
Transformasi digital yang semakin pesat menuntut masyarakat untuk beradaptasi dengan kehadiran teknologi canggih. Salah satunya adalah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang kini telah menjadi elemen penting dalam kehidupan manusia, termasuk di dunia akademik dan penelitian. Dalam dunia akademik, teknologi ini dapat membantu para akademisi dalam mempercepat eksplorasi data, analisis, serta pengembangan ide-ide terbaru.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Purwani Istiana, S.I.P., M.A., pustakawan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), dalam kegiatan kelas literasi bertajuk “Pemanfaatan Scopus AI” yang diselenggarakan pada Selasa (11/2).
Dalam kesempatan tersebut, sebanyak 250 peserta yang terdiri dari mahasiswa jenjang S1, S2, S3, serta dosen diperkenalkan cara kerja Scopus AI dalam menghasilkan rekomendasi topik dan referensi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
“Scopus AI akan memberikan ringkasan abstrak untuk membantu menguraikan konten yang rumit dan mampu memberikan wawasan komprehensif tentang topik yang kita inginkan,” jelasnya.
Lebih lanjut, para peserta juga diajak untuk langsung mempraktikkan penggunaan Scopus AI, sehingga dapat lebih memahami cara kerja alat tersebut secara langsung.
Pada praktiknya, Dr. Purwani menjelaskan bahwa terdapat fitur concept map yang menampilkan peta visual dari hasil pencarian. Fitur ini mempermudah pemahaman secara menyeluruh terhadap topik yang dicari. Ia juga menambahkan bahwa Scopus AI memiliki beberapa keterbatasan, seperti akses yang berbayar serta tidak tersedianya jangka waktu pencarian berbasis data.
Meski demikian, menurutnya, Scopus AI bukanlah alat untuk menulis, melainkan merupakan tool yang membantu dalam mengeksplorasi topik penelitian yang akan dikaji. “Melalui penggalian tema riset dengan menggunakan Scopus AI, pengetahuan dalam proses pelaksanaan penelitian dapat diperkuat,” tambahnya.
Ia pun mengingatkan para peneliti untuk tetap mengedepankan keahlian dan kebijaksanaan dalam menggunakan Scopus AI, mengingat teknologi ini masih dapat menghasilkan luaran yang kurang akurat.