
Departemen Geografi Lingkungan (GEL), Fakultas Geografi (FGE), Universitas Gadjah Mada (UGM), menyelenggarakan kuliah umum bertema “Malaysia’s Demographic Transformation: Embracing the Realities of an Aging Society” pada Senin (17/2) secara daring. Kegiatan ini menghadirkan narasumber internasional dari Malaysia, Dr. Nik Norliati Fitri, Senior Lecturer di Universiti Sains Malaysia yang memiliki keahlian di bidang Geografi Penduduk, Demografi, dan Geografi Perkotaan.
Dalam pemaparannya, Dr. Nik Norliati mengungkapkan bahwa Malaysia saat ini tengah mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah penduduk lanjut usia (lansia). Data menunjukkan bahwa pada tahun 1970, persentase lansia di Malaysia berada di angka 5,2%. Angka tersebut meningkat menjadi 5,7% pada tahun 1990, dan mencapai 6,3% pada tahun 2000. Hingga tahun 2024, jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas tercatat sebesar 8,1%.
Proyeksi dari United Nations Development Programme (UNDP) memperkirakan bahwa angka tersebut akan terus bertambah hingga mencapai 14,5% pada tahun 2040. Menurut Dr. Nik, kondisi ini mengindikasikan bahwa Malaysia telah memasuki fase masyarakat menua (aging society). “Peningkatan jumlah lansia memiliki implikasi pada berbagai aspek, termasuk layanan kesehatan, perawatan jangka panjang, serta kebutuhan ekonomi yang semakin kompleks,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menyoroti keberhasilan pembangunan kesehatan di Malaysia yang tercermin dari meningkatnya angka harapan hidup. Saat ini, Malaysia menempati posisi kedua tertinggi di kawasan ASEAN dengan angka harapan hidup mencapai 76,82 tahun, setelah Singapura. Sebagai perbandingan, pada tahun 2010 angka harapan hidup di Malaysia tercatat sebesar 74,9 tahun.
Dr. Nik juga menyinggung isu demografi lainnya, yaitu rendahnya angka kelahiran. Pada tahun 2024, tingkat kelahiran total di Malaysia tercatat sekitar 16,608 kelahiran per 1.000 penduduk, mengalami penurunan sebesar 1,24% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain penundaan usia perkawinan dan usia melahirkan yang dipengaruhi oleh faktor pendidikan, karier, dan kondisi keuangan.
“Perubahan gaya hidup dan proses urbanisasi juga turut mempengaruhi keputusan keluarga dalam memiliki anak,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa peningkatan kesadaran serta akses terhadap metode kontrasepsi yang lebih efektif menjadi faktor lain yang dapat berkontribusi terhadap tren penurunan angka kelahiran di Malaysia.