Kabupaten Sikka merupakan salah satu wilayah yang memiliki tingkat kerentanan bencana tertinggi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Hingga saat ini, masyarakat masih menyisakan trauma akibat peristiwa tsunami dan letusan gunung api yang telah menelan banyak korban jiwa. Sebagai upaya konkret dalam merespons hal tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA) Kabupaten Sikka, NTT menjalin kerja sama dengan Fakultas Geografi (FGe) Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam penyusunan dokumen kajian risiko bencana di wilayahnya.
Rilis
Perbedaan generasi atau sering kali disebut dengan fenomena multigenerasi menjadi salah satu tantangan dalam merespons pembelajaran di perkuliahan. Fenomena ini melibatkan dua komponen utama yaitu dosen dan mahasiswa yang memiliki latar belakang karakteristik generasi yang berbeda.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Muhammad Kamal, S.Si., M.GIS., Ph.D., Dekan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), dalam Workshop Pengembangan Diri bagi Dosen dengan tema “Komunikasi Efektif dan Perkuliahan Bersama Generasi Z” yang digelar pada Selasa (17/6).
Tim riset dari Minat Studi Pembangunan Wilayah (MPW) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan kunjungan ke Desa Bukit Raya, salah satu desa percontohan digital di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). Kunjungan ini sekaligus menjadi bagian dari Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) 2025.
Kegiatan yang berlangsung dari 10 hingga 14 Juni 2025 tersebut diketuai oleh Prof. Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T., Ketua Minat Studi Pembangunan Wilayah dan juga Ketua Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM. Dalam penelitian ini juga melibatkan dua mahasiswa MPW UGM, yakni Tria Sofie, S.Si., dan Anita Putri Anggraini, S.Si., serta para asisten peneliti dari alumni MPW UGM, yaitu Amandita ‘Ainur Rohmah, S.Si., M.Sc., dan Nurina Aulia Haris, M.A staf PSSAT.
Setelah sebelumnya menjajaki peluang kerja sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kancah internasional, Magister Penginderaan Jauh (MPJ) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Master of Geographic Information Science (MGIS) The University of Queensland, Australia, akan merilis program double degree pada program magister.
Seperti diketahui, Program Studi Magister Penginderaan Jauh UGM merupakan satu-satunya program magister di Indonesia dalam bidang penginderaan jauh yang berada di bawah naungan Fakultas Geografi UGM. Program ini juga didukung oleh tenaga pengajar yang berpengalaman dalam bidang pemantauan jarak jauh, sistem informasi geografis (SIG), dan kartografi.
Dalam rangka mendukung pencapaian target Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030, Fakultas Geografi (FGe) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) pada Kamis (12/6) di Hotel Porta by Ambarrukmo, Yogyakarta. Kegiatan ini mengambil tema “Sinkronisasi Hasil Kajian Ecosystem-based Approach (EbA) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Indragiri, Rokan, Sepaku, Brantas, dan Karst Jawa”.
FGD ini merupakan bagian dari WP 2.1 dan 2.2 yang bertujuan untuk melakukan validasi terhadap matriks indikator EbA sebagai instrumen penilaian praktik baik pendekatan berbasis ekosistem. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menguji coba penerapan matriks indikator versi awal serta memetakan kesesuaian dan efektivitasnya bagi calon pengguna.
Fakultas Geografi (FGe) Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan teknologi kelautan dan keberlanjutan global melalui partisipasi mahasiswa program magister dalam Korea Visit Program 2025 yang diselenggarakan oleh Korea–Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) . Kegiatan ini berlangsung dari 19 hingga 24 Mei 2025 di Busan, Korea Selatan sebagai upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang teknologi kelautan sekaligus memperkuat kerja sama internasional antara Indonesia dan Korea Selatan.
Fakultas Geografi (FGe) Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan delegasi dari Department of Geography, College of Liberal Arts, National Taiwan Normal University (NTNU), Taiwan, pada Rabu (11/6). Sebanyak 25 mahasiswa dan tiga dosen pendamping hadir dalam rangka kegiatan Overseas Teaching Project in the Yogyakarta and Semarang Areas.
Dalam kesempatan tersebut, Associate Professor NTNU, Mucahid Mustafa Bayrak, menyampaikan bahwa kunjungannya ke Indonesia, khususnya Yogyakarta, memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk mempelajari geografi dalam kehidupan nyata. Lebih jauh lagi, mereka juga tertarik untuk mempelajari konsep keberlanjutan di wilayah dengan kondisi fisik dan sosial yang berbeda seperti Indonesia.
Setelah dilepas secara resmi oleh Dekan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Muhammad Kamal, S.Si., M.GIS., Ph.D., pada Rabu (7/6), sebanyak 80 mahasiswa Program Studi Pembangunan Wilayah (PPW) Angkatan 2022 beserta empat dosen pendamping melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) 3 di Desa Karimun dan Kemujan, Pulau Karimunjawa Besar. Pada tahun ini, Kegiatan KKL 3 tahun 2025 mengusung tema “Archipelagic Development: Kajian Strategis Pengembangan Wilayah Kepulauan Karimunjawa”.
Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mengukuhkan guru besar pada Kamis (5/6) di Balai Senat UGM. Kali ini, pengukuhan diberikan kepada Prof. Dr. R. Suharyadi, M.Sc., dari Fakultas Geografi UGM, dalam bidang Penginderaan Jauh Perkotaan.
Melalui pidato pengukuhannya yang bertajuk “Interpretasi Citra Penginderaan Jauh secara Hibrida untuk Membantu Survei Daerah Perkotaan”, Prof. Suharyadi memberikan gambaran tentang perkembangan penginderaan jauh yang digunakan untuk survei daerah perkotaan.
Dalam momentum peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Fakultas Geografi (FGe) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar aksi nyata melalui kegiatan penanaman pohon Mojo di lingkungan kampus pada Rabu (4/6). Inisiatif ini bukan sekadar simbolis, melainkan bagian dari aksi nyata untuk membangun kesadaran ekologi dan komitmen terhadap planet berkelanjutan.
Penanaman pohon Mojo digagas oleh Prof. Dr. Suratman, M.Sc., dosen Fakultas Geografi UGM sebagai respons konkret terhadap isu lingkungan global, khususnya perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati.