Desa Giripurwo merupakan bagian dari Kecamatan Purwosari Kabupaten Gunungkidul, yang memiliki masalah terbatasnya air permukaan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari posisi Desa Giripurwo yang terletak pada kawasan karst Gunungkidul. Oleh karena itu Tim KKN-PPM UGM Unit GK10 berupaya mengusung tema Pengelolaan dan Konservasi Sumberdaya Air Berbasis Masyarakat dengan Menaikkan Debit Air serta Pembuatan Peta Batas Desa. Kegiatan KKN-PPM ini telah memasuki tahun keenam, yang mana telah diinisiasi oleh dosen Fakultas Geografi UGM, yaitu Dr. Sudaryatno, M.Si., beserta tim Dosen Pembimbing Lapangan, Ari Cahyono, S.Si., M.Sc., Iswari Noor Hidayati, S.Si., M.Sc, dan Totok Wahyu Wibowo, S.Si., M.Sc.
Sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat berasal dari sungai bawah tanah yang umumnya keluar melalui gua. Sebagian masyarakat Desa Giripurwo, memanfaatkan sumber air dari Gua Pego meskipun tidak sepenuhnya berjalan lancar. Peluang adanya sumber baru sebenarnya terbuka lebar semenjak adanya penelitian yang menyimpulkan bahwa debit air di Gua Bekah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan air untuk tiga kecamatan. Namun demikian karena adanya kendala biaya dan teknologi yang dibutuhkan untuk mengangkat air, hal tersebut belum dapat terwujud. Tim mahasiswa KKN-PPM UGM, berupaya untuk memberikan solusi untuk permasalahan tersebut dengan cara membuat sumur gali di dusun yang memiliki air tanah yang relatif dangkal, dan memberikan bantuan instalasi pipa dan tandon. Pembuatan Sumur Galian sendiri dilakukan di Dusun Klampok tepatnya di Sebelah Barat Balai Padukuhan Dusun Klampok dan di wilayah RT 10 Dusun Klampok. Pemilihan lokasi merupakan keputusan bersama setelah dilaksanakan musyawarah bersama antara Tim KKN-PPM UGM GK10 dan para tokoh penting Dusun Klampok dengan mempertimbangkan aspek pengguna dan juga pemanfaatannya.
Belum adanya peta batas dusun yang tertata dan disimpan dalam format digital, menyebabkan adanya hambatan dalam pengelolaan data geospasial di Desa Giripurwo. Peta yang tersimpan di balai desa hanya berupa peta cetak yang digambar tanpa sistem referensi keruangan (Spatial Reference System) sehingga sangat menyulitkan pembaca peta dalam memahami simbol-simbol di dalamnya. Tim KKN-PPM kemudian melakukan pembuatan peta dusun yang telah disesuaikan dengan kondisi pemukiman terkini. Peta batas dusun nantinya dapat digunakan dalam berbagai kepentingan perencanaan pembangunan desa. Penyusunan peta batas dusun dilakukan secara partisipatif, yang mana tim mahasiswa nantinya akan memfasilitasi pengenalan batas dusun melalui citra penginderaan jauh resolusi tinggi. Tim KKN-PPM berhasil memetakan batas empat dusun yang menjadi tempat tinggal mahasiswa, yaitu Dusun Klampok, Widoro, Temon, dan Kacangan. Hasil peta desa sangat diapresiasi oleh Bapak Supriyadi selaku Kepala Desa Giripurwo, karena selama ini peta desa baru sebatas peta cetak dan itupun agak sulit dipahami. Prosesi penyerahan peta desa dilakukan saat penarikan mahasiswa.