Upaya menghadapi isu perubahan iklim membuka peluang karier baru bagi lulusan Geografi. Hal tersebut menjadi bahasan utama dalam pembekalan calon wisudawan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Periode I Tahun Akademik 2025/2026 yang digelar di Auditorium Merapi, Senin (24/11/2025). Dalam kegiatan tersebut, alumni Geografi UGM, Fabia Hulwa Shelfia Putri, S.Si., membagikan pengalaman sekaligus memaparkan strategi berkarier di organisasi non-pemerintah (NGO) kepada 140 calon wisudawan.
Dr. Erlis Saputra, S.Si., M.Si., Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan, menyampaikan bahwa geografi merupakan disiplin ilmu yang sangat relevan dalam menjawab isu global, termasuk perubahan iklim. Karena itu, kegiatan pembekalan ini ditujukan agar para wisudawan tidak hanya siap memasuki dunia kerja, tetapi juga mampu menjadi bagian dari solusi. “Kita akan melihat peluang kerja di sektor NGO sesuai tema hari ini, agar ada gambaran apa saja yang perlu dipersiapkan,” ujarnya.
Dalam pemaparannya, Fabia, yang kini berkarier di sektor NGO, menyoroti maraknya fenomena iklim ekstrem, mulai dari kebakaran hutan, hujan es, hingga temuan mikroplastik dalam air hujan. Menurutnya, krisis iklim tidak lagi semata persoalan lingkungan, tetapi sudah menyentuh aspek keadilan iklim (climate justice).
Mengingat fenomena yang terjadi saat ini, Fabia mengutarakan bahwa green jobs menjadi peluang yang semakin relevan bagi lulusan Geografi. Green jobs, kata dia, merupakan pasar kerja yang berfokus pada upaya mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas ekonomi. “Pekerjaan ini mencakup perlindungan ekosistem dan biodiversitas, efisiensi penggunaan energi, material, dan air, dekarbonisasi ekonomi, serta pencegahan limbah dan polusi,” terangnya.
Saat ini ia berkarier di Madani, organisasi lingkungan nirlaba yang mendorong pembangunan berkeadilan di Indonesia dengan menekankan aspek sosial, ekologis, dan ekonomi. Melalui forum tersebut, ia mengajak calon wisudawan untuk lebih peka terhadap isu lingkungan sekaligus berani memilih jalur karier yang sesuai dengan nilai yang mereka yakini.
“Being young while having idealism and a calling is a privilege,” ujarnya, mendorong para wisudawan memanfaatkan kesempatan tersebut dalam mempersiapkan langkah karier setelah resmi menjadi alumni.


