Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada (UGM) telah menyelenggarakan Sustainable Development Goals (SDG’s) Seminar Series yang ke #106. Adapun tema yang diusung kali ini adalah “Sustainable Development Goals di Kelurahan Warungboto, Kemantren Umbulharjo, Daerah Istimewa Yogyakarta”. Hal ini selaras dengan pilar yang diusung dalam SDGs, yakni pilar pembangunan sosial, pilar pembangunan lingkungan, serta pilar hukum dan tata kelola. Selain itu, Seminar ini merupakan bagian inovasi Laboratorium Kewilayahan dalam hal diseminasi kegiatan Praktikum Pengembangan Masyarakat yang juga menjadi responsi eksternal.
SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan
Minat Studi Pembangunan Wilayah, Magister Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan GEO-PW Webinar Series Seri Pembangunan Wilayah IKN #5 dan Focus Group Discussion pada Selasa (3/12) dengan tema “Creative, Innovative, and Smart Sustainable City Concept for the Capital City”. Kegiatan ini merupakan bagian dari Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) Tahun 2024, dengan tim terdiri atas UGM, UI, ITB, BRIN, Universiti Sains Malaysia (Malaysia) and University of Yangon (Myanmar).
Acara dibuka dengan sambutan dari Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Geografi UGM, dilanjutkan oleh Prof. Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T. selaku Host dan Ketua Minat Studi Pembangunan Wilayah, Magister Geografi UGM.
Dalam upaya bersama mengatasi perubahan iklim, Fakultas Geografi UGM menginisiasi Expert Meeting dua tahap yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan Non-Governmental Organizations (NGO) untuk membahas strategi mitigasi dan adaptasi pada sektor FOLU. Pada tahap pertama (7/11), melibatkan para pembuat kebijakan yang memiliki peran penting dalam merumuskan kebijakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di sektor FOLU. Sedang tahap kedua (22/11) melibatkan sektor swasta dan organisasi non-pemerintah untuk membahas implementasi kebijakan tersebut di lapangan.
The Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada, has been working with experts across the globe to create a global course on “Trigger Change! Innovative Urban Solutions for Land Restoration, A Global Course”. This global course is an initiation from the G20 (Group of Twenty) and the EU (European Union). The G20 Leaders’ Declaration, issued on 22nd November 2020, launched a “Global Initiative on Reducing Land Degradation and Enhancing Conservation of Terrestrial Habitats”. This declaration brought immense impacts and efforts to mitigate the land degradation from different perspectives. Based on a voluntary basis, the G20 countries share the ambition to achieve a 50 percent reduction in the amount of degraded land by 2040. The G20 Global Land Initiative (G20-GLI) with oversight from the United Nations for Combatting Climate Change and Desertification (UNCCD), will focus on capacity building, engaging the private sector and civil society, and showcasing success.
Data dan informasi geospasial menjadi dasar bagi berbagai kegiatan pemerintah daerah, seperti inventarisasi aset, pemetaan, perencanaan, dan monitoring pembangunan. Namun, ketersediaan data dan informasi geospasial yang akurat, serta penyimpanan dan penyajian informasi yang baik, masih menjadi kendala bagi pemerintah daerah.
Untuk meningkatkan motivasi dan memantau capaian penyelenggaraan data dan informasi geospasial, Badan Informasi Geospasial (BIG) setiap tahun genap menyelenggarakan Bhumandala Award. Pada tahun 2024, beberapa mitra kerja sama dan pendampingan Fakultas Geografi berhasil meraih penghargaan tersebut, antara lain:
Kerusakan lahan merupakan masalah serius yang mengancam keberlangsungan hidup manusia, dan pendidikan menjadi kunci dalam mengatasinya. Dalam upaya menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini, Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), mengadakan SDGs Seminar Series #105 bertajuk “Implementasi Edukasi Pengendalian Kerusakan Lahan pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama,” pada Selasa (29/10).
Prof. Muhammad Kamal, S.Si., M.GIS., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan Fakultas Geografi UGM, dalam sambutannya menegaskan bahwa kerusakan lahan tidak hanya memengaruhi produktivitas lahan tetapi juga ekosistem serta kualitas hidup. “Pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan atau environmental literacy. Menanamkan nilai cinta lingkungan sejak dini kita membutuhkan keterlibatan mereka,” ujarnya.
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) baru-baru ini menyelenggarakan pelatihan intensif selama empat hari (22-25 Oktober 2024) dengan fokus pada penerapan Pendekatan Berbasis Ekosistem (EbA) dan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Ekosistem (Eco-DRR) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas peserta dalam mengelola ekosistem secara berkelanjutan, sehingga dapat berkontribusi dalam mencapai target FOLU Net Sink 2030 dan mengurangi risiko bencana di Indonesia.
Sistem Informasi Geografis (SIG) mengalami perkembangan pesat beberapa tahun terakhir, terutama sebagai respons terhadap tantangan global seperti perubahan iklim, urbanisasi, dan krisis kesehatan masyarakat. Teknologi ini berguna untuk menganalisis data spasial terkait dengan dampak lingkungan, memfasilitasi perencanaan smart city, dan meningkatkan strategi respons bencana. Selama pandemi COVID-19, misalnya, SIG berperan penting dalam melacak penyebaran virus, mengoptimalkan alokasi sumber daya, dan memberi informasi kepada kebijakan kesehatan masyarakat.
Kualitas air seringkali terabaikan dan tidak menjadi prioritas utama. Padahal, air yang tampak bersih belum tentu aman untuk dikonsumsi. Banyak masyarakat beranggapan bahwa air yang tidak berbau dan berasa berarti layak minum. Faktanya, air tercemar mengandung zat-zat berbahaya yang tak kasat mata ini berdampak buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang.
Merespons permasalahan pada kualitas air sungai di Indonesia, Lathifah Hanum bersama Aleydya Arda Kautsaretta dan Amanda Putri Murjoko yang merupakan mahasiswa Geografi Lingkungan Angkatan 2021 Univeritas Gadjah Mada (UGM), menawarkan inovasi berbasis Geography Information System (GIS) bernama “HydroC” sebagai solusi cerdas untuk mengevaluasi kualitas sungai di Indonesia, khususnya di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Winongo.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) semakin serius mewujudkan kesetaraan gender. Melalui Perda No. 4/2023 tentang Pengarusutamaan Gender, daerah ini berupaya menjadikan ruang publik lebih inklusif dan ramah bagi semua.
Surani Hasanati, Peneliti Kelompok Studi Gender & Pembangunan sekaligus Dosen Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengakui responsif gender DIY termasuk terbaik dibandingkan daerah lain dengan Indeks Pembangunan Gender (IPG) terbaik nasional.
“Meski demikian, hal itu harus terus ditingkatkan, mengingat tantangan semakin besar seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk perempuan,” ujarnya saat siaran radio pada Selasa (1/10).