
Setelah dilepas secara resmi oleh Dekan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Muhammad Kamal, S.Si., M.GIS., Ph.D., pada Rabu (7/6), sebanyak 80 mahasiswa Program Studi Pembangunan Wilayah (PPW) Angkatan 2022 beserta empat dosen pendamping melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) 3 di Desa Karimun dan Kemujan, Pulau Karimunjawa Besar. Pada tahun ini, Kegiatan KKL 3 tahun 2025 mengusung tema “Archipelagic Development: Kajian Strategis Pengembangan Wilayah Kepulauan Karimunjawa”.
Sebelum memasuki wilayah Karimunjawa, mahasiswa melakukan kunjungan ke sejumlah instansi pemerintah di Kabupaten Jepara, seperti Bappeda, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, serta Dinas Lingkungan Hidup. Sedangkan Tim KKL 3 yang terdiri dari mahasiswa dan dosen memulai serangkaian observasi dan wawancara lapangan di Desa Karimun dan Kemujan pada hari kedua. Adapun Tim KKL tersebut dibagi menjadi delapan kelompok kajian yang masing-masing fokus pada subtema strategis.
Kelompok pertama, Ekowisata Kepulauan yang melaksanakan wawancara dengan wisatawan, pelaku usaha wisata, dan masyarakat lokal di Pantai Batu Topeng, Sunset Beach, dan Pantai Tanjung Gelam. Di wilayah Kemujan, kelompok ini juga melakukan wawancara dengan Kepala Desa Kemujan, manager Halo Sustainable Resort, serta wisatawan di Pantai Laendra, Annora, dan Alano.
Selanjutnya, Kelompok kedua yaitu Mata Pencaharian dan Penghidupan Masyarakat, dimana mahasiswa melakukan pemetaan pola hidup masyarakat setempat melalui wawancara dengan NGO Lingkar Juang, staf desa, nelayan, dan pelaku wisata di Desa Karimun maupun Kemujan.
Berbeda lagi dengan kelompok Ekonomi Kelautan, mereka melakukan penelitian lebih lanjut terhadap peran sektor pariwisata dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Jepara periode 2019–2024. Selain itu, mereka melakukan wawancara dengan KUB Berkah Samudera, pemilik resort, resto, UMKM, nelayan, pengepul ikan, serta staf desa di Karimun dan Kemujan sebagai bagian dari studi lapangan.
Kelompok lainnya, Konservasi Lingkungan Hidup melakukan wawancara dengan LSM Lingkar Juang Karimunjawa dan Trilogy Ocean Reservation. Selain itu, mereka juga melaksanakan observasi lingkungan di Tempat Pemrosesan Akhir sampah serta beberapa titik penting yang menjadi pusat perhatian dalam upaya perlindungan lingkungan.
Tidak jauh berbeda, kelompok Tata Kelola Wilayah dan Kemitraan Lokal melakukan wawancara dengan pengelola tambak untuk memetakan tata kelola sumber daya alam di wilayah pesisir, termasuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya.
Sementara itu, kelompok Pengembangan Infrastruktur melakukan observasi dan wawancara untuk menilai kualitas layanan transportasi laut, khususnya Kapal Bahari Express. Selain itu, mereka mengidentifikasi ketersediaan dan kelayakan fasilitas wisata di sejumlah destinasi seperti Pantai Annora, Batu Putih, Barakuda, Mangrove Area Tourism, Alano, Tanjung Gelam, Batu Topeng, Sunset Beach, Bobby, dan Karina, serta hotel-hotel seperti Laendra Sunset Beach, Hotel Puri Karimunjawa, dan Hotel Jatikerep.
Di sisi lain, kelompok Manajemen Kebencanaan melakukan observasi di sejumlah titik rawan bencana seperti Taman Bermain Wati, Kedai Pesisir, area Pantai Alano, pesisir JNCOTTAGE & camping ground, Desa Kemujan, dan Dermaga PAI Mrican. Mereka juga melakukan wawancara dengan Kepala Desa Karimun dan Kemujan, masyarakat, serta pelaku wisata guna menggali informasi tentang risiko dan mitigasi bencana di wilayah tersebut.
Terakhir, kelompok Logistik dan Ketahanan Pangan melakukan wawancara dengan pemilik hotel, resto, warung di Desa Karimun dan Kemujan, serta pihak-pihak terkait lainnya. Tujuannya adalah untuk menelusuri rantai pasok beras dan logistik lainnya yang masuk ke pulau tersebut, guna mengetahui tingkat ketergantungan dan ketahanan pangan di wilayah kepulauan.
Dengan dilaksanakannya KKL 3 ini, diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi strategis bagi pengembangan wilayah kepulauan Karimunjawa yang berkelanjutan, serta memberikan pengalaman akademis dan profesional bagi mahasiswa. Sehingga menciptakan lulusan yang tidak hanya memiliki bekal teori, tetapi juga mampu membaca realitas sosial, ekonomi, dan lingkungan di lapangan.