22th Civil Engineering National Summit (CENS) yang diselenggarakan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI). Dua dari tiga anggota tim merupakan mahasiswa dari Fakultas Geografi (FGe) UGM, yaitu Astri Sholikhah dan Mujaddid Azka Fikri Ghajali dari Program Studi Geografi Lingkungan angkatan 2023, sementara satu anggota lainnya, Dina Inanda Kamila, berasal dari Teknik Arsitektur UGM. Capaian ini sekaligus mencatatkan sejarah baru sebagai tim pertama dari luar disiplin Teknik Sipil yang menjuarai kompetisi tersebut.
SDGs
Setelah sebelumnya Menteri Transmigrasi melakukan kunjungan ke Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (FGe UGM) untuk melakukan penjajakan kerja sama, pada Selasa (27/5) kedua pihak secara resmi menindaklanjuti komitmen tersebut melalui Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (Ditjen PPKT) dengan Fakultas Geografi UGM.
Kerja sama ini merupakan upaya untuk mendukung pengembangan kawasan transmigrasi berkelanjutan melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) terus berkomitmen mendukung pencapaian target FOLU Net Sink 2030 melalui penyelenggaraan Focus Group Discussion (FGD) WP 2.3 bertajuk “Sinkronisasi Hasil Kajian EbA di DAS Indragiri, Rokan, Sepaku, Brantas, dan Karst Jawa”. Kegiatan ini menjadi forum strategis untuk menginventarisasi dan memverifikasi data spasial yang mendukung pendekatan Ecosystem-based Adaptation (EbA), sekaligus menyiapkan data terstandarisasi untuk diintegrasikan ke dalam sistem Geoportal FOLU Net Sink 2030.
Dalam rangka memberikan bekal kepada calon wisudawan menghadapi dunia kerja, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (FGe UGM) menyelenggarakan kegiatan Pembekalan Calon Wisudawan Periode III Tahun Akademik 2024/2025 , pada Senin (26/5), di Ruang E502, Gedung E Lantai 5, Fakultas Geografi UGM.
Kegiatan ini mengusung tema “Green Jobs dan Personal Branding untuk Melamar Pekerjaan” , yang bertujuan membekali calon wisudawan dengan informasi terkini seputar peluang pekerjaan di bidang geografi serta strategi membangun citra diri yang menarik di mata dunia kerja.
Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) merupakan kerangka besar pembangunan kependudukan yang terdiri atas lima pilar utama: pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, pembangunan keluarga, penataan persebaran penduduk, serta data.
Dalam kegiatan Pertemuan Advokasi Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Gunungkidul, Dr. Umi Listyaningsih, S.Si., M.Si., dosen sekaligus Kepala Laboratorium Kependudukan dan Sumberdaya Ekonomi Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (FGe UGM) menyampaikan bahwa GDPK bukan sekadar dokumen formal, melainkan peta jalan kebijakan yang disusun secara logis dan berbasis empiris dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (FGE UGM) mengajak para siswa SMA Islam Al Azhar (IA) 9 Yogyakarta untuk memanfaatkan peluang studi internasional melalui International Undergraduate Program (IUP). Terlebih, mendorong siswa untuk terlibat dalam studi internasional yang fokus pada geografi dan lingkungan. Hal tersebut disampaikan dalam sebuah sosialisasi di Auditorium Al Hafidz, Kamis (21/5).
Kegiatan ini sekaligus merupakan tindak lanjut kerja sama antara Fakultas Geografi UGM dan SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta yang telah resmi ditandatangani pada awal tahun 2025.
Dua fakultas di Universitas Gadjah Mada (UGM), yaitu Fakultas Geografi (FGE) dan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), melakukan kolaborasi dengan King Edward VII Hall, National University of Singapore (NUS), dalam kegiatan bertajuk “Expert Lecture and Case Study Collaboration on Sustainable Agricultural Supply Chains in the Rural-Urban Context” . Kegiatan ini berlangsung pada Selasa (20/5) di Fakultas Teknologi Pertanian UGM.
Kolaborasi antara ketiganya merupakan bagian dari Southeast Asia Friendship Initiative (SFI) sebagai upaya mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 2 yakni Zero Hunger .
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (FGE UGM) kembali menunjukkan komitmennya dalam penguatan kolaborasi internasional di bidang perubahan iklim dan ekonomi biru. Hal ini ditandai dengan ditunjuknya FGE UGM sebagai mitra utama sekaligus regional coordinator dalam penyusunan seagrass blue carbon and peatland profile untuk wilayah ASEAN dan Timor Leste dalam acara The Launch Event of the ASEAN Blue Carbon and Finance Profiling (ABCF) Project.
Proses penyusunan profil tersebut dikoordinasikan oleh Prof. Dr. Pramaditya Wicaksono, S.Si., M.Si., dari Fakultas Geografi UGM bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Badan Informasi Geospasial (BIG).
Nanang Widaryoko | Sukamdi | Agus Joko Pitoyo
Cogent Social Sciences 2025, Vol. 11, no. 1, 2495858
Abstract
Scholarly discourse on migration has traditionally examined the welfare implications for migrants and non-migrants, yielding diverse perspectives. However, the conventional portrayal of migration as a one-way, overlooks the dynamic nature of contemporary migration, rendering discussions on the impact of migration less comprehensive. This study fills the gap by investigating the economic and poverty impacts of repeated migration versus one-way migration in Indonesia. Using panel data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) from 1993 to 2014, we apply a multinomial endogenous switching regression model and Propensity Score Matching (PSM) to analyze migration outcomes across different migration trajectories. Our findings reveal that migrants who engage in onward migration generally experience higher economic welfare than one-way migrants. Among one-way migrants, those who migrated as children have the highest economic outcomes, while one-way migration in adulthood tends to be less beneficial. In terms of poverty impact, migrants who moved as children have the most significant effect on poverty reduction, followed by onward migrants, while migrants who move as adults do not significantly reduce poverty. These results underscore the importance of considering migrant quality, migration duration, and migration trajectory in achieving migration outcomes. In addition, these findings show the importance of classifying migration as not only one way but also repeated migration.
Pramaditya Wicaksono | Amanda Maishella | Ramadhan
Remote Sensing Applications: Society and Environment, Volume 38, April 2025, 101552
Abstract
One of the challenges associated with the monitoring of seagrass meadows is the seasonal variability in percent cover, which is closely linked to the aboveground biomass carbon stock (AGC). To gain a comprehensive understanding of seagrass dynamics, it is essential to obtain spatial and temporal information on seagrass AGC. The most effective approach for mapping the dynamics of seagrass AGC is remote sensing; however, limited robustness of the mapping model limits their applicability across different locations. To address this issue, we developed a robust model for mapping seagrass AGC, with the objective of capturing the dynamics of seagrass AGC in intertidal seagrass meadows. Using seagrass field data and assuming that pure seagrass and sand pixels have 100 % and 0 % seagrass cover, respectively, we trained stepwise, machine learning (random forest, support vector machine, and multivariate adaptive regression spline), and deep learning (dense neural network) regression models to convert Sentinel-2 reflectance into seagrass AGC. The accuracy of the models was evaluated at multiple sites with available field data, and the results demonstrated an RMSE ranging from 6.28 to 13.97 g C m−2 and a correlation coefficient between 0.69 and 0.83. Overall, the SVM regression model exhibited the highest accuracy. The SVM model was subsequently applied to 13 seagrass sites across Indonesia over a 36-month period, revealing consistent and recurring monthly and bimonthly AGC patterns. The majority of seagrass meadows exhibited their highest AGC during the May–June period and their lowest during the September–October period. This study also represents the first time-series mapping of seagrass AGC in Indonesia on a monthly and bimonthly basis, marking a significant advancement in understanding seagrass’s potential as a blue carbon sink. Additionally, to achieve more accurate assessments of seagrass changes, it is crucial to account for the monthly and seasonal dynamics in seagrass growth patterns.