Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Ministerial Lecture Seri ke-4 pada hari Selasa (20/09) di Auditorium Merapi, Gedung A Fakultas Geografi UGM. Ministerial Lecture Seri ke-4 ini berkolaborasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia dengan mengusung tema “Arah, Transisi, dan Implementasi Kebijakan Ketenagakerjaan Indonesia”. Acara menghadirkan narasumber dari Kementerian Ketenagakerjaan, yakni Prof. Anwar Sanusi, Ph.D. yang merupakan Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan dan narasumber dari Fakultas Geografi UGM, Dr. Sukamdi, M.Sc. selaku Dosen/Peneliti/Pakar Kependudukan dan Ketenagakerjaan.
Peserta yang mengikuti Ministerial Seri ke-4 berjumlah sekitar 500 orang yang terdiri dari peserta yang hadir secara langsung maupun online melalui zoom meeting serta kanal Youtube Geografi UGM Channel. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si., turut hadir dan memberikan sambutan yang mengapresiasi Fakultas Geografi UGM yang menginisiasi diselenggarakannya Ministerial Lecture. “Harapannya acara ini bermanfaat sebagai pencerahan dan babak baru agar perguruan tinggi bisa semakin tangguh dalam menghadapi perubahan,” tutur beliau.
Pada kuliah tamu yang dimoderatori oleh Dr.Agr. Evita Hanie Pangaribowo, S.E., Midec., Prof. Anwar Sanusi, Ph.D. memaparkan materi yang mengupas berbagai tantangan ketenagakerjaan di Indonesia.
Ketenagakerjaan dapat dilihat dari aspek permintaan dan penawaran yang ada di pasar kerja. Sejak 2015, penciptaan lapangan kerja terdekonsentrasi di perkotaan. Arus urbanisasi masih menjadi fenomena yang belum bisa dikendalikan oleh pemerintah. Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang mengubah secara spesifik hubungan pedesaan dan perkotaan, tetapi belum berdampak signifikan untuk mengurangi arus urbanisasi.
Tantangan pembangunan ketenagakerjaan Indonesia yang dihadapi saat ini adalah adanya revolusi teknologi sehingga menciptakan perubahan kebutuhan keahlian. Kebutuhan keahlian Artificial intelligence (AI), Big Data, Analis Data semakin meningkat seiring berjalannya waktu, dan kebutuhan keahlian administrasi, kesekretariatan mulai menurun kebutuhannya. Tantangan berikutnya adalah perusahaan di Indonesia sulit mencari karyawan dengan kemampuan digital yang memadai dan pengalaman yang kurang memadai. Berdasarkan data dari BPS, secara umum, kemampuan digital di regional Jawa dan Bali lebih tinggi dari wilayah lain di Indonesia.
Sembilan lompatan Kementerian Ketenagakerjaan sebagai strategi hadapi tantangan pembangunan ketenagakerjaan, yaitu:
-
- Mendorong adanya transformasi Balai Latihan Kerja (BLK);
- Link and match ketenagakerjaan;
- Transformasi program perluasan kesempatan kerja;
- Pengembangan talenta muda;
- Perluasan pasar kerja luar negeri;
- Visi baru hubungan industrial;
- Reformasi pengawasan;
- Ekosistem digital SIAPKerja; dan
- Reformasi birokrasi.
Harapannya Kementerian Ketenagakerjaan dapat mempertemukan permintaan dan penawaran dalam pasar kerja. Salah satu langkah yang dilakukan adalah adanya platform Karirhub untuk pencari kerja.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Dr. Sukamdi, M.Sc. dengan judul “Isu Ketenagakerjaan Menyongsong Indonesia Emas.” Beliau menyampaikan isu besar yakni bagaimana orang yang berada pada umur produktif bisa benar-benar produktif dalam hidupnya. Isu lainnya adalah pekerjaan yang berkelanjutan, yaitu pekerjaan yang stabil dan bertahan lama, dan orang yang tidak dalam pekerjaan, pendidikan, atau pelatihan.
Setelah pemaparan materi oleh kedua pembicara, dilakukan sesi tanya jawab dari peserta, dilanjutkan foto bersama, dan pemberian cinderamata untuk kedua pembicara.