
Dalam upaya memperkuat kualitas riset dan pengabdian kepada masyarakat, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Workshop Reviewer dan Etika Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) pada Senin (28/07). Kegiatan yang diikuti oleh seluruh dosen Fakultas Geografi ini tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan teknis dalam mereview proposal penelitian, tetapi juga menekankan pentingnya menjunjung tinggi etika dalam seluruh pelaksanaan tridharma perguruan tinggi.
Dekan Fakultas Geografi UGM, Prof. Muhammad Kamal, S.Si., M.GIS., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan dua tujuan utama dari penyelenggaraan workshop ini. “Pertama, untuk memahami perspektif seorang reviewer, apa saja aspek yang harus dicermati dan bagaimana cara memberikan komentar yang konstruktif terhadap proposal riset. Kedua, etika penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, seperti apa etika yang harus kita junjung tinggi itu,” jelasnya.
Sebagai langkah konkret, tambahnya, Fakultas Geografi UGM juga tengah merancang pembentukan Komite Etik yang akan berperan sebagai garda terdepan dalam menjamin keamanan dan etika riset yang dilakukan para dosen.
Dalam workshop ini, Fakultas Geografi UGM menghadirkan dua narasumber yaitu Prof. Drs. Mudasir, M.Eng., Ph.D., dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM, dan Dra. Sri Kusrohmaniah, M.Si., Ph.D., Psikolog., dari Fakultas Psikologi UGM.
Prof. Mudasir sebagai pembicara pertama menekankan bahwa seorang reviewer setidaknya harus memegang teguh enam prinsip dasar yaitu kejujuran, kepercayaan, keadilan, rasa hormat, tanggung jawab, dan keberanian. “Tanpa itu, proses ilmiah kehilangan nilai dan kredibilitasnya,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa reviewer ideal wajib memahami secara mendalam buku panduan dan ketentuan skema penelitian, metodologi yang digunakan, serta kode etik penelitian yang bersifat universal.
Sementara itu, Dra. Sri Kusrohmaniah menguraikan dalam perspektif seorang peneliti, terdapat etika penelitian yang bukan sekadar formalitas administratif, melainkan cerminan dari tanggung jawab moral peneliti. “Etika dalam penelitian mencakup kejujuran, objektivitas, integritas, dan akuntabilitas. Prinsip-prinsip ini harus terintegrasi dalam seluruh proses penelitian, mulai dari rekrutmen partisipan, proses perolehan informed consent, perancangan studi, hingga perlindungan kerahasiaan data,” jelasnya.
Ia turut menyoroti isu-isu penting lain seperti plagiarisme, konflik kepentingan, hingga urgensi retraksi jurnal. “Retraksi bukan sekadar koreksi, melainkan bagian dari upaya menjaga rekam jejak ilmiah agar tetap kredibel dan bertanggung jawab,” tegasnya.