Sebanyak 81 mahasiswa Program Studi Pembangunan Wilayah Universitas Gadjah Mada melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) II di Kota Mojokerto pada tanggal 1 Juli 2024 hingga 5 Juli 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pendidikan yang bertujuan untuk menganalisis potensi dan permasalahan yang ada di kawasan perkotaan tersebut. Dengan tema besar “Analisis Potensi dan Permasalahan Kawasan Perkotaan di Kota Mojokerto”, mahasiswa dari angkatan 2019 dan 2022 ini melakukan serangkaian penelitian di berbagai bidang terkait pembangunan wilayah.
Pembukaan KKL II dilaksanakan di depan Gedung D, Fakultas Geografi, yang dibuka oleh Dekan Fakultas Geografi Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., serta dihadiri oleh dosen pembimbing dan peserta KKL II. Pada hari pertama, mahasiswa langsung terjun ke lapangan untuk melakukan observasi awal. Observasi ini dilanjutkan dengan survei pada hari-hari berikutnya untuk mengumpulkan data primer dan sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari responden serta instansi terkait yang mendukung topik kajian masing-masing kelompok mahasiswa.
Kegiatan penelitian dibagi ke dalam tiga kelompok studio dan 18 kelompok kajian yang didampingi oleh 4 dosen pembimbing. Setiap kelompok bertanggung jawab untuk menganalisis berbagai aspek seperti ekonomi wilayah, sosial budaya, fisik, penggunaan lahan, infrastruktur wilayah, dan kebencanaan. Dalam setiap tahap kegiatan, para dosen pembimbing terlibat secara aktif dengan memberikan arahan, masukan, serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan lapangan mahasiswa.
Potensi Kota Mojokerto sangat beragam, mencakup sektor industri, perdagangan dan jasa, pertanian, UMKM, pariwisata, sosial budaya, dan kelembagaan. Industri di Mojokerto didominasi oleh produksi alas kaki seperti sepatu, sandal, kaos kaki, dan perlengkapan lainnya. Potensi pertanian meliputi padi, buah-buahan, sayuran, hortikultura, perikanan air tawar, peternakan, dan perkebunan. Sementara itu, sektor pariwisata didukung oleh wisata budaya (heritage) dan wisata buatan. UMKM juga berperan penting dalam mendukung industri alas kaki dan kuliner di kota ini.
Namun, di balik potensi tersebut, terdapat sejumlah permasalahan yang perlu diatasi. Infrastruktur yang kurang memadai, seperti buruknya sistem drainase dan saluran air hujan, seringkali menyebabkan genangan. Masalah sosial, seperti stunting, rendahnya tingkat pendidikan, dan kurangnya partisipasi masyarakat, juga menjadi tantangan yang harus dihadapi. Pemerintah setempat telah menjalankan program pemenuhan asupan makanan dan gizi melalui kader-kader di kelurahan untuk mengatasi masalah stunting. Di sisi lain, masalah kebencanaan seperti banjir dan longsor menjadi perhatian utama yang harus segera ditangani.
Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di kawasan perkotaan berdampak negatif pada kualitas lingkungan, khususnya kualitas air. Penggunaan lahan yang tidak terkendali menyebabkan penurunan kualitas lingkungan hidup, sehingga memerlukan penanganan yang tepat dan berkelanjutan.
Melalui KKL II ini, para mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman praktis di lapangan, tetapi juga berkontribusi dalam memberikan rekomendasi untuk pembangunan wilayah yang lebih baik. Mereka diharapkan mampu memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang ada, dengan pendekatan yang berbasis pada data dan fakta lapangan.
Kegiatan KKL II ini juga selaras dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain:
SDG 1: Tanpa Kemiskinan
SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera
SDG 11: Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan
Penutupan kegiatan KKL II dilaksanakan pada Jumat, 5 Juli 2024, di mana tim dosen dan mahasiswa kembali ke Kota Yogyakarta