Rabu (30/10), Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan sebanyak 300 siswa dari SMA Negeri 8 Garut. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan keunggulan fakultas serta prospek karier di bidang geografi. Berdasarkan data Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2023, nilai minimal sekitar 650 dibutuhkan untuk masuk ke fakultas ini. Setiap tahunnya, Fakultas Geografi UGM menerima sekitar 120 mahasiswa melalui jalur SNBT dan Ujian Mandiri.
Dalam acara kunjungan tersebut, Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan Fakultas Geografi UGM, Prof. Muhammad Kamal, S.Si., M.GIS., Ph.D., menjelaskan bahwa Fakultas Geografi menempati peringkat pertama di Indonesia, keempat di ASEAN, dan ke-20 di Asia.
“Reputasi ini kami bangun dengan komitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, dan tentunya menjadi peluang bagi adik-adik yang ingin bergabung di UGM,” ujar Prof. Kamal.
Ia menambahkan bahwa Fakultas Geografi UGM memiliki tiga program studi yang telah terakreditasi internasional dan menggunakan metode pembelajaran berstandar internasional. Mahasiswa yang ingin mengikuti program pertukaran pelajar dapat mengakui kredit mereka di universitas luar negeri. Fakultas ini juga menawarkan International Undergraduate Program (IUP) bagi mahasiswa internasional.
Proses pembelajaran di Fakultas Geografi UGM memadukan teori dengan praktik di laboratorium dan lapangan, yang diterapkan di hampir semua mata kuliah.
Seperti halnya di Program Studi Kartografi dan Penginderaan Jauh (KPJ), Prof. Dr. R. Suharyadi, M.Sc., menunjukkan foto udara area kampus UGM dari tahun 90-an hingga gambar terbaru sebagai contoh bentuk pembelajaran mahasiswa KPJ. Mahasiswa diajak mengaplikasikan teori melalui praktik langsung di lapangan dengan peralatan yang lengkap dan canggih.
“Mahasiswa diajarkan menggunakan teknologi terkini, seperti drone dan pesawat kecil yang telah kami fasilitasi,” ujarnya.
Senada dengan itu, Dr. Emilya Nurjani, S.Si., M.Si., menyebutkan bahwa mahasiswa dari program studi Geografi Lingkungan (GEL) juga sering melakukan kegiatan lapangan. “Ibarat seperti avatar pengendali elemen, mahasiswa belajar tentang cuaca, iklim, air, api, serta hubungan dengan manusia. Maka teman-teman di geografi lingkungan sering disebut sebagai avatar plus’ karena mampu mempelajari berbagai aspek tersebut ditambah lagi mempelajari tentang manusianya,” jelasnya.
Sementara itu, Hafidz Wibisono, S.T., M.T., dari Program Studi Pembangunan Wilayah (PW) menjelaskan bahwa mahasiswa di program ini sering melakukan kunjungan lapangan untuk berdiskusi dengan pemerintah daerah terkait perencanaan pembangunan kawasan tertentu.
Lulusan Fakultas Geografi UGM memiliki prospek karier yang luas dan menjanjikan. “Alumni kami tersebar di berbagai instansi, seperti militer, Bappeda, Badan Informasi Geospasial (BIG), Kementerian Kelautan, Kementerian Perdagangan, Kementerian PUPR, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, hingga menjadi dosen baik di universitas dalam dan luar negeri,” tambahnya.