KARAKTERISASI AKUIFER KARST BERDASARKAN VARIASI HIDRODINAMIKA DAN HIDROGEOKIMIA AIRTANAH PADA SUNGAI BAWAH TANAH SEROPAN, KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Analisis hidrodinamika dan hidrogeokimia sangat penting dalam karakterisasi akuifer di kawasan karst dalam rangka pengelolaan sumberdaya air kawasan karst. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji variasi temporal karakteristik pelepasan aliran oleh akuifer di Sungai Bawah Tanah Seropan; (2) mengkaji variasi temporal kondisi hidrogeokimia airtanah di Sungai Bawah Tanah Seropan; dan (3) mengkaji proses yang dominan berpengaruh terhadap kondisi hidrogeokimia airtanah di Sungai Bawah Tanah Seropan. Data tinggi muka air diambil dengan menggunakan water level logger dengan interval 30 menit, sedangkan data hidrogeokimia yang terdiri atas parameter fisika dan kimia diukur di lapangan dan analisis laboratorium. Pengambilan data hidrogeokimia dilakukan setiap dua minggu sekali. Analisis hidrodinamika aliran dilakukan dengan automated base flow separation by digital filtering method. Hasil pengukuran hidrogeokimia dianalisis secara temporal dan kemudian dianalisis bivariate plot (non-discrete parameter) dengan data hidrodinamika aliran. Analisis terakhir yang dilakukan adalah analisis proses yang dominan yang terjadi pada airtanah di Sungai Bawah Tanah Seropan yang dilakukan dengan analisis Pricipal Component Analysis (PCA). (Dr. Tjahyo Nugroho Adji, M.Sc.Tech.) 

Kata Kunci: Karst, Karakteristik Akuifer, Hidrodinamika, Hidrogeokimia 

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PDAM MENGGUNAKAN INDEKS KUALITAS AIR (Studi Kasus : Unit Pengelolaan Seropan PDAM Kabupaten Gunungkidul)

Sungai Bawah Tanah (SBT) Seropan merupakan salah satu sumber air baku PDAM Kabupaten Gunungkidul, selain tiga sumber air baku lainnya yaitu Bribin, Baron, dan Ngobaran. Sebagai sumber air baku untuk air minum, kualitas air menjadi persyarat yang harus dipenuhi disamping kuantitas yang cukup. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui kualitas air sumber air baku dari Sungai Bawah Tanah (SBT) Seropan, instalasi pengolah air (IPA), sistem perpipaan, dan kran warga, dan 2) melakukan analisis perubahan kualitas air dari sumber air baku hingga kran warga, 3) melakukan evaluasi kualitas air menggunakan indeks. Penelitian ini dilakukan melalui survei, untuk mengumpulkan data dan mengukur variabel penelitian. Pengukuran kualitas air dilakukan secara langsung di lapangan untuk parameter dasar dan uji laboratorium. Parameter kualitas air yang diuji mengikuti baku mutu air untuk air minum Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purporsive sampling, yaitu pada sumber air baku (SBT Seropan, instalasi pengolah air (IPA), sistem perpipaan (jaringan utama) dan air pada kran warga. Evaluasi kualitas air secara spasial dilakukan untuk mengetahui perubahan kualitas air dari sumber air baku hingga kran warga, dikaitkan dengan Daerah Tangkapan Air (DTA), sumber pencemar yang potensial masuk ke dalam sistem SBT Seropan dan juga efektifitas IPA. Hasil akhir yang diharapkan dari penelitian ini adalah dinamika kualitas air secara spasial pada sistem jaringan perpipaan PDAM dari sumber air baku hingga kran warga. (Dr. M. Widyastuti, M.T.) 

Kata kunci: kualitas air, sungai bawah tanah (SBT) Seropan, Indeks Kualitas Air, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) 

GREEN WATER FOOTPRINT DI PULAU JAWA

Ketersediaan air dan kebutuhan air di Indonesia mempunyai variasi yang sangat besar. Beberapa pulau atau provinsi mempunyai ketersediaan air yang tinggi, dan beberapa pulau mempunyai kebutuhan air yang tinggi sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan air terutama untuk pertanian secara alami. Fenomena inilah yang memunculkan konsep water footprint (jejak air) dan virtual water (aliran air maya). Water footprint atau penelusuran jejak air didefinisikan sebagai volume air yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa yang dikonsumsi oleh penduduk suatu negara dimana waktu dan tempat produksi sangat berpengaruh. Hasil analisa dari water footprint suatu produk akan memberikan bantuan yang sangat baik untuk efisiensi pemanfaatan sumberdaya air. Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau yang ketersediaan air terbatas tetapi kebutuhan sangat tinggi karena jumlah penduduk yang banyak. Tujuan penelitian adalah mengetahui kebutuhan air pertanian dan water footprint setiap provinsi yang ada di pulau Jawa. Metode yang digunakan untuk menghitung kebutuhan air pertanian adalah CROPWAT 8.0. Data yang dipakai adalah data meteorologi AWS yang tercatat di laman data.online.BMKG.go.id. Analissis deskriptif menggunakan tabel dan grafik, analisis komparatif dan analisis spasial digunakan untuk hasil dan pembahasan penelitian ini. (Dr. Emilya Nurjani, M.Si.) 

Keyword : water footprint, Jawa, CROPWAT, kebutuhan air pertanian 

KARAKTERISASI PERKEMBANGAN LORONG PELARUTAN BERDASARKAN ANALISIS HIDROGEOKIMIA DI CEKUNGAN DRAINASE KARST SELONJONO, KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Kawasan karst merupakan kawasan yang berperan penting bagi penyediaan air bersih baik untuk kawasan karst itu sendiri ataupun kawasan di sekitarnya. Ketersediaan air di suautu kawasan karst sangat tergantung pada perkembangan lorong perautan. Namun demikian, kajian terkait dengan perkembangan lorong di wilayah tropis yang memiliki karakteristik iklim yang unik masih jarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengkajian terkait dengan karakteristik perkembangan lorong pelarutan di wilayah tropis Indonesia dengan studi kasus di Cekungan Drainase Karst Mataair Selonjono, Kawasan Karst Gunungsewu, Kabupaten Gunungkidul. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menganalisis variasi temporal hidrogeokimia dan agresivitas aliran pada Mataair Selonjono, Kabupaten Gunungkidul; (2) menganalisis variasi derajat pelarutan pada Mataair Selonjono, Kabupaten Gunungkidul; dan (3) menganalisis tingkat perkembangan lorong berdasarkan pada besarnya wall retreat pada Mataair Selonjono, Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman terkait dengan tingkat perkembangan karst di wilayah tropis, sehingga dapat pula digunakan untuk melakukan analisis ketersediaan air, tingkat perkembangan suatu kawasan karst dan klasifikasi kawasan karst di masa mendatang. (Ahmad Cahyadi, S.Si., M.Sc.) 

Kata Kunci: Karst, Perkembangan Lorong, Agresivitas Aliran, Hidrogeokimia, Karst Tropis