Masalah di lingkungan perkotaan merupakan tantangan kompleks yang membutuhkan solusi tepat. Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi salah satu pendekatan strategis untuk menciptakan kawasan perkotaan yang humanis, partisipatif, dan berkelanjutan. Hal ini menjadi topik utama dalam agenda SDGs Seminar Series #106 yang diinisiasi oleh Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Jum’at (29/11) dengan tajuk “Sustainable Development Goals di Kelurahan Warungboto, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta”.
Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si. M.Sc., Dekan Fakultas Geografi UGM menyampaikan bahwa Kalurahan Warungboto menjadi suatu lokus dengan banyak praktik yang sejalan dengan pelaksanaan SDGs dan telah banyak pula melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Kawasan ini sekaligus menjadi field laboratory bagi rekan-rekan mahasiswa di UGM. Banyak program telah diselenggarakan dalam mengimplementasikan tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya.
Mantri Pamong Praja Kemantren Umbulharjo, Rajwan Taufiq, S.IP., M.Si., menjelaskan beberapa program unggulan dalam implementasi SDGs di wilayahnya. Salah satunya adalah pengentasan kemiskinan melalui verifikasi data Program Keluarga Harapan (PKH), pendampingan ATM, pelatihan, dan pembentukan Tim Penanganan Kemiskinan Strategis (PENANGKIS).
Sementara, Kelurahan Warungboto yang merupakan salah satu kelurahan budaya yang ada di Kota Yogyakarta memiliki satu program andalan yaitu program “Warungboto Digdaya”. Hal ini disampaikan Weda Satriya N., S.E., M.Ec., M.E., Lurah Kelurahan Warungboto.
Tambahnya, sasaran penerapan SDGs yang dilakukan ini didasarkan pada permasalahan yang ada di Kelurahan Warungboto seperti pengentasan kemiskinan dan pemenuhan kebutuhan kesehatan. Sedangkan konsep pembangunan di Kalurahan Warungboto diarahkan sesuai potensi yang ada di tiap-tiap wilayah.
“Secara umum, salah satu unggulan di Warungboto adalah melalui keberadaan Situs Warungboto. Hal ini syarat untuk pengembangan pariwisata dan budaya khususnya pariwisata sejarah. Sejalan dengan hal tersebut Kalurahan telah berusaha memfasilitasi kelompok dan paguyuban budaya untuk melestarikan dan mengembangkan budaya yang ada,” terang Weda.
Freya Alif Maretha J.P., mahasiswa Pembangunan Wilayah, menambahkan bahwa ia juga tengah melakukan program Pengabdian Mahasiswa (PM) di Warungboto juga bersama delapan kelompok kecil. Fokus pengembangan mereka mencakup literasi baca anak, pemetaan potensi Warungboto, dan pengelolaan bank sampah, yang relevan dengan poin-poin SDGs.