Ikatan Mahasiswa Geografi Indonesia (IMAHAGI) Komisariat Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) mengadakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari Seminar Nasional Imahagi 2014, Lomba Karya Tulis Geografi (LKTG) IMAHAGI Tingkat Nasional Tahun 2014, dan Kongres Imahagi ke XIII yang berlangsung pada tanggal 24-27 April 2014 silam. Acara ini berlangsung di Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Timur, yang juga merupakan bagian dari Pulau Kalimantan yang kaya akan potensi hutan tropis namun kini luasnya berkurang dengan cepat akibat degradasi lingkungan. Berangkat dari kenyataan inilah, “Save Our Forest in Borneo” atau yang berarti “Selamatkan Hutan Kita di Kalimantan” diusung menjadi tema besar dalam rangkaian kegiatan ini.
Seminar Nasional IMAHAGI 2014 yang bertemakan “Potensi Hutan Tropis di Kalimantan Selatan” menjadi pembuka dalam rangkaian kegiatan ini pada tanggal 24 April 2014. Narasumber yang hadir dalam seminar bagian pertama adalah Prof. Dr. Suratman, M.Sc. selaku Ketua Umum Ikatan Geograf Indonesia (IGI) dan Dr. rer. nat. Djati Mardianto, M.Sc. selaku Kepala Pusat Studi Bencana (PSBA) Universitas Gadjah Mad. Dalam seminar bagian pertama tersebut Dr. Deasy Arisanty, M.Sc. yang merupakan dosen pada Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Unlam bertindak sebagai moderator. Materi yang menjadi topik bahasan adalah berbagai macam pendekatan geografi yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan secara umum serta potensi bahaya yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan.
Seminar bagian kedua diisi oleh narasumber dari Kepala Bappeda Kalimantan Timur, Ir. M. Djaseran, Direktur Eksekutif Walhi Kalimantan Timur, Bapak Dwitho Frasetiandy, dan Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc. selaku Pembantu Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Unlam. Moderator dalam seminar bagian kedua dipimpin oleh Arif Rahman Nugroho, S.Pd., M.Sc. yang juga merupakan dosen pada Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Unlam. Peserta yang datang berasal dari anggota IGI di seluruh Indonesia, Utusan Komisariat IMAHAGI se-Indonesia, mahasiswa dan dosen Unlam, Guru Geografi SMA sederajat daerah Banjarmasin, Banjarbaru dan Martapura, utusan lembaga mitra, dan masyarakat umum. Ketua Umum IGI, Prof. Dr. Suratman, M.Sc., mengungkapkan betapa pentingnya ilmu geografi dalam kehidupan masyarakat yang dituangkan dalam rangkaian kegiatan ini. “Karena melalui pendidikan geografi dengan konsep-konsep wilayah, lingkungan dan juga terapan teknologi, ilmu Geografi berusaha menunjukkan partisipasinya dalam dunia pendidikan. Dengan begitu harapannya kerusakan lingkungan dapat diminimalisir,” tutur beliau.
LKTG IMAHAGI Tingkat Nasional menjadi rangkaian kegiatan selanjutnya yang dilangsungkan di hari yang sama dengan seminar nasional. Lomba ini mengangkat tema “Potensi Hutan Tropis di Indonesia” dan ini dilangsungkan pada jam 20.00 WITA. Terdapat 6 tim yang bertanding pada babak final yang terdiri dari 3 bagian, yaitu pemaparan karya tulis, tanya jawab dengan dewan juri, dan pertanyaan terbuka dari seluruh peserta yang hadir. Pengumuman pemenang dilaksanakan pada 25 April 2014 bersamaan dengan dimulainya Kongres Imahagi ke XIII. Tim dari Universitas Pendidikan Ganesha, Bali dengan Ketua Ni Luh Indrayahi mendapat Juara II. Sementara itu, Tim Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada berhasil memborong Juara I dan III. Tim yang diketuai oleh Etik Siswanti (Mahasiswa Jurusan Geografi Lingkungan) berhasil menduduki Juara I. Selain Etik selaku Ketua, tim ini beranggotakan: Sukma Impian Riverningtyas dan Mega Dharma Putra. Tim yang diketuai oleh Nur Salam (Mahasiswa Jurusan Sains Informasi Geografi dan Pengembangan Wilayah) berhasil menjadi Juara III, bersama dengan rekan satu timnya Ima Rahmawati dan Halim Safar. Kegiatan selanjutnya adalah Kongres IMAHAGI ke XIII pada tanggal 25-26 April 2014. Dalam kegiatan tersebut, Nur Salam (Mahasiswa Fakultas Geografi UGM) terpilih menjadi Sekretaris Jenderal Imahagi Periode 2014-2015 berdasarkan hasil musyawarah peserta kongres dari seluruh komisariat IMAHAGI se-Indonesia. Rangkaian acara ditutup dengan field trip ke Pasar Terapung Lokbaintan dan Pasar Intan Martapura pada tanggal 27 April 2014. (FGE/MegaDharma)