Sebuah judul yang belum lazim di kalangan akademisi ilmu geografi, tetapi sosok tokoh ini telah berupaya untuk memberikan makna dalam perkembangan ilmu geografi di Indonesia. Suluh menjadi kata yang tepat untuk disematkan kepada proses perjalanan tokoh ini. Dalam bahasa Jawa, suluh sering digunakan dalam kata “nyuluh”, artinya menerangi. Para penulis kemudian berpikir dan memutuskan bahwa kata ini layak disandang beliau, atas segala karya perjalanan panjang dalam mengubah gaya kepemimpinan geografi. Beliau adalah Prof. Dr. Suratman Worosuprodjo, M.Sc., salah satu guru besar yang mengabdikan diri melalui ilmu geografi untuk peradaban masa depan masyarakat Indonesia.
Kiprah Prof. Ratman bukan hanya dalam ruang pengembangan ilmu geografi, tetapi pendekatan beliau dalam mengembangkan keilmuan melalui pemikiran dan tingkah laku di masyarakat, sehingga berbagai level masyarakat dapat dengan sadar atas pentingnya ilmu geografi dalam kehidupan khalayak luas. Atas dasar tersebut, maka buku ini kami persembahkan kepada beliau atas apresiasi dari seorang anak, murid, teman, serta kolega atas jasa dan pengabdian yang tulus kepada peradaban ini. Topik kepemimpinan menjadi ujung dari pendekatan pengembangan keilmuan, yang mana dalam dunia ilmu geografi, terdapat ruang yang belum terisi, di mana ilmu geografi terus berkembang, akan tetapi ketika ilmu tersebut belum mampu menjawab permasalahan masyarakat dan khalayak luas, maka kita sebagai ilmuwan merasa sangat zalim atas kenikmatan yang telah diberikan oleh Tuhan YME. Apa yang telah dilakukan beliau sangat berbeda, kiprah beliau lebih dari sekedar berada di dalam laboratorium, atau sekedar beredar dalam retorika lingkungan kampus semata, melainkan atas dasar syukur dan historis perjuangan hidup, beliau telah menyadarkan bahwa ilmuwan yang baik yaitu ilmuwan yang mampu berbicara dari hati ke hati dengan masyarakat, sampai dengan adu gagasan dengan para penguasa. Proses perjalanan dan perjuangan ini, yang saat ini sering diberikan label bernama Hilirisasi, dan beliau bukan hanya sebatas narasi teknis, tetapi sudah menjadi sebuah ideologi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Penyusunan dan penulisan Buku Suluh Kepemimpinan Geografi dilakukan secara organik oleh rekan-rekan yang mengidentifikasikan dirinya sebagai Didikane Prof. Ratman (DPR) tanpa sepengetahuan beliau. Agung Satriyo Nugroho, S.Si., M.Sc. atau akrab disapa Mas Agung selaku Editor Buku dan Ketua DPR dalam sambutannya menyampaikan bahwa penulisan buku tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan Prof. Ratman selama berbulan-bulan dengan menghubungi kolega dan murid didik Prof. Ratman untuk bersama-sama untuk turut serta menulis buku tersebut. Kolega atau Mantemannya Prof Ratman (MPR) berisi akademisi, pejabat pemerintahan, masyarakat umum, wartawan, hingga stakeholder terkait. Penulis buku tersebut tercatat mencapai 40 orang. Draft buku yang sudah dibuat, kemudian dihaturkan kepada Prof. Ratman tepat di hari ulang tahun beliau tanggal 6 Juni 2024 lalu di rumah beliau, ndalem Ambarrukmo sebagai surprise.
Sementara itu, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Geografi dengan bangga juga menyampaikan bahwa beliau merupakan salah satu anggota DPR (Didikane Prof. Ratman). Selain itu, Pak Danang bercerita terkait ruang Auditorium Merapi, Fakultas Geografi UGM. “Merapi” merupakan nama yang disematkan oleh Prof. Ratman. Pak Danang menyampaikan bahwa Prof. Ratman merupakan tokoh yang sangat mengayomi anak muda sehingga dengan adanya Bedah Buku Suluh Kepemimpinan Geografi, dia berharap buku ini tidak hanya menjadi referensi untuk generasi saat ini tetapi juga generasi mendatang. Beliau merupakan sosok guru, bapak, dan pemimpin yang berhasil menelurkan profesor, enterpreneur, hingga pemimpin bangsa. Jadi, ilmu Prof. Ratman benar-benar mentes sehingga output, outcame, dan impact-nya bisa dirasakan hingga saat ini.
Acara Bedah Buku Suluh Kepemimpinan Geografi tersebut dipandu oleh moderator sekaligus penanggap, yakni Ahmad Ilham Romadhoni, S.Si atau akrab disapa Mas Ilham. Ia juga termasuk DPR dan editor Buku Suluh Kepemimpinan Geografi. Mas Ilham menuturkan bahwa layout Auditorium Merapi dibuat berbeda dengan acara-acara formal lainnya sehingga panggung yang posisinya lebih tinggi tidak digunakan. Semua audiens (DPR dan MPR) berada di bawah dengan menggunakan kursi yang sama. Konsepsi ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa Prof. Ratman merupakan tokoh yang egaliter. Ia juga menambahkan bahwa Buku Suluh Kepemimpinan Geografi berisi 8 bagian, yang meliputi Biografi dan Historis, Kontribusi Keilmuan Prof. Ratman dalam bidang Ilmu Geografi dan Geomorfologi, Kepemimpinan Prof. Ratman dalam bidang Ilmu Geografi, Kepemimpinan pada Tataran UGM, Kepemimpinan pada tataran Nasional, Kepemimpinan pada tataran Internasional, gagasan masa depan Prof. Ratman hingga statement testimonial dari para tokoh dan kolega.
Selanjutnya, Mas Ilham selaku penanggap mempersilahkan anggota DPR dan MPR yang hadir untuk membahas isi buku dan kesan pesan tiap kolega ketika berdinamika dengan Prof. Ratman. Kolega-kolega Prof. Ratman datang dari berbagai bidang, baik transmigrasi dan pembangunan desa, lingkungan dan kehutanan, budayawan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, dan bidang lainnya. Beberapa anggota MPR yang memiliki kesempatan untuk menanggapi adalah sebagai berikut.
- Kuswaji Dwi Priyono, M.Si. – Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta
- Bambang Widyatmoko, M.T. – Inspektur 1 Inspektorat Jenderal Kemendesa PDTT
- Aisyah Gamawati, MM. – Pejabat Fungsional PSM Ahli Utama Kemendesa PDTT
- Sigit Mustofa Nurudin, ST., MM. (Sekretaris Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kemendesa PDTT)
- Rajumber Prihatin, M.Si. – Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
- Tandya Tjahjana, M.Si. – Setditjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
- Sarwo Pramono (Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Jateng)
- Drs. Hajar Pamadhi, MA. – Ketua Badan Musyawarah Musea Yogyakarta perioda 2023 – 2028
- Dr. Enok Maryani., M.Sc. – Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung
- Dr. Eva Banowati, M. Si. – Guru Besar Universitas Negeri Semarang
- Dr. Erni Suharini, M.Si. – Guru Besar Universitas Negeri Semarang
- I Nyoman Sunarta – Guru Besar Universitas Udayana Bali
- Ts. Dr. Seow Ta We – Guru Besar Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM)
Sebenarnya sangat banyak kolega Prof. Ratman yang ingin menyampaikan kesan pesan dan membahas perjalanannya selama berdinamika dengan beliau tetapi karena keterbatasan waktu, sesi substansi bedah buku harus diselesaikan. Walaupun begitu, hadir juga berbagai tokoh dari seluruh penjuru Indonesia yang ingin bertemu dan sekedar menyampaikan selamat atau mangayubagyo atas purna tugas Prof. Suratman.