Olimpiade Geografi Internasional (OLGENAS) 2025 kembali digelar dengan komitmen kuat untuk mendukung masa depan yang rendah karbon pada Senin (20/1) di Auditorium Merapi, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM). Hal ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada poin ke-13 yang berfokus pada perubahan iklim dan pemanasan global.
Memasuki tahun ke-20 penyelenggaraannya, Olimpiade Geografi bergengsi ini melibatkan siswa-siswa dari berbagai sekolah di Indonesia maupun internasional. Pada tahun ini, OLGENAS mengangkat tema “Net Zero Imperative: Regional Complex Contingency Towards Climate Resiliency” yang relevan dengan tantangan global saat ini.
Dekan Fakultas Geografi UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., dalam sambutannya menegaskan bahwa penyelenggaraan OLGENAS dengan tema ini sangat relevan mengingat isu perubahan iklim yang kini menjadi perhatian dunia.
Menurutnya, berbagai peristiwa alam dalam beberapa dekade terakhir, seperti kebakaran hutan di Los Angeles, banjir di Lampung, kekeringan di Sungai Amazon, penurunan produksi kopi di Brasil, hingga penurunan produksi pangan global, menjadi bukti nyata dari dampak perubahan iklim. “Fenomena-fenomena ini menunjukkan bahwa pemanasan global dan perubahan iklim adalah ancaman nyata,” ujar Dr. Danang.
Ia juga menyampaikan bahwa keilmuan tentang geografi sangat penting untuk mencapai hidup yang layak dan aman dari bencana, polusi, dan perubahan iklim. “Saya mengapresiasi adik-adik peserta yang di usia belia sudah sadar dan memiliki visi panjang untuk masa depan dunia yang rendah karbon melalui kompetisi geografi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dr. Danang mengungkapkan komitmen Fakultas Geografi UGM dalam mendukung isu-isu lingkungan global. Fakultas ini berupaya menyediakan wadah terbaik bagi generasi muda untuk mempelajari geografi. “Fakultas Geografi UGM merupakan pemain global yang terbukti dengan peringkat kami di posisi 111 dunia dan 4 di ASEAN,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Prof. Dr.rer.nat. Muh Aris Marfai, S.Si, M.Sc, memberikan wawasan lebih lanjut kepada peserta tentang pentingnya peran geospasial dalam rangka mengurangi pemanasan global. “Salah satunya upaya kita adalah bagaimana menangkap karbon melalui hutan-hutan kita dan lautan. Hutan hujan tropis kita sangat potensial untuk menangkap karbon, sehingga kita perlu mempertahankan hutan,” terang Kepala BIG.
Dalam mendukung upaya ini, ia menambahkan bahwa data yang akurat mengenai luasan dan lokasi hutan sangat dibutuhkan, dan data tersebut bisa diperoleh melalui peta, seperti yang dilakukan oleh BIG, lembaga non-kementerian di bidang informasi geospasial.
“Untuk adik-adik yang sedang mengikuti kegiatan ini, kalian perlu mencatat bahwa salah satu data penting dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim adalah peta. Jika adik-adik dari SMP sudah tertarik dengan ilmu ini, kalian bisa melanjutkan studi di bidang geografi, geodesi, geomatika, atau ilmu terkait lainnya seperti kehutanan dan kelautan,” tambahnya.
OLGENAS 2025 menunjukkan antusiasme luar biasa dengan diikuti oleh 136 tim dari jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 116 tim dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain itu, olimpiade ini juga diikuti oleh empat tim internasional, termasuk dari Rusia dan Malaysia. Kegiatan ini terbagi menjadi dua sesi, yaitu olimpiade SMP yang berlangsung dari 20 hingga 21 Januari 2025, dan olimpiade SMA yang akan dilanjutkan pada 22 hingga 24 Januari 2025.