Perbedaan generasi atau sering kali disebut dengan fenomena multigenerasi menjadi salah satu tantangan dalam merespons pembelajaran di perkuliahan. Fenomena ini melibatkan dua komponen utama yaitu dosen dan mahasiswa yang memiliki latar belakang karakteristik generasi yang berbeda.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Muhammad Kamal, S.Si., M.GIS., Ph.D., Dekan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), dalam Workshop Pengembangan Diri bagi Dosen dengan tema “Komunikasi Efektif dan Perkuliahan Bersama Generasi Z” yang digelar pada Selasa (17/6).
Menurut Dekan Fakultas Geografi, dalam konteks pembelajaran, mahasiswa dapat dianalogikan sebagai klien yang perlu dipahami karakternya. Oleh karenanya, tujuan diadakan kegiatan ini tidak lain untuk mengurangi kesenjangan antar generasi antara dosen dan mahasiswa agar proses penyampaian informasi dapat lebih efektif dan menyeluruh. Selain itu, workshop ini juga diharapkan mampu menciptakan suasana akademik yang kondusif, inklusif, dan adaptif.
“Mahasiswa saat ini berasal dari generasi yang sangat berbeda dengan kita atau dosen di masa lalu. Di tengah era yang penuh dengan gadget, kita perlu memahami karakteristik mahasiswa sebagai ‘klien’ agar bisa menekan gap generasi,” ujar Prof. Kamal.
Begitu halnya disampaikan Dr. Rizqi Nur’aini A’yuninnisa, S.Psi., M.Sc., narasumber sekaligus dosen di Fakultas Psikologi UGM pada sesi pertama yang menjelaskan bahwa Generasi Z yang umumnya lahir antara tahun 1997-2012 merupakan generasi pertama yang lahir di tengah transisi menuju digitalisasi global sejak usia dini.
Generasi Z dikenal dengan ciri-cirinya yang unik, seperti aksesibilitas terhadap teknologi sejak dini, gaya belajar visual-interaktif, responsif terhadap umpan balik instan, serta preferensi terhadap pembelajaran berbasis proyek dan kolaboratif.
Dengan memahami karakteristik Generasi Z, lanjut Dr. Rizqi, para dosen dapat menyeimbanginya dengan menciptakan metode pengajaran yang lebih relevan, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa masa kini, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal. “Karakteristik yang demikian mereka menyukai rancangan visual, interaktif, berbasis proyek dalam pembelajaran,” ujar Dr. Rizqi.
Workshop yang berlangsung selama dua hari pada Selasa (17/6) hingga Rabu (18/6) tersebut diikuti oleh seluruh dosen Fakultas Geografi UGM. Selain Dr. Rizqi Nur’aini A’yuninnisa yang hadir pada sesi pertama, turut hadir lima narasumber lainnya yang membahas berbagai aspek terkait pengajaran dan interaksi dengan Generasi Z.
Narasumber tersebut antara lain Aisha Sekar Lazuardini Rachmanie yang membahas motivasi dan engagement Gen Z, kemudian Fakhirah Inayaturrobbani yang menyampaikan metode pembelajaran menarik bagi Gen Z, juga Ardian Rahman Afandi yang memberikan paparan di dua sesi sekaligus terkait motivasi dan kepemimpinan, serta Syaifa Tania yang pada sesi tentang komunikasi efektif dengan Gen Z.
