Senin, 11 November 2019, bertempat di Auditorium Merapi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Departemen Sains Informasi Geografi berkesempatan menghadirkan narasumber spesial, yaitu Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, yang merupakan pakar radar untuk teknologi penginderaan jauh yang berasal dari Indonesia dan merupakan salah satu dari sedikit orang asing yang mampu meraih gelar Profesor di Jepang. Beliau saat ini merupakan Profesor di Center for Environmental Remote Sensing, Chiba University, Jepang, kepala laboratorium Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory (JMRSL – http://www2.cr.chiba-u.jp/jmrsl/), perintis radar sirkular pertama di dunia dan pemegang patent untuk beberapa teknologi radar. Pada kesempatan kali ini, beliau memaparkan tentang “Development of Advanced Microwave Remote Sensing Technology and Applications for Disaster Monitoring”.
Beliau mengawali presentasinya dengan menceritakan awal perjalanan karir akademis dan riset di bidang radar yang dimulai dari sejak riset S1 beliau di Kanazawa University dengan Ground Penetraring Radar sampai dengan lulus PhD dari Chiba University pada tahun 2002 dengan tema Synthetic Aperture Radar (SAR). Setelah lulus, beliau fokus mengembangkan sistem radar dengan polarisasi sirkular untuk mengatasi kekurangan pada polarisasi horizontal dan vertical. Sistem radar ini dapat menghasilkan data dengan resolusi spasial yang lebih tinggi dan nilai hamburan balik yang lebih stabil. Sistem radar sirkular atau dinamakan CP-SAR (Circularized Polarization Synthetic Aperture Radar) ini sudah beberapa kali diterbangkan di Indonesia untuk flight test dengan bekerjasama bersama Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada dan institusi terkait lainnya. Ke depan,
sistem radar ini akan dikembangkan menjadi microsatellite yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2020 dan menjadi sistem konstellasi di masa yang akan datang. Selain berkutat di pengembangan sistem dan sensor, Prof. Josaphat juga sering meneliti tentang dampak bencana melalui data SAR, yaitu pemantauan land subsidence di Jawa Barat dan Sidoarjo beserta perubahan garis pantai di Jakarta. Penelitian beliau menunjukkan potensi data radar untuk digunakan dalam pemantauan permukaan bumi di Indonesia dengan cepat dan bebas dari gangguan awan.
Di akhir acara, beliau tidak lupa menyisipkan pesan bagi para civitas akademika UGM dan peserta kuliah umum untuk selalu menjadi pribadi yang berkarakter dan mempunyai visi ke depan dalam memajukan teknologi untuk bangsa. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 300 peserta dari instansi umum, dosen dan mahasiswa S1 – S3 dari UGM beserta mahasiswa dari Universitas lain di Yogyakarta.