
Tim Working Package 2.6 FOLU Net Sink 2030 IP Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan Workshop Ekstraksi Informasi Essential Biodiversity Variables (EBV) Menggunakan Integrasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, Selasa (26/8) hingga Jumat (29/8), di Manohara Hotel, Yogyakarta.
Pelatihan ini bertujuan memperkenalkan konsep Essential Biodiversity Variables (EBV), sebuah konsep baru untuk mengintegrasikan perangkat indikator biodiversitas baik indikator yang bersifat insitu maupun indikator-indikator yang didekati dengan data penginderaan jauh.
Dalam kegiatan tersebut menghadirkan narasumber dari berbagai instansi terkait, baik yang bergerak dalam bidang kebijakan, penelitian, maupun praktik konservasi. Di antaranya Devara Prawira Adiningrat, S.Si., M.Sc. (Lestari Capital), Esti Anantasari, M.A. (Intellectual Property Management Office UGM), Pramudita Mahyastuti, S.Si., M.Sc. (GIZ), Prof. Drs. Projo Danoedoro, M.Sc., Ph.D. dan Dr.Sc. Sanjiwana Arjasakusuma, M.GIS., M.Sc. (Fakultas Geografi UGM), Angga Yudaputra, M.Sc. (BRIN), serta Saddam Husein (Wildlife Conservation Society).
Dalam sambutannya, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni Fakultas Geografi UGM, Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron, S.Si., M.T., M.Sc., menegaskan pentingnya kajian keanekaragaman hayati. Menurutnya, penguatan data pendukung untuk ruang lingkup konservasi keanekaragaman hayati menjadi bagian penting dalam mendukung target program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan secara tatap muka ini diikuti oleh 40 peserta dengan berbagai latar belakang, baik akademisi maupun peneliti dari 13 universitas di Indonesia, dinas pemerintahan di lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta beberapa perusahaan swasta, dan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pengelolaan dan konservasi keanekaragaman hayati.
Koordinator pelaksana, Dr. Bowo Susilo, S.Si., M.T., menjelaskan bahwa peserta akan mendapatkan materi terkait keterampilan ekstraksi informasi keanekaragaman hayati berdasarkan konsep EBV menggunakan sistem informasi geografis dan penginderaan jauh.
Lebih lanjut, peserta juga mengikuti praktik ekstraksi informasi EBV baik di ruang kelas maupun di lapangan. Praktik lapangan dilakukan pada hari ketiga di Desa Gari, Kecamatan Gunungkidul.
“Pengenalan konsep sekaligus metode ekstraksi EBV ini diharapkan dapat menunjang kegiatan peserta, baik dalam penelitian maupun program kebijakan yang terkait dengan konservasi keanekaragaman hayati,” tambah Dr. Bowo.