
Kabupaten Sikka merupakan salah satu wilayah yang memiliki tingkat kerentanan bencana tertinggi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Hingga saat ini, masyarakat masih menyisakan trauma akibat peristiwa tsunami dan letusan gunung api yang telah menelan banyak korban jiwa. Sebagai upaya konkret dalam merespons hal tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA) Kabupaten Sikka, NTT menjalin kerja sama dengan Fakultas Geografi (FGe) Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam penyusunan dokumen kajian risiko bencana di wilayahnya.
Dekan Fakultas Geografi UGM, Prof. Muhammad Kamal, S.Si., MGIS., Ph.D., menyambut baik kolaborasi ini. Ia menilai bahwa momentum ini menjadi upaya bersama untuk meningkatkan kapasitas daerah khususnya dalam pengelolaan risiko bencana. Dalam perencanaannya, penyusunan dokumen akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan oleh tim dari Fakultas Geografi UGM.
“Kami akan berusaha melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya. Ini juga menjadi kesempatan penting bagi kami untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat,” ujarnya saat penandatanganan nota kesepahaman di Ruang E503, Gedung KLMB Lantai 5, Fakultas Geografi UGM.
Senada dengan hal tersebut, Margaretha Movaldes Da Maga Bapa, ST., M.Eng., Kepala BAPPERIDA Kabupaten Sikka menyatakan bahwa kerja sama ini menjadi langkah penting dalam upaya penguatan ketahanan daerah menghadapi ancaman bencana alam.
Hal ini juga mengingat bahwa daerah Kab. Sikka memiliki banyak potensi, namun kemandirian fiskalnya masih relatif rendah. Di tengah periode baru Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), pihaknya terus melakukan evaluasi kebijakan agar selaras dengan visi-misi bupati, termasuk dalam isu kebencanaan. “Masalah kebencanaan masih menjadi salah satu catatan evaluasi kami, sehingga dokumen risiko bencana bisa diakselerasi secara lebih tepat sasaran,” katanya.
Lanjutnya, kerja sama ini tidak hanya terbatas pada penyusunan dokumen kajian risiko bencana saja. Pihaknya berharap dapat terus mendapatkan pendampingan dari Fakultas Geografi UGM di masa mendatang. Kabupaten Sikka sendiri telah tiga tahun berturut-turut bekerja sama dengan UGM dalam penyusunan berbagai dokumen riset dan kajian hingga program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik.
Pada kesempatan sebelumnya, mahasiswa Fakultas Geografi UGM yang tergabung dalam KKN tematik telah berkontribusi dalam pembuatan peta. “Kami berharap kedepannya bisa kembali mendapatkan KKN tematik, khususnya dari Fakultas Geografi,” ujarnya.
Prof. Muhammad Kamal menegaskan bahwa Fakultas Geografi UGM akan terus berkomitmen menjaga dan meningkatkan kerja sama ini. Selain sebagai media pengabdian kepada masyarakat, ia melihat kolaborasi ini juga menjadi sarana penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan praktik lapangan bagi para mahasiswa.
“Kita pernah lakukan KKN di sana, dan mahasiswa kami mengusulkan tema pendampingan pemberdayaan masyarakat yang sangat relevan. Kami ingin ini tetap kita maintain ke depannya,” tutupnya.