Lanskap karst yang selama ini dikenal dengan keindahan gua dan bentang alamnya, ternyata menyimpan sebuah kenyataan yang kerap kali tak terlihat. Fakta inilah yang diangkat Muhamad Rifki Rafida, mahasiswa Program Studi Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam forum speleologi paling bergengsi di dunia, 19th International Congress of Speleology (ICS) yang digelar di Befly Convention Center, Minascentro Belo Horizonte, Brasil, pada 20–27 Juli 2025.
Rifki menjadi salah satu delegasi Indonesia dalam kongres empat tahunan yang diselenggarakan oleh Union Internationale de Spéléologie (UIS), bekerja sama dengan Brazilian Speleological Society (SBE) dan National Center for Research and Conservation of Caves (ICMBio/CECAV). Forum ini dihadiri 1.164 peserta dari 54 negara yang melibatkan para peneliti, praktisi, akademisi, hingga pegiat konservasi karst dari seluruh dunia.
Di forum internasional tersebut, Rifki memaparkan hasil penelitiannya berjudul “Exploring Suicide Pattern in Karst Environment of Gunungsewu, Indonesia”. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari riset awal yang pernah ia paparkan saat menjadi panitia 5th Asian Transdisciplinary Karst Conference di Yogyakarta, Agustus 2024. Topik penelitiannya kemudian mendapatkan perhatian komunitas ilmiah internasional dan mengantarkan Rifki untuk berpartisipasi sebagai pemakalah, peserta, sekaligus sukarelawan di ICS ke-19 Brasil.

