Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses menyelenggarakan Seminar Nasional Geografi VI, sebuah forum ilmiah yang secara tegas menyoroti peran sentral ilmu geografi dalam menjawab tantangan multidimensi dari krisis iklim global pada Sabtu (6/7). Mengusung tema “Peran Ilmu Geografi dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim, Pencapaian Net Zero Emission, dan Pengembangan Ekonomi Hijau Berkelanjutan,” acara yang dilaksanakan secara daring ini menjadi platform krusial untuk mengkaji solusi berbasis bukti dan memperkuat kolaborasi lintas sektor.
SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur
Dalam rangka mewujudkan pembangunan daerah yang berbasis kajian ilmiah dan data spasial yang akurat, Pemerintah Kabupaten Pulau Taliabu melakukan audiensi dengan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Rabu (9/7). Pertemuan ini menjadi langkah awal dari penjajakan kerja sama antara kedua pihak untuk mendukung terwujudnya program-program di kawasan tersebut. Terlebih dalam mewujudkan Taliabu Blueprint yang diinisiasi Sashabilla Lufitalia Widya Mus, Bupati Kab. Pulau Taliabu.
Kabupaten Pulau Taliabu dengan luasan wilayah sekitar ±1.469,93 km2 yang juga merupakan kategori daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) saat ini masih menghadapi tantangan dalam perencanaan pembangunan yang bersifat komprehensif dan berbasis data. Dalam audiensinya, Bupati Pulau Taliabu menyampaikan bahwa selama ini daerahnya belum memiliki dokumen arah pembangunan yang konkret, serta belum terdapat pemetaan potensi wilayah secara rinci hingga ke tingkat desa dan kecamatan.
Kehadiran Artificial Intelligence (AI) sebagai teknologi disruptif kini tidak hanya menjadi tantangan, tetapi juga membuka peluang strategis di berbagai sektor. Salah satunya dalam pengelolaan sumber daya alam, di mana implementasi Geo-AI muncul sebagai alternatif yang dapat menjawab tantangan kebutuhan analisis spasial termasuk dalam perhitungan cadangan karbon.
Menjawab kebutuhan tersebut, Tim Working Package (WP) 1.6 FOLU Fakultas Geografi (FGe) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Pelatihan Sistem Geo-AI for Carbon Storage Assessment pada Senin (23/6) untuk mendukung Program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.
Tim riset dari Minat Studi Pembangunan Wilayah (MPW) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan kunjungan ke Desa Bukit Raya, salah satu desa percontohan digital di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). Kunjungan ini sekaligus menjadi bagian dari Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) 2025.
Kegiatan yang berlangsung dari 10 hingga 14 Juni 2025 tersebut diketuai oleh Prof. Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T., Ketua Minat Studi Pembangunan Wilayah dan juga Ketua Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM. Dalam penelitian ini juga melibatkan dua mahasiswa MPW UGM, yakni Tria Sofie, S.Si., dan Anita Putri Anggraini, S.Si., serta para asisten peneliti dari alumni MPW UGM, yaitu Amandita ‘Ainur Rohmah, S.Si., M.Sc., dan Nurina Aulia Haris, M.A staf PSSAT.
Transformasi digital yang semakin pesat menuntut masyarakat untuk beradaptasi dengan kehadiran teknologi canggih. Salah satunya adalah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang kini telah menjadi elemen penting dalam kehidupan manusia, termasuk di dunia akademik dan penelitian. Dalam dunia akademik, teknologi ini dapat membantu para akademisi dalam mempercepat eksplorasi data, analisis, serta pengembangan ide-ide terbaru.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Purwani Istiana, S.I.P., M.A., pustakawan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), dalam kegiatan kelas literasi bertajuk “Pemanfaatan Scopus AI” yang diselenggarakan pada Selasa (11/2).
Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kabupaten Banggai menjalin kemitraan dengan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam upaya mengkaji potensi sumber daya air (SDA) di wilayah sentra pangan Kabupaten Banggai.
Melalui diskusi pada Jumat (25/4) di Gedung Gedung Klinik Lingkungan dan Mitigasi Bencana (KLMB) Fakultas Geografi UGM, keduanya akan melakukan kajian identifikasi potensi sumber daya air di wilayah sentra pangan Kabupaten Banggai yang bertujuan untuk melakukan inventarisasi dan identifikasi informasi mengenai potensi sumber daya air yang ada.
Mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih juara pertama dalam Paper Competition SIGMA 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Padjajaran. Tim yang tergabung dalam “EcoBreeze” ini terdiri dari Ilkarizia Etro Candra Gabesya dan Mulky Djati Sabila, yang merupakan mahasiswa S-1 Kartografi dan Penginderaan Jauh, serta Zuhud Ahnaf Fauzi, mahasiswa S-1 Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK).
SIGMA 2025 ini mengangkat tema “Pemanfaatan Remote Sensing untuk Mendorong Pencapaian SDGs di Era Digital 4.0”. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi ini memberikan solusi berbasis data untuk pengembangan kota berkelanjutan, pengendalian polusi, dan peningkatan ketahanan pangan. Implementasi penginderaan jauh di era digital semakin didukung dengan integrasi kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT), memungkinkan pemrosesan data yang lebih cepat dengan presisi tinggi.
Ibarat memory card, Antartika merupakan kawasan yang sangat strategis termasuk bagi para geograf. Kawasan ini menyimpan sejarah panjang proses geologi dan morfologi bumi yang masih tersimpan dengan rapi. Hal ini disampaikan oleh Gerry Utama, salah satu alumni Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), yang turut serta dalam Ekspedisi Antartika Rusia ke-69.
Dalam kuliah umum bertajuk Antartika dan Masa Depan Bumi: Tantangan dan Peluang dalam Riset Kutub Selatan pada Selasa (20/2) di Auditorium Merapi Fakultas Geografi UGM, Gerry menekankan urgensi partisipasi aktif Indonesia dalam eksplorasi dan penelitian di Antartika. Sejauh ini, Indonesia telah terlibat dalam tiga ekspedisi gabungan ke Antartika, yang menunjukkan upaya indonesia membangun kemandirian riset di bidang antartika. Namun, untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional, ratifikasi Traktat Antartika dan pembentukan Badan Eksplorasi Antartika Indonesia (BEAI) menjadi langkah krusial.
Kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Departemen Sains Informasi Geografi (SaIG), SaIG Research Showcase 2025, kembali digelar pada Jum’at (14/1) di selasar Gedung D Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM). Kegiatan ini ditujukan untuk memperkenalkan berbagai riset yang telah dilakukan oleh para dosen kepada mahasiswa dan kolega dosen lainnya, khususnya yang berkaitan dengan penelitian.
Dr. Bowo Susilo, S.Si., M.T., Ketua Departemen SaIG menyampaikan bahwa acara ini penting untuk memberikan motivasi kepada mahasiswa dalam menentukan tema riset, baik untuk skripsi maupun tesis. “Mahasiswa bisa segera menentukan tema riset yang akan ditekuni dan dapat lulus tepat waktu,” ungkapnya dalam pembukaan kegiatan.
The 17th International Asian Urbanization Conference (IAUC) 2025 sukses digelar di Prime Plaza Hotel Sanur, Bali, pada 14 hingga 16 Januari 2025. Dengan mengusung tema “Rethinking Sustainable Urban Development”, konferensi ini diselenggarakan oleh Centre for Southeast Asian Social Studies (CESASS) atau Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada (UGM), yang didukung oleh Fakultas Geografi UGM.
Konferensi dibuka dengan sambutan dari Prof. Dr. Rini Rachmawati, Ketua Pelaksana sekaligus Guru Besar Ilmu Geografi Perkotaan UGM, dan Prof. George Pomeroy, Direktur Eksekutif Asian Urban Research Association (AURA). Dekan Fakultas Geografi UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, turut meresmikan acara ini.