Pada Selasa, 17 Januari 2023 di Puskesmas Tanara dilaksanakan kegiatan “Sosialisasi Penanggulangan Stunting Pada Masyarakat dari Pola Aktivitas dan Faktor Lingkungan” dengan menghadirkan Narasumber : Dr. Sukamdi, M.Sc.
Sosialisasi tersebut merupakan salah satu dari rangkaian Sub Proker Tema yaitu Stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dengan kata kunci persoalan yang lebih dekat dengan kesehatan. Persoalan gizi bukan hanya persoalan orang tidak bisa atau mempunyai uang untuk makan makanan bergizi. Orang ada yang makan tidak bervariasi atau tidak sadar makanannya ternyata tidak ada gizinya, berbeda dengan orang yang tidak memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Pada materi yang disampaikan oleh Dr. Sukamdi, M.Sc., Perkembangan otan anak yang mengalami stunting dan perkembangan anak yang sehat. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) tidak hanya dialami oleh keluarga yang miskin atau dialami oleh ibu yang berpendidikan rendah. Banyak kasus yang terjadi kepada Ibu yang berpendidikan tinggi dan keluarga yang tidak miskin. Hal ini menyangkut perilaku perawatan kehamilan seperti makanan, perawatan selama kehamilan. Sehingga, tidak selalu pada keluarga miskin dan berpendidikan rendah. Stunting juga dapat mempengaruh perkembangan otak dan keberhasilan Pendidikan. Hal tersebut terlihat pada Rata-rata IQ, Indonesia termasuk IQ yang rendah yaitu pada angka 78,49 di bawah Vietnam dan di bawah Kamboja. Salah satu kelemahan anak-anak Indonesia yang diungkapkan oleh Bank Dunia menurut indeks yaitu baca kemampuan baca tulis dan berhitung. Apakah hal ini terkait dengan stunting? Artinya, tidak hanya disebabkan oleh Pendidikan yang rendah, fasilitas serta kualitas guru yang kurang tetapi juga dipengaruhi perkembangan kualitas otak. Kemudian, Jika waktu kecilnya terkena stunting, kemungkinan terkena penyakit degenerative tinggi.
Kemudian, beliau juga menjelaskan terkait studi yang menjadi kebijakan pemerintah ketika berbicara mengenai stunting, yaitu penyebab langsung ada 2 yaitu Asupan Gizi dan Status Kesehatan. Jika ingin menurunkan stunting maka dua factor tersebut harus diintervensi. Tetapi, ketika berbicara terkait asupan gizi hal ini tidak lepas dari sektor yang lain. Kemudian, untuk penyebab tidak langsung adalah ketahanan pangan, lingkungan sosial, lingkungan kesehatan, dan lingkungan pemukiman. Dalam kasus penanganan stunting, diperlukan kerjasama multisectoral dan dari sektor-sektor tersebut telah dijelaskan terkait pembagian program dalam rangka penanganan kasus stunting sesuai bidang masing-masing.
Oleh karena itu, dengan diadakannya kegiatan sosialisasi ini dengan menghadirkan tamu undangan antara lain, Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, Bappeda Kabupaten Serang, BPBD Kabupaten Serang, Dinas Lingkungan Hidup, Kapolsek Tanara, Kecamatan Tanara, Kepala Puskesmas, Perwakilan Desa, Ibu PKK, Kader KB, Bidan Desa, dan Kader Posyandu harapannya dapat saling bersinergi karena dalam penurunan stunting diperlukan kerjasama multisectoral.