Yogyakarta merupakan salah satu daerah istimewa yang ada di negara kesatuan Republik Indonesia. Selain istimewa karena sistem pemerintahannya, Yogyakarta juga memiliki keistimewaan dalam hal bentang alamnya. Salah satu keistimewaan tersebut yaitu keberadaan gumuk pasir tipe barkhan yang berada di pesisir Parangtritis, Kretek Bantul. Memang gumuk pasir dapat dengan mudah dijumpai di sepanjang pesisir selatan Jawa. Namun tidak semuanya memiliki tipe barkhan seperti yang ada di Parangtritis. Tipe gumukpasir barkhan menjadi unik karena dapat dijumpai di wilayah beriklim tropis basah [1]. Gumuk pasir di wilayah tropis berbeda dengan gurun pasir di wilayah kering (arid land) [2]. Pada wilayah kering, akumulasi pasir relatif banyak dan angin berhembus kencang, temperatur juga panas serta kelembapan kering, sehingga proses pembentukan gumuk pasir mudah.
Keberadaan gumuk pasir yang istimewa tersebut seharusnya dijaga kelestariannya. Kondisi alam gumuk pasir dengan segala komponen pembentuknya perlu dirawat bersama baik oleh masyarakat, pemerintah daerah maupun instansi terkait. Gubernur DIY Sri Sultan HB X pada tahun 2015 telah memasang patok penanda batas zona inti gumuk pasir [3]. Keberadaan patok-patok yang membatasai area konservasi perlu didata lokasi koordinatnya. Data lokasi patok perlu dijadikan basisdata komprehensif sehingga pemanfaatan lahan yang mengganggu ekosistem gumukpasir dapat dikendalikan.
Keistimewaan gumuk pasir barkhan Parangtritis dan perlunya menjaga kelestarian geoheritage ekosistem gumuk pasir kagungan dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Tim Fakultas Geografi UGM yang diprakarsai Dr. Sigit Heru Murti B.S., M.Si melakukan pengabdian untuk memonitor zona inti kawasan tersebut. Kegiatan ini turut melibatkan dosen muda yaitu Ari Cahyono, M.Sc. Selain tim dosen, mahasiswa pun turut dilibatkan, yaitu Muhammad Adnan, R. Ramadhani Yudha Adiwijaya,dan Anwar Juniansah. Hal tersebut bertujuan mendekatkan mahasiswa akan kepedulian pelestarian lingkungan terutama kelestarian gumuk pasir barkhan. Kegiatan pengabdian dilakukan secara terestris dan melibatkan Parangtritis Geomaritime Scince Park dan Pemda Bantul sebagai mitra. Hasil dari monitoring didapatkan beberapa patok rusak. Kerusakan ada yang diakibatkan oleh ketidak-sengajaan tertabrak mobil dan juga ada indikasi sengaja mengusik keberadaan patok. Keberadaan patok zona inti diukur dengan alat penanda lokasi (Global Positioning System/GPS) dengan akurasi sangat tinggi. Hasil dari monitoring dalam perspektif sains informasi geografi kemudian disajikan ke dalam bentuk peta.
Keberadaan patok zona inti sebagai penanda kawasan restorasi gumuk pasir penting dijaga bersama. Hasil monitoring kegiatan pengabdian ini tidak sebatas sebagai laporan kegiatan, namun juga informasinya diteruskan kepada pihak terkait yaitu Parangtritis Geomaritime Science Park dan juga Pemda Bantul. Kejelasan lokasi patok zona inti tersebut juga memudahkan warga dan pengunjung untuk tidak mengusik keberadaan zona inti. Beberapa aktivitas yang boleh dilakukan yaitu wisata minat khusus dan kegiatan keagamaan misalnya manasik haji. Sosialisasi keberadaan dan pentingnya patok kepada warga masyarakat dan pengunjung yang ada di sana perlu terus digalakkan secara berkelanjutan. Untuk monitoring keutuhan patok zona inti secara real time disarankan setiap patok diberikan sensor sehingga ketika terjadi gangguan dapat langsung mengirimkan sinyal pergeseran kepada pihak berwenang. Perlunya kerjasama berbagai pihak untuk mendukung restorasi ekosistem gumuk pasir barkhan serta penataan pemanfaatan lahan yang ada di zona inti tanpa mengabaikan kelestarian alam dan kearifan lokal masyarakat pribumi.
Pustaka :
[1] Sunarto, “Geomorfologi dan kontribusinya dalam pelestarian pesisir bergumuk pasir aeolian dari ancaman bencana agrogenik dan urbanogenik,” Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Pada Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2014.
[2] A. Gupta, Tropical Geomorphology. Cambridge, Inggris: Cambridge University Press, 2011.
[3] A. Apriyadi, “Sultan Resmikan Parangtritis Geomaritime Science Park,” 2015. [Online]. Available: http://jogja.tribunnews.com/2015/09/11/sultan-resmikan-parangtritis-geomaritime-science-park. [Accessed: 11-Sep-2016].