Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, UGM telah menyelenggarakan SDGs Seminar Series yang ke #99. Adapun tema yang diusung adalah “Kompleksitas Penanganan Pengungsi dan Pencari Suaka di Indonesia: Sebuah Pembelajaran dari Aceh dan Bogor”. Hal ini selaras dengan pilar yang diusung dalam SDGs, yakni pilar pembangunan sosial berupa tujuan ke-3 “Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan”, pilar pembangunan hukum dan tata kelola berupa tujuan ke-16 “Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat” serta pilar pembangunan ekonomi berupa tujuan ke-10 “Mengurangi Ketimpangan” dan tujuan ke-17 “Kemitraan untuk Mencapai Tujuan”. Seminar dilaksanakan secara daring menggunakan media Zoom meeting, live YouTube, dan live report story Instagram. Pembicara pada seri kali ini adalah Ibu Akino Midhany Tahir, S.T., M.Eng., Ph.D. (Senior Research Fellow at Resilience Development Initiative), dan Bapak Faisal Rahman (Protection Associate United Nations High Commissioner for Refugees Indonesia Regional Aceh). Moderator seminar ini adalah Bapak Hafidz Wibisono, S.T., M.T., Ph. D. (Koordinator SDGs Forum–SDGs Seminar Series Fakultas Geografi, UGM). Welcome remarks diberikan oleh Bapak Erlis Saputra (Ketua Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, UGM). Sambutan seminar diberikan oleh Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. (Dekan Fakultas Geografi, UGM).
Narasumber Bapak Faisal Rahma membahas terkait penanganan pengungsi rohingnya yang akhir-akhir ini berdatangan ke Aceh. Sejak tahun 2009 terdapat pengungsi yang berdatangan ke Aceh, dan pada tahun 2015 menjadi tahun dengan pendatangan pengungsi terbanyak. Terdapat perubahan respon masyarakat dari waktu ke waktu atas kedatangan pengungsi di Aceh. Proses pengungsian di Aceh bersifat emergency, karena tidak ada pengungsi yang bertahan lama di Aceh. Interaksi antara pengungsi dengan masyarakat sekitar di Aceh sangat terbatas. Sehingga, UNHCR sebagai lembaga yang menyelesaikan masalah pengungsi dunia membantu para pengungsi di Aceh untuk menentukan status mereka sehingga dapat hidup mandiri.
Narasumber Akino Midhany Tahir membahas terkait proses pengungsian di Indonesia secara keseluruhan. Di Indonesia sendiri terdapat dua jenis pengungsi, yaitu: pengungsi yang di support oleh Lembaga Internasional, dan pengungsi yang harus berjuang bertahan hidup sendiri. Penanganan pengungsi di Indonesia lebih banyak bersifat emergency respon. Peraturan Presiden cukup implementatif untuk penanganan pengungsian yang ada di Aceh, namun jika dilihat untuk penanganan pengungsian di Indonesia secara keseluruhan masih kurang implementatif. Indonesia saat ini sudah tidak menggunakan kebijakan detensi untuk masalah pengungsian, hal ini menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki Indonesia dalam masalah penanganan pengungsi.
Sesi terakhir pada seminar ini merupakan sesi diskusi interaktif dari peserta yang terdiri tidak hanya dari unsur mahasiswa, tetapi juga dosen dari berbagai perguruan tinggi baik negeri dan swasta di seluruh Indonesia, pemerintah, private sektor, praktisi-pemerhati SDGs, serta masyarakat umum.
Terima kasih banyak kami haturkan kepada Ibu/Bapak yang telah berkenan hadir dalam SDG’s Seminar Series. Kami juga memohon maaf sebesar-besarnya atas segala yang tidak berkenan. Sekaligus mengundang Ibu/Bapak untuk berkenan hadir kembali dan mengajak kolega pada SDGs Seminar Series berikutnya dengan tema dan bahasan yang tidak kalah menarik. Terus ikuti perkembangan kami melalui https://lynk.id/sdgsseminarseries
Salam SDGs