Tim Geography Study Club (GSC) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) meraih Juara II kategori Esai Ilmiah dalam ajang Geography Championship XIII 2025 yang digelar Universitas Negeri Semarang.
Tim yang beranggotakan Mujaddid Azka Fikri Ghajali (Geografi Lingkungan 2023), Darvpa Nusantara Yogya, dan Abirama Tedjamukti (Kartografi dan Penginderaan Jauh 2023) mengangkat riset berjudul “Evaluasi Tata Ruang Permukiman Kota Bekasi Berdasarkan Pemodelan Spatio-Temporal Tingkat Kerawanan Banjir Berbasis Sistem Informasi Geografis sebagai Upaya Penanganan Risiko Bencana.”
Menurut Mujaddid, ketua tim GSC, permasalahan banjir merupakan isu krusial yang kerap melanda kawasan permukiman perkotaan. Karena hal itu, penataan ruang berbasis mitigasi bencana untuk menciptakan kota yang tangguh dan berkelanjutan penting untuk menjadi perhatian.
Dalam penelitiannya, ketiganya memilih Kota Bekasi sebagai studi kasus. Terlebih Bekasi merupakan kawasan penyangga Ibu Kota dengan tingkat urbanisasi tinggi dan menghadapi tantangan kompleks dalam penataan ruang permukiman yang seringkali tidak mempertimbangkan aspek kerawanan bencana secara komprehensif.
“Diperlukan pendekatan inovatif berbasis teknologi geospasial untuk mengidentifikasi, memetakan, dan mengevaluasi tingkat kerawanan banjir secara dinamis sebagai dasar perencanaan tata ruang yang adaptif,” jelas Mujaddid.
Ketiga anggota tim kemudian mengintegrasikan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan pendekatan pemodelan spatio-temporal yang dapat diperbarui secara berkala, disertai dashboard pemantauan dinamis dan rekomendasi strategis untuk revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bekasi berbasis mitigasi bencana.
Melalui analisis multi-temporal yang memanfaatkan data penginderaan jauh, hidrologi, topografi, dan penggunaan lahan, penelitian ini berhasil mengidentifikasi zona-zona rawan banjir dengan tingkat akurasi yang tinggi.
“Model ini juga mampu memprediksi potensi banjir berdasarkan variabel topografi, curah hujan, tutupan lahan, sistem drainase, serta perubahan penggunaan lahan,” tambah Mujaddid.
Selain itu, pendekatan ini dapat membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan efisiensi anggaran program mitigasi bencana. Hasil pemodelan yang dilakukan tim GSC menunjukkan potensi besar dalam mengurangi kerugian ekonomi dan sosial akibat banjir, meningkatkan ketahanan masyarakat, serta mendorong pembangunan permukiman berkelanjutan.
“Kami berharap karya ini dapat menjadi instrumen nyata bagi pemerintah daerah dalam merancang tata ruang yang adaptif terhadap risiko bencana,” pungkas Mujaddid.
Selain relevan dengan isu aktual perkotaan, karya ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan), SDG 13 (Aksi Iklim), SDG 9 (Inovasi dan Infrastruktur), serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).

