• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
  • Informasi Publik
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Geografi
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi, Misi dan Tujuan
    • Sambutan Dekan
    • Manajemen
      • Pimpinan Fakultas
      • Senat Fakultas
      • Pengelola Departemen
      • Pengelola Program Studi
    • Civitas Akademika
      • Dosen
      • Staf Kependidikan
  • Pendidikan
    • Program Sarjana
      • Geografi Lingkungan
      • Kartografi dan Penginderaan Jauh
      • Pembangunan Wilayah
      • International Undergraduate Program
    • Program Pascasarjana
      • Program Studi Magister Geografi
      • Program Studi Magister Geografi Minat Pembangunan Wilayah
      • Program Studi Magister Geografi Minat MPPDAS
      • Program Studi Magister Penginderaan Jauh
      • Program Studi Doktor Geografi
    • Admisi
      • Program Sarjana
      • Program Pascasarjana
      • Program Fast Track S1 – S2
      • MATRIKULASI D4 ke S1
    • Akreditasi
  • Akademik & Kemahasiswaan
    • Peraturan Akademik
      • Panduan Akademik
      • Kode Etik Mahasiswa Geografi
      • Tata perilaku Mahasiswa UGM
    • Layanan Kemahasiswaan
    • Layanan Akademik
    • Kalender Akademik
    • Seputar Magang
    • Beasiswa
    • Organisasi Kemahasiswaan
    • Ikatan Profesi Dan Lembaga-Lembaga Lain
  • P2M
    • Penelitian & Pengabdian Masyarakat
    • Tracer Study
  • Kerja sama
    • Dalam Negeri
    • Luar Negeri
    • Alumni
  • Fasilitas
    • Akademik
    • Student Wellbeing
    • Peminjaman Ruang
    • Ruang Kebugaran
  • Beranda
  • Rilis
  • Perda Gender Dorong Transformasi Ruang Publik di DIY

Perda Gender Dorong Transformasi Ruang Publik di DIY

  • Rilis, Sustainable Development Goals
  • 17 Oktober 2024, 07.14
  • Oleh: nailasalma
  • 0

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) semakin serius mewujudkan kesetaraan gender. Melalui Perda No. 4/2023 tentang Pengarusutamaan Gender, daerah ini berupaya menjadikan ruang publik lebih inklusif dan ramah bagi semua.

Surani Hasanati, Peneliti Kelompok Studi Gender & Pembangunan sekaligus Dosen Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengakui responsif gender DIY termasuk terbaik dibandingkan daerah lain dengan Indeks Pembangunan Gender (IPG) terbaik nasional.

“Meski demikian, hal itu harus terus ditingkatkan, mengingat tantangan semakin besar seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk perempuan,” ujarnya saat siaran radio pada Selasa (1/10).

Fasilitas publik yang tidak responsif gender dapat menjadi penghalang bagi kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas untuk berpartisipasi penuh dalam kehidupan masyarakat. Karena sebagian besar aktivitas masyarakat terjadi di ruang publik. Prinsipnya, berbagai fasilitas publik tersebut harus memberikan rasa aman dan nyaman. 

“Responsif gender ini bisa diartikan secara luas, kalau perempuan ya bagaimana berada di ruang publik selalu mendapatkan rasa aman, baik di transportasi seperti KRL dan lain. Tetapi dalam arti luas, responsif gender ini bisa nanti mengarah ke lansia, anak-anak hingga penyandang disabilitas,” terang Rani.

Selain itu, Ia menjelaskan maksud setara bukan secara fisik sama melainkan lebih pada kesesuaian dengan porsi kebutuhan. 

“Misal fasilitas publik tempat menonton pertandingan, itu satu blok tangga kan sama semua, tetapi ketika menonton dan berdiri semua belum tentu yang perempuan selalu bisa melihat. Fasilitas itu setara tetapi belum sesuai porsi, kebutuhan, konsep setara belum final. Oleh karena itu butuh kesadaran bersama bagi orang di sekitar tentang responsif gender ini,” terangnya.

Ia juga menilai kebijakan responsif gender tidak sepenuhnya dipengaruhi jenis kelamin laki atau perempuan dari pihak yang terlibat dalam proses penyusunan. Pemimpin perempuan belum tentu kebijakannya selalu responsif gender, sebaliknya pemimpin laki-laki tak selalu anti terhadap gender. 

Senada dengan hal tersebut, Umarudin Masdar, Anggota DPRD, menekankan bahwa responsif gender tidak semata-mata keterwakilan perempuan dan fasilitas fisik yang dibikin setara. Namun, juga pentingnya kesadaran seluruh masyarakat. Ketika semua sudah memiliki kesadaran yang baik, laki-laki sekalipun ketika menjadi pemimpin maka akan membuat kebijakan yang responsif gender.

“Maka paling penting kita harus terus menerus mengkampanyekan pentingnya membangun kesadaran untuk responsif gender, menurut kami menjadi kunci. Untuk semua generasi, termasuk kalangan orang tua juga harus menjadi sasaran kampanye responsif gender,” jelasnya.

Tags: SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan SDG 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh SDG 5: Kesetaraan Gender SDGs

Rilis Berita

  • The Macroeconomic Impact of Population Aging in Indonesia: Do Older Adults Matter?
  • Multitemporal Satellite Images For Monitoring The Volcanic Activities and Geothermal Potential of Ternate Island’s Gamalama Volcano, Indonesia’s densest Active Volcanic Island
  • Karst Rocky Desertification Delineation and Estimation of Potential Soil Loss in Tropical Karst Cockpits

Link Pendaftaran

Link Fakultas Geografi

Universitas Gadjah Mada

Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
Sekip Utara, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
Phone +62-274-6492340| 589595
Email: geografi@ugm.ac.id
Instagram : @geografiugm

Tentang

  • Sejarah
  • Visi Misi Tujuan
  • Pimpinan Fakultas
  • Senat Fakultas
  • Daftar Dosen Pengajar

Departemen

  • Geografi Lingkungan
  • Sains Informasi Geografi
  • Geografi Pembangunan
  • Pengelola Departemen
  • Pengelola Program Studi

Kemahasiswaan

  • Organisasi Kemahasiswaan
  • Layanan Kemahasiswaan
  • Seputar Magang

Layanan Terpadu

  • Heregistrasi
  • Surat Kemahasiswaan
  • Virtual Office Akademik

Informasi Publik

  • Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Tersedia Secara Berkala
Flag Counter

© 2018 Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada | IG: geografiugm

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY