Padukuhan Sompok, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul terus berbenah dalam upaya menjadi desa yang tangguh bencana dan mandiri melalui pengembangan pariwisata. Tim pengabdian desa binaan dari Fakultas Geografi dan Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM yang dipimpin oleh Dr. Mukhamad Ngainul Malawani, S.Si., M.Sc., bersama masyarakat Padukuhan Sompok yang dikoordinasi oleh Kepala Dukuh Pak Triyono, melaksanakan serangkaian kegiatan pemberdayaan yang difokuskan pada Upaya penguatan mitigasi bencana dan pengembangan potensi wisata lokal. Kegiatan ini didukung oleh Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM melalui program Desa Binaan.
Koordinator kegiatan desa binaan di Sompok menyampaikan bahwa kegiatan tahun ini menitikberatkan pada pemetaan partisipasi masyarakat dalam penentuan jalur evakuasi bencana banjir dan tanah longsor. “Keterlibatan masyarakat dalam pemetaan ini sangat penting untuk memastikan jalur evakuasi yang aman dan mudah diakses saat terjadi bencana,” ujar Dr. Mukhamad Ngainul Malawani. Tahun ini, infrastruktur pendukung seperti rambu titik kumpul dan jalur evakuasi akan dipasang untuk melengkapi Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor (Sipendil) yang sudah lebih dulu dipasang tahun 2023. Pemasangan Sipendil diprakarsai oleh Kepala PSBA, Dr. Muhammad Anggri Setiawan dan Bapak Sulkhan Nurrokhman sebagai praktisi pengembang alat Sipendil.
Sosialiasasi pemasangan dan penggunaan alat Sipendil Tahun 2023 di Padukuhan Sompok
Selain penguatan upaya mitigasi bencana dengan melakukan pendataan jalur evakuasi longsor bersama warga, tim juga mengajak warga untuk merancang rencana pengembangan spot wisata. Warga bersama tim secara partisipasif melakukan pemetaan lokasi yang berpotensi dikembangkan menjadi destinasi wisata. Pak Triyono, Kepala Dukuh Sompok, menyambut baik kegiatan ini. “Kami berharap, selain meningkatkan kesiapsiagaan bencana, desa kami juga dapat memanfaatkan potensi alam dan budaya sebagai sumber alternatif pendapatan baru melalui aktivitas wisata,” ungkap Pak Triyono.
Pemandangan dari Puncak Watu Wedok di Dusun Sompok
Rangkaian kegiatan ini akan diakhiri dengan simulasi bencana banjir dan longsor yang melibatkan warga pada wilayah yang berpitensi terdampak. Simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons masyarakat dalam menghadapi situasi darurat. “Dengan adanya pelatihan dan simulasi ini, kami ingin memastikan nantinya masyarakat memliki tingkat kesiapsiagaan yang tinggi dalam menghadapi bencana terutama saat musim hujan tiba,” tambah Dr. Mukhamad Ngainul Malawani. Upaya ini diharapkan menjadikan Padukuhan Sompok sebagai desa yang tangguh bencana sekaligus memiliki kemampuan untuk mengembangkan destinasi wisata minat khusus yang menarik dan aman.