
Lima mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mendayung Seribu Periode II tanggal 20 Juni – 8 Agustus 2025 di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu berhasil menyusun Peta Penggunaan Lahan Pulau Tidung sebagai bentuk penguatan data geospasial bagi pemerintah kelurahan setempat. Peta tersebut secara resmi diserahkan kepada pihak Kelurahan Pulau Tidung pada Kamis (11/9).
Peta yang dicetak berukuran A1 dan dibingkai kaca ini diharapkan menjadi basis data geospasial dalam penyusunan kebijakan tata ruang berkelanjutan di wilayah Pulau Tidung.
“Selama ini, Kelurahan Pulau Tidung belum memiliki data penggunaan lahan yang terintegrasi. Dengan adanya peta ini, kami berharap pemerintah kelurahan memiliki dasar geospasial yang lebih kuat untuk perencanaan ruang dan pengelolaan lingkungan,” ujar Bachtiar Wahyu Mutaqin, dosen Fakultas Geografi UGM sekaligus pembimbing lapangan KKN.
Peta penggunaan lahan tersebut mereka susun berdasarkan deliniasi citra satelit Google Earth tahun 2024 dengan skala kerja 1:5.000. Sementara klasifikasi lahan mengacu pada SNI 7645:2010 tentang Klasifikasi Penutup Lahan, dengan simbolisasi menggunakan style Rupabumi Indonesia skala 1:5.000 yang diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
Kelima mahasiswa Geografi Lingkungan angkatan 2022 yang tergabung dalam tim KKN tersebut—Abdurrahman, Faiza Luthfia Shafa, Fayzal Burhan Aufal, Novia Kallyana Putri, dan Wahyu Handayani— melakukan proses validasi sepanjang Juli 2025 dengan menyusuri tiga wilayah administratif Kelurahan Pulau Tidung, yaitu Pulau Tidung Besar, Pulau Tidung Kecil, dan Pulau Payung. Kemudian mereka memastikan interpretasi citra satelit sesuai dengan kondisi nyata di lapangan.
Salah satu anggota tim, Ayu, menuturkan bahwa keterbatasan waktu menjadi tantangan tersendiri dalam penyusunan peta. “Kami harus menyiapkan Festival Pulau Tidung dan beberapa kali mendapat revisi dari pembimbing lapangan, sehingga penyelesaian peta akhirnya dilanjutkan di Jogja sebelum diserahkan kembali ke Tidung,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Aab, anggota tim lainnya. “Pembuatan peta penggunaan lahan Pulau Tidung bukan sekadar data atau peta, melainkan kisah perjuangan penuh rasa. Mulai dari menyeberang laut menuju Pulau Payung, berpanas-panasan di bawah terik matahari, hingga begadang di mushola pondokan sampai pagi. Bahkan ada momen ketika laptop ngelag atau handphone tercebur ke laut saat validasi. Namun semua itu menjadi kenangan yang tak ternilai,” ungkapnya.
Lebih lanjut, kehadiran peta ini diharapkan mampu mendukung penataan ruang yang lebih terencana serta berwawasan lingkungan. Selain itu, sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat diharapkan semakin kuat dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kami berterima kasih atas inisiatif mahasiswa KKN yang telah menyusun peta ini. Semoga peta ini dapat membantu kami dalam pengelolaan dan pembangunan Kelurahan Pulau Tidung,” tutur Ari Prianto, Sekretaris Kelurahan.
Inisiatif ini sekaligus mendukung capaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya SDGs 11 tentang Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan, SDGs 14 tentang Ekosistem Kelautan, SDGs 15 tentang Ekosistem Daratan, serta SDGs 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.