
Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Geografi, Fakultas Geografi (FGe) Universitas Gadjah Mada (UGM), Indah Waty Bong, menerima penghargaan Prix Mahar Schützenberger 2025. Penghargaan ini diberikan oleh Association Franco-Indonésienne pour le Développement des Sciences (AFIDES) kepada empat mahasiswa doktoral Indonesia yang tengah melakukan penelitian di Prancis.
Penelitian yang membawa Indah menerima penghargaan ini tengah dilakukan di GAIA – Université de Montpellier dengan topik riset tentang “Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Konservasi Mandiri di Indonesia”.
Menurutnya, penelitian mengenai topik tersebut perlu diperbanyak lagi mengingat masifnya praktik pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan oleh masyarakat lokal di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Papua dan Kalimantan yang belum sepenuhnya dipahami.
“Ditengah pengaruh besar dan perubahan tata guna dan tata kelola bentang alam darat dan laut di Indonesia, kita perlu tahu apa yang terjadi di masyarakat. Dengan begitu, pendekatan pembangunan dan konservasi bisa lebih inklusif dan adil,” katanya.
Penghargaan bergengsi yang telah rutin diberikan sejak tahun 1991 oleh AFIDES ini ditujukan untuk mendorong perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia sekaligus apresiasi terhadap karya-karya ilmiah yang berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia. Pada proses penilaiannya juga melibatkan dewan juri yang terdiri dari para pakar dari berbagai disiplin ilmu mengevaluasi orisinalitas, metodologi, serta dampak ilmiah dan praktis dari karya para penerima.
Penyerahan Prix Mahar tahun ini dilangsungkan di Prancis dan dibuka secara resmi oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Prancis, Dubes Oemar. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa kerja sama dengan AFIDES merupakan salah satu pilar penting dalam hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis, khususnya dalam bidang pendidikan tinggi dan penelitian ilmiah.
Indah mengatakan bahwa pencapaiannya bukan hanya untuk dirinya melainkan juga untuk seluruh pihak yang mendukung studi doktoralnya, termasuk para pembimbing yaitu Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron dan Dr. Muhammad Anggri Setiawan (Geografi, UGM), Dr. Manueil Boissière (UM and CIRAD), Pr.Dr. Douglas Sheil (WUR), serta keluarga.
“Bisa studi S3 itu privilege, semoga ilmu dan riset kita bisa berguna. Prix Mahar adalah inisiatif yang baik, semoga semakin banyak inisiatif serupa yang memberikan apresiasi dan mendorong riset di Indonesia,” tutupnya saat diwawancara tim humas Fakultas Geografi UGM pada Kamis (20/06).
Prestasi yang diraih oleh Indah Waty Bong telah menjadi kebanggaan tersendiri bagi Fakultas Geografi UGM. Capaian ini membuktikan bahwa karya ilmiah mahasiswa Fakultas Geografi UGM mampu bersaing di level internasional. Fakultas berharap pencapaian ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus menghasilkan karya yang bernilai ilmiah tinggi dan memberikan manfaat nyata bagi pembangunan nasional.