Di sebuah kota yang kerap diasosiasikan dengan efficiency and futurism, terdapat pula narasi yang lebih senyap namun tak kalah kuat, upaya untuk merawat keterhubungan antara manusia, teknologi, dan alam. Selama hampir tiga pekan mengikuti ASEAN Summer Program dengan major Ecology and Earth System di Nanyang Technological University (NTU), Singapore, R. Muhammad Syarif Abdurrahman, peserta dari Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) mendapati bahwa sustainability bukanlah sekadar ambisi negara maju, melainkan a way of thinking yang bisa dirawat dan diadaptasi, sejauh ada collective will dan clarity of vision.
SDG 4: Pendidikan Berkualitas
Kegiatan tahunan Summer Course Program kembali hadir pada tahun 2025 dengan mengusung tema “Smart City, Digital Transformation and Society in Southeast” pada 23 Juni-10 Juli 2025. Kegiatan internasional tersebut diselenggarakan oleh Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada (UGM) didukung oleh Fakultas Geografi UGM dengan Koordinator Program, Prof. Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T., Ketua Minat Studi Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi UGM sekaligus Kepala Pusat Studi PSSAT.
Dua mahasiswa Program Studi Geografi Lingkungan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 2021, Gammanda Adhny El Zamzamy Latief dan Muhammad Alsamtu Tita Sabila Pratama Suhartono, berhasil meraih beasiswa Monbukagakusho (MEXT) dari Pemerintah Jepang.
Beasiswa MEXT merupakan program yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olah Raga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang. Program ini menjadi salah satu skema beasiswa luar negeri yang cukup dikenal di Indonesia. Gammanda dan Alsam memperoleh beasiswa tersebut melalui jalur University Recommendation (U to U), yakni jalur kerja sama antara universitas asal dan universitas mitra di Jepang.
Sebagai bagian dari rangkaian International Workshop for Educators, sebanyak 50 guru dari SMA mitra Universitas Gadjah Mada (UGM) mengunjungi laboratorium-laboratorium di Fakultas Geografi UGM, Kamis (10/7) untuk melihat secara langsung aktivitas riset dan pembelajaran yang berlangsung di masing-masing laboratorium.
Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif tiga fakultas dalam Klaster Sains UGM yaitu Fakultas MIPA, Fakultas Biologi, dan Fakultas Geografi yang berkolaborasi menggelar workshop bertajuk “Deep Learning Curriculum for Creating Mindful, Meaningful, and Joyful Learning”.
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), melalui Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan (Lab. HKL) di bawah Departemen Geografi Lingkungan, secara resmi menerbitkan Majalah Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan edisi pertama pada Juli 2025 dan akan terbit secara berkala pada edisi-edisi selanjutnya. Inisiatif tersebut merupakan wujud nyata komitmen Lab. HKL dalam menyampaikan informasi ilmiah, hasil riset, serta isu-isu terkini di bidang hidrologi, klimatologi, dan lingkungan hidup kepada masyarakat luas.
Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Guilin University of Technology (GUT), Tiongkok, terus mempererat kemitraan strategis antara kedua institusi khususnya di bidang Ilmu Kebumian. Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama yang telah dilakukan pada awal tahun 2025 lalu.
Sebagai wujud konkret dari kerja sama tersebut, kedua institusi menyelenggarakan kegiatan UGM-GUT Joint Lecture bertajuk “Plate Convergence and Its Resource-Environmental Effects” pada Senin (23/6), di Siti Nurbaya Center, KLMB Lantai 5 Fakultas Geografi UGM dan disiarkan secara daring melalui platform Zoom Meeting.
Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Geografi, Fakultas Geografi (FGe) Universitas Gadjah Mada (UGM), Indah Waty Bong, menerima penghargaan Prix Mahar Schützenberger 2025. Penghargaan ini diberikan oleh Association Franco-Indonésienne pour le Développement des Sciences (AFIDES) kepada empat mahasiswa doktoral Indonesia yang tengah melakukan penelitian di Prancis.
Penelitian yang membawa Indah menerima penghargaan ini tengah dilakukan di GAIA – Université de Montpellier dengan topik riset tentang “Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Konservasi Mandiri di Indonesia”.
Perbedaan generasi atau sering kali disebut dengan fenomena multigenerasi menjadi salah satu tantangan dalam merespons pembelajaran di perkuliahan. Fenomena ini melibatkan dua komponen utama yaitu dosen dan mahasiswa yang memiliki latar belakang karakteristik generasi yang berbeda.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Muhammad Kamal, S.Si., M.GIS., Ph.D., Dekan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), dalam Workshop Pengembangan Diri bagi Dosen dengan tema “Komunikasi Efektif dan Perkuliahan Bersama Generasi Z” yang digelar pada Selasa (17/6).
Setelah sebelumnya menjajaki peluang kerja sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kancah internasional, Magister Penginderaan Jauh (MPJ) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Master of Geographic Information Science (MGIS) The University of Queensland, Australia, akan merilis program double degree pada program magister.
Seperti diketahui, Program Studi Magister Penginderaan Jauh UGM merupakan satu-satunya program magister di Indonesia dalam bidang penginderaan jauh yang berada di bawah naungan Fakultas Geografi UGM. Program ini juga didukung oleh tenaga pengajar yang berpengalaman dalam bidang pemantauan jarak jauh, sistem informasi geografis (SIG), dan kartografi.
Fakultas Geografi (FGe) Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan teknologi kelautan dan keberlanjutan global melalui partisipasi mahasiswa program magister dalam Korea Visit Program 2025 yang diselenggarakan oleh Korea–Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) . Kegiatan ini berlangsung dari 19 hingga 24 Mei 2025 di Busan, Korea Selatan sebagai upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang teknologi kelautan sekaligus memperkuat kerja sama internasional antara Indonesia dan Korea Selatan.