Sebagai tindak lanjut dari Workshop Pengelolaan Sampah, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan kegiatan kunjungan dan studi tiru ke Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM pada Jumat (3/10). Kegiatan ini bertujuan mengadopsi praktik pengelolaan sampah berkelanjutan berbasis konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di lingkungan Fakultas Geografi.
Di Rumah Inovasi Daur Ulang (RinDU) PIAT, sebanyak 15 peserta mendapatkan pelatihan langsung mengenai tiga metode pengelolaan sampah organik: budidaya Black Soldier Fly (BSF), pengomposan, dan pembuatan eco enzyme.
Dalam sesi BSF, peserta mempelajari seluruh siklus budidaya—mulai dari penyiapan telur dan prepupa, pemeliharaan lalat, pemberian pakan berupa sisa makanan, hingga pemanenan larva.
Sementara itu, pada praktik pengomposan, peserta diajarkan cara mencacah bahan, mencampur sampah organik kering dan basah (dengan rasio 2–3:1), serta menambahkan mikroba pengompos. Pipit Noviyani, S.Si., pemandu dari PIAT, menjelaskan bahwa kompos siap panen ditandai oleh warna kehitaman, tidak berbau, dan suhu yang menyamai tanah.
Pipit juga menyebutkan bahwa pengomposan in situ dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti seperti biopori, losida, tong pengomposan, keranjang Takakura, ember tumpuk, segitiga windrow, compost bag, dan bak pengomposan.

Pada sesi terakhir, peserta mempraktikkan pembuatan eco enzyme—cairan multifungsi hasil fermentasi sampah buah dan sayur segar selama 90 hari. Dalam praktik tersebut, peserta mencampurkan bahan berupa potongan buah segar, gula jawa, dan air dengan takaran 1:3:10.
“Tidak semua jenis sampah dapat digunakan. Hanya kulit buah segar, potongan sayur, dan sisa buah yang masih layak fermentasi,” terangnya.
Produk eco enzyme yang dihasilkan dari sisa makanan ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti cairan pembersih, pengusir serangga, pupuk cair, dekomposer, penghilang bau tidak sedap, hingga membantu pemulihan lingkungan akibat pencemaran, termasuk memperbaiki kualitas tanah dan air.
Kepala Kantor Fakultas Geografi UGM, Aini Nur Farida, berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah berkelanjutan dalam penerapan pengelolaan sampah di lingkungan fakultas. “Melalui kegiatan ini, kami berharap praktik pengelolaan sampah dapat diterapkan secara lebih sistematis dan berkesinambungan sebagai wujud nyata dukungan Fakultas Geografi terhadap inisiatif kampus berkelanjutan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, bahwa langkah ini juga merupakan aksi nyata Fakultas Geografi dalam mendukung pencapaian SDG 12 (Responsible Consumption and Production) dan SDG 13 (Climate Action).


