Tim GSCUTE dari Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat nasional dengan meraih Juara 2 Kategori Paper and Poster sekaligus Best Paper dalam ajang Geoscience Trip and Competition (GEOTRAP) 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran (UNPAD), Sabtu (18/10).
Tim GSCUTE yang terdiri dari Darvpa Nusantara Yogya (Kartografi dan Penginderaan Jauh 2023), Mujaddid Azka Fikri Ghajali (Geografi Lingkungan 2023), dan Astri Sholikhah (Geografi Lingkungan 2023) mengusung karya berjudul “Sistem Peringatan Dini Mitigasi Land Subsidence Berbasis Pemodelan Prediktif Spatio-Temporal melalui Machine Learning dan Multi Criteria Decision Analysis di Kota Tegal sebagai Upaya Perencanaan Kota Berkelanjutan.”
Ketua tim GSCUTE, Mujaddid Azka Fikri Ghajali, menjelaskan bahwa isu penurunan muka tanah (land subsidence) di kawasan pesisir Kota Tegal semakin mengkhawatirkan akibat urbanisasi pesat dan eksploitasi air tanah berlebihan.
“Dari keresahan terhadap ancaman kerusakan lingkungan di wilayah pesisir itulah, kami coba mengembangkan inovasi berbasis machine learning dan analisis spasial prediktif untuk merancang sistem peringatan dini. Sistem ini mampu memetakan sekaligus memprediksi zona rawan penurunan tanah secara dinamis dari waktu ke waktu,” ujarnya.
Mujaddid menambahkan, pendekatan Spatio-Temporal Predictive Modeling dan Multi Criteria Decision Analysis (MCDA) yang digunakan dapat mengintegrasikan berbagai parameter seperti topografi, perubahan penggunaan lahan, pola curah hujan, serta data eksploitasi air tanah untuk menghasilkan peta risiko land subsidence dengan tingkat akurasi tinggi.
Sebagai luaran, tim GSCUTE mengembangkan dashboard peta interaktif berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) yang memungkinkan pemerintah daerah memantau, menganalisis, dan mensimulasikan kebijakan tata ruang secara adaptif sebagai bagian dari upaya mitigasi.
Model yang dikembangkan ketiga mahasiswa tersebut dinilai memiliki nilai keberlanjutan tinggi karena dapat dimanfaatkan sebagai instrumen perencanaan kota berketahanan, serta direplikasi di kota-kota pesisir lain yang menghadapi permasalahan serupa.
Selain itu, karya ini turut mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan), SDG 13 (Aksi Iklim), dan SDG 9 (Inovasi dan Infrastruktur), dengan mengedepankan integrasi teknologi dan kebijakan spasial berbasis data.
“Kami berencana melanjutkan riset ini melalui kolaborasi bersama instansi pemerintah dan lembaga penelitian untuk mengimplementasikan sistem peringatan dini sebagai langkah awal menuju kota pesisir yang lebih berkelanjutan,” pungkas Mujaddid.

