
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) WP 2.1 & 2.2 yang berjudul “Penyamaan Persepsi Hasil Kajian Landscape Dynamic dan Geoportal Tahap 2” yang berlanjut dengan “Sinkronisasi Hasil Kajian EbA di DAS Brantas”. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Porta by Ambarukmo Yogyakarta pada Rabu-Kamis, 16-17 Juli 2025 bertujuan untuk mengidentifikasi theoretical gap kebijakan perubahan iklim berbasis FOLU Net Sink 2030 dengan praktik baik berbasis ekosistem di level tapak sebagai input di Sistem Geoportal. Sementara itu, kegiatan FGD 3 bertujuan untuk memetakan kesesuaian dan efektivitas matriks indikator bagi calon pengguna. FGD ini dihadiri oleh kurang lebih 30 peserta dari IP UGM dan berbagai unit pelaksana FOLU Net Sink tahun 2025.
Pada kesempatan ini, Ketua pelaksana program, Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron, S.Si., M.T., M.Sc., menyampaikan materi “Pengantar Rancangan Matriks Indikator Penilaian Praktik Baik EbA dalam Konteks Indonesia’s FOLU Net Sink”.
Selain itu, hadir pula Dr. Mukhamad Ngainul Malawani, S.Si., M.Sc. yang menyampaikan Hasil Workshop WP 2.4 “Penyamaan Persepsi Indikator EbA dari Hasil Analisis Pemetaan EbA” yang telah dilaksanakan pada tanggal 7-8 Juli 2025.
Narasumber penting yang secara langsung melaksanakan kegiatan secara langsung di level tapak juga diundang pada kegiatan FGD ini, yakni Bapak Dwi Prabowo YS, S.Si, M.Sc, Ph.D. serta Bapak M. Fadhilah Zaim Umam, S.Hut. M.Ling. Penyampaian materi yang dilakukan Bapak Dwi Prabowo berkaitan dengan materi model instrumen penilaian program rehabilitasi hutan untuk mendukung capaian FOLU Net Sink di Indonesia (beserta contoh instrumen yang digunakan).
Sementara itu, Bapak Zaim menyampaikan materi berkaitan dengan Implementasi Praktik EbA di Level Tapak sebagai Dasar Penyusunan Indikator. Sesi terakhir pada hari pertama diisi oleh Ibu Esti Anantasari, M.A. yang menyampaikan materi terkait dengan penguatan kriteria kelembagaan dan partisipasi publik dalam praktik baik EbA (kriteria 1 & 6).
Hari kedua FGD dibuka dengan sesi pemaparan materi oleh para narasumber kunci, antara lain Bapak Wahyudi Ardhianto, S.Si., S.T., M.T. yang menjelaskan penerapan penilaian konservasi kehutanan dalam mendukung kondisi perhutanan sosial serta Bapak Hafidz Wibisono, S.T., M.T., Ph.D. yang membahas kontribusi produksi pengetahuan dalam konsep EbA (Kriteria 5).
FGD berlanjut dengan materi dari Ibu Utia Suarma, S.Si., M.Sc. mengenai pentingnya kondisi ekosistem dalam penilaian EbA (Kriteria 2), dan Ibu Dr. rer. nat. Ary Retnowati, M.Sc. yang menyampaikan kontribusi pembangunan sosial dan pendanaan dalam penilaian EbA (Kriteria 3 dan 4). Kegiatan ditutup dengan penyampaian hasil diskusi oleh panitia dan diskusi terbuka lanjutan yang difasilitasi oleh tim asisten WP 2.1–2.5 untuk merumuskan rencana tindak lanjut penyusunan instrumen penilaian EbA.
FGD ini juga menjadi ruang partisipatif yang penting untuk mengkritisi secara mendalam tiap kriteria yang telah dirumuskan dalam penilaian praktik baik EbA, guna memastikan indikator yang disusun tidak hanya relevan secara teoritis, tetapi juga aplikatif dan sesuai dengan konteks nyata di lapangan. Kehadiran narasumber kunci yang berpengalaman langsung di level tapak sangat berperan dalam memberikan umpan balik berbasis kondisi nyata, seperti tantangan implementasi, dinamika sosial-ekologis, serta potensi lokal yang seringkali tidak tercermin dalam dokumen kebijakan.
Kegiatan FGD ini berkaitan erat dengan beberapa Sustainable Development Goals (SDGs). Kegiatan ini mendukung SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) melalui penyusunan indikator praktik baik Ecosystem-based Approach (EbA) yang berkontribusi pada upaya pendekatan berbasis ekosistem serta mendukung pencapaian target FOLU Net Sink 2030 sebagai strategi pengurangan emisi gas rumah kaca.
Keterlibatan para narasumber dari berbagai latar belakang seperti akademisi, praktisi, dan pelaku di level tapak menjadikan FGD ini sebagai wujud nyata pelaksanaan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan), dengan mendorong kolaborasi lintas sektor dalam penyusunan kebijakan yang berbasis data dan pengalaman lapangan.
Selain itu, dengan menekankan pentingnya pengelolaan ekosistem secara berkelanjutan, FGD ini turut mendukung SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) melalui penerapan pendekatan adaptif dan bertanggung jawab dalam pemanfaatan sumber daya alam. Harapannya, hasil akhir dari FGD ini mampu memperkuat penyusunan instrumen penilaian praktik baik EbA yang mampu menjembatani antara arah kebijakan nasional FOLU Net Sink 2030 dengan kenyataan di tingkat implementasi.