
Dua mahasiswa Program Studi Geografi Lingkungan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 2021, Gammanda Adhny El Zamzamy Latief dan Muhammad Alsamtu Tita Sabila Pratama Suhartono, berhasil meraih beasiswa Monbukagakusho (MEXT) dari Pemerintah Jepang.
Beasiswa MEXT merupakan program yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olah Raga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang. Program ini menjadi salah satu skema beasiswa luar negeri yang cukup dikenal di Indonesia. Gammanda dan Alsam memperoleh beasiswa tersebut melalui jalur University Recommendation (U to U), yakni jalur kerja sama antara universitas asal dan universitas mitra di Jepang.
Pada bulan Oktober mendatang, Gammanda akan menempuh pendidikan jenjang magister di Graduate School of Science and Engineering, Ibaraki University. Sementara Alsam akan melanjutkan studi di Graduate School of International Resource Science, Akita University. Keduanya merupakan mahasiswa bimbingan dosen Fakultas Geografi UGM, Dr. Indranova Suhendro, ST, M.Sc. yang juga memiliki ketertarikan pada bidang vulkanologi.
Gammanda menyampaikan bahwa minatnya terhadap vulkanologi tumbuh sejak kuliah dan diperkuat melalui penelitian skripsi tentang Gunung Batur di Bali. “Indonesia hidup berdampingan dengan gunung api aktif, tetapi kesadaran masyarakat terhadap risiko dan mitigasi bencana masih terbatas,” ujarnya.
Melalui riset di bidang yang diminati, ia berharap dapat ikut mengembangkan ilmu vulkanologi dan berkontribusi dalam upaya mitigasi bencana. Ia juga terinspirasi untuk mengembangkan komunitas ilmiah seperti volcanova, sebagai wadah edukasi dan pengembangan pengetahuan dan edukasi vulkanologi di Indonesia.
Sementara itu, Alsam akan melanjutkan riset S1-nya yang mengkaji rekonstruksi erupsi gunung api Telaga Ngebel melalui pendekatan penanggalan, analisis tekstur, dan geokimia. Menurutnya, pengalaman belajar di Fakultas Geografi tengah memberikan pemahaman menyeluruh mengenai ilmu bumi, mulai dari teknik akuisisi, analisis lingkungan fisik dan sosial, hingga perencanaan pemanfaatannya.
“Fakultas Geografi berperan besar dalam proses pendaftaran beasiswa, termasuk penyediaan informasi dan dokumen pendukung seperti surat rekomendasi yang dapat diakses dengan mudah,” tambah Alsam.
Ke depan, Alsam dan Gammanda berharap dapat kembali ke Indonesia dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama studi. Keduanya pun memiliki keinginan yang sama untuk berkontribusi di dunia akademik dan menjadi dosen di Fakultas Geografi UGM.