
Sebagai bagian dari komitmen bersama mendorong pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan berpihak pada semua lapisan masyarakat, Konsorsium Riset Forest City menggelar workshop bertajuk “Sustainable and Inclusive Urbanization in IKN and Beyond” di Hotel Manohara, Rabu (13/8).
Consortium Forest City Sustainable and Inclusive Urbanization in IKN and Beyond merupakan wadah kolaborasi lintas sektor yang berkomitmen dalam penelitian untuk mendorong pembangunan Ibu Kota Nusantara secara berkelanjutan, inklusif, dan berbasis partisipasi masyarakat. Agenda tersebut sejalan dengan upaya mengembangkan kerangka kerja pemantauan dinamika batas urbanisasi yang menekankan keberlanjutan ekologis, pengurangan risiko bencana, dan inklusi sosial-ekonomi.
Dalam kegiatan tersebut, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) berkolaborasi dengan sejumlah pemangku kepentingan dari kalangan pemerintah dan akademisi, antara lain Utrecht University, IHE Delft, Royal Haskoning DHV, NWO, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Lambung Mangkurat, Institut Teknologi Kalimantan, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), serta Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan ini juga melibatkan 12 asisten peneliti dan mahasiswa Fakultas Geografi UGM.
Mereka membahas strategi, tantangan, dan peluang penelitian pembangunan IKN yang ramah lingkungan serta berorientasi pada keadilan sosial.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni Fakultas Geografi UGM, Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron, S.Si., M.T., M.Sc., mengatakan bahwa keberlanjutan di masa depan tidak hanya menyangkut pembuatan scientific product, tetapi juga kolaborasi dalam menyebarluaskan ide dan hasil penelitian kepada pemangku kepentingan yang lebih luas.
“Kolaborasi multisektor diharapkan terus terjalin di masa depan. Dengan memperluas dampak, hasilnya dapat menjadi pertimbangan dalam kebijakan nasional, terutama bagi pemerintah Indonesia,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Prof. Kei Otsuki, Principal Investigator dan Project Coordinator Forest City. Menurutnya, kolaborasi yang dilakukan melalui berbagai platform pemangku kepentingan, seperti learning lab, pelayanan komunitas, berbagai level kebijakan, investor, dan pergerakan sosial oleh masyarakat sipil dan organisasi serta jaringan akademisi, memberi kontribusi nyata dalam jangka pendek maupun panjang, sekaligus menjadi solusi bagi keberlanjutan dan inklusivitas perencanaan, termasuk menghadapi tantangan tak terduga dari urbanisasi di IKN.
Sementara itu, Prof. R. Rijanta, Principal Investigator, Coordinator of Indonesian Part of Consortium, Work Package Manager yang juga merupakan Dosen Fakultas Geografi UGM, menilai seluruh pemangku kepentingan telah bekerja dan berkolaborasi dengan baik, juga menghasilkan knowledge product yang berguna dalam pengembangan kebijakan.
Workshop ini terbagi dalam tiga sesi utama. Sesi pertama berjudul “Urbanization and Environmental Change in IKN and its surrounding” dengan presenter Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si., M.Si., Ari Susanti, S.Hut., M.Sc., Ph.D., Agung Jauhari, M.Sc., dan dipandu oleh Stevie Vista Nissauqodry, S.Hut., M.Sc.
Pada sesi kedua, mengusung berjudul “Urbanization and livelihood changes in IKN and beyond”, dipandu oleh Ir. Rahmat Aris Pratomo, S.T., M.T., M.Sc., IPM. dengan presenter Dr. Erlis Saputra, M.Si., Prof. Dr. Rijanta, M.Sc., dan Prof. Kei Otsuki.
Sementara pada sesi terakhir dipandu oleh Dr. Alia Fajarwati, M. IDEA., dengan presenter Dr. Bosman Batubara dan Rizki Adriadi Ghiffari, M.Sc. dengan judul“Urbanization and Flows of materials, financial and infrastructure in IKN and Beyond.”
Selain diskusi panel, workshop ini juga membuka berbagai peluang yang dapat dikembangkan dalam penelitian IKN Indonesia berdasarkan pembelajaran dari kota-kota lain yang sukses menerapkan konsep urbanisasi berkelanjutan dan inklusif. Hasil kegiatan ini diharapkan menjadi rekomendasi strategis bagi penelitian dan pengembangan IKN di masa depan.