Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalin kerja sama dengan 72 sekolah dari berbagai daerah di Indonesia melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat serta program imersi, program International Undergraduate Program (IUP), peningkatan kompetensi guru, maupun exposure tentang program studi di Fakultas Geografi.
Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya memperkuat kontribusi pendidikan geografi khususnya dalam merespons isu-isu global yang semakin kompleks. Hal tersebut disampaikan Dekan Fakultas Geografi UGM, Prof. Muhammad Kamal, S.Si., M.Sc., Ph.D., dalam Workshop for Educators pada Kamis (20/11/2025) di Auditorium Merapi, Fakultas Geografi UGM.
Terlebih, sambung Prof.Kamal bahwa dunia saat ini sedang menghadapi isu perubahan iklim yang kian nyata. Fenomena kekeringan di musim kemarau dan banjir pada musim penghujan menunjukkan urgensi solusi berbasis keilmuan geografi.
“Kami juga tengah memperdalam isu perdagangan karbon (carbon trading) agar dapat ditampilkan dan dikembangkan pada level internasional,” katanya.
Senada dengan hal itu, Koordinator International Undergraduate Program (IUP) Geografi Lingkungan, Dr. Sc. Andung Bayu Sekaranom, S.Si., M.Sc., menyatakan bahwa tuntutan global terhadap keilmuan geografi juga terus meningkat seiring dengan mencuatnya berbagai isu yang berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi, kesehatan, hingga dinamika sumber daya manusia.
“Kebutuhan keilmuan geografi terus meningkat. Banyak bisnis yang bermunculan untuk memenuhi permintaan tersebut, dan seluruh sektor kini dituntut menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG),” ujarnya.
Pada kegiatan yang sama, Fakultas Geografi UGM turut menghadirkan narasumber dari dua perguruan tinggi di Taiwan, Prof. Huang Chou-ying dari Department of Geography, National Taiwan University (NTU) dan Prof. Chen Yi-Ching, Chairman of Environmental and Safety Engineering Da-Yeh University.
Keduanya menyampaikan pemaparan mengenai berbagai peluang riset, beasiswa internasional, serta prospek karier bagi lulusan geografi baik di NTU maupun Da-Yeh.
Adapun Arif Misbahul, MBM., narasumber dari Taiwan Center Indonesia, memaparkan lebih lanjut terkait kemitraan pendidikan antara Indonesia termasuk berbagai skema beasiswa yang ditawarkan Taiwan dan dapat diakses oleh mahasiswa UGM ke depannya melalui beragam jenis program.
Di akhir kegiatan, sebanyak 137 peserta dari 72 sekolah tersebut mengunjungi sejumlah laboratorium yang dimiliki Fakultas Geografi UGM, antara lain Laboratorium Geomorfologi Lingkungan dan Mitigasi Bencana, Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Laboratorium Penginderaan Jauh, Laboratorium Kartografi, dan Laboratorium Sistem Informasi Geografis.


