Kawasan gumuk pasir tipe barchan (barchanoid dunes) merupakan landmark geografis yang terbentuk oleh aktivitas angin yang kemudian mengendapkannya sehingga membentuk menyerupai bulan sabit. Pada umumnya, gumuk pasir terbentuk pada daerah gurun, namun uniknya di indonesia yang beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi memiliki bentukan gumuk pasir tersebut. Oleh karena itu, terbentuknys gumuk pasir di selatan Kota Yogyakarta, tepatnya di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, merupakan satu-satunya di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Keunikan bentukan geografis ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, dan memberikan peluang bagi penduduk sekitar untuk meningkatkan perekonomiannya.
Seiring dengan kemajuan Pantai Parangtritis sebagai daerah tujuan wisata andalan Kabupaten Bantul, pemanfaatan lokasi gumuk pasir barchan tersebut menjadi semakin intensif dan variatif. Berbagai aktivitas telah diselenggarakan di area gumuk pasir, termasuk aktivitas rekreasi dan aktivitas akademik (penelitian, kuliah lapangan, laboratorium alam, dan sebagainya). Begitu juga aktivitas publik lainnya, yang mengarah pada pemanfaatan landscape gumuk pasir dalam industri kreatif, misalnya dijadikan lokasi shooting film dan pre-wedding photoshoot. Bahkan, akhir-akhir ini juga telah berkembang kegiatan atraktif yang relatif baru, yaitu berselancar di pasir (sandboarding) yang menjadi salah satu andalan wisata bagi anak muda.
Sebagai lokasi wisata alternatif di Kawasan Parangtritis, gumuk pasir barchan layak mendapatkan perhatian khusus secara serius, mengingat daerah ini merupakan salah satu bentukan geografis yang perlu dilestarikan. Mengingat kondisi di lokasi tersebut, maka program KKN PPM UGM yang sesuai secara umum berpusat pada pengembangan gumuk pasir barchan menjadi kawasan wisata yang menjunjung tinggi aspek sustainable tourism. Konsep sustainable tourism menekankan pada pengembangan yang mengakomodasikan kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu, konsep sustainable tourism juga mengarah pada manajemen dari semua sumber-sumber kekayaan dengan cara tertentu sedemikian hingga kebutuhan ekonomi, sosial, dan ekologis dapat dipenuhi dengan berbasis pada integritas kebudayaan, diversitas ekologis, sistem pendukung alamiah, dan estetika.
Tujuan dari KKN PPM UGM di Desa Parangtritis ini adalah:
- Mempromosikan Konservasi Gumuk Pasir berbasis kearifan dan potensi lokal serta kerjasama kemitraan masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan yang lain.
- Meningkatkan kualitas dan luasan jejaring kerjasama kemitraan dalam konservasi gumuk pasir
- Meningkatkan aktivitas eksplorasi kegiatan ekonomi kreatif dan publikasi
Output yang diharapkan dari kegiatan KKN PPM UGM ini adalah munculnya komitmen untuk bersama-sama mengembangkan Desa Parangtritis dalam rangka mewujudkan visi “Among Tani Dagang Layar”.
Secara umum program-program KKN yang telah dijalankan di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek dapat diselesaikan dengan baik. Beberapa hasil program unggulan yang telah dilakukan diantaranya: Pembuatan Video Promosi Wisata Gumuk Pasir, Pembinaan dan Sertifikasi Pemandu wisata grogol, Renovasi Amenitas Gumuk Pasir (Bidang Sosial Humaniora), Pembuatan Guide book kesehatan kulit dan efek radiasi (Bidang Kesehatan), Pembuatan Peta Wisata Minat Khusus Gumuk Pasir, Pembuatan Gardu Pandang Ramah Gumuk Pasir, Pembuatan Tempat Parkir Wisata Sandboarding (Bidang Saintek), dan Pembuatan Kompos dari Kotoran Ternak di Kelompok Ternak Makaryo serta Penanaman toga dilahan pekarangan (Bidang Agro).
Puncak kegiatan KKN PPM UGM tema Konservasi Gumuk Pasir ini berupa Forum Diskusi Terbuka Sarasehan Konservasi Gumuk Pasir
Saat ini, keberadaan gumuk pasir terancam oleh pemukiman, patiwisata, pertanian, dan peternakan yang semakin berkembang. Hal tersebut dapat mengurangi fungsi utama gumuk pasir dan hilangnya bentuk alami barchan. Berdasarkan potensi dan permasalahan tersebut, tim KKN PPM UGM Unit Parangtritis, Kretek, Bantul menyadari peranan penting mahasiswa untuk turut andil dalam proses mediasi konservasi.
Konsep acara sarasehan ini adalah sederhana dengan menghadirkan masyarakat sebagai objek utam dan dinas lain yang memiliki kepentingan mengenai konservasi ini. Pembicara dalam acara ini terdiri dari:
- Gusti Pangeran Wironegoro, sebagai representasi pihak Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, pemilik sah lahan Gumuk Pasir Parangtritis.
- Dr. Rer. Nat Djati Mardiatno, M. Sc., Dosen Fakultas Geografi UGM yang merupakan ahli bidang pantai dan kepesisiran
- Theresia Retno Wulan, S. Hut. M. Agr yang merupakan kepala PGSP (Parangtritis Geomaritime Science Park) yang didampingi olel Sekretaris Utama Badan Informasi Geospasial.
- M. Dzulhanif Harahap, S.Si., dari Bappeda DIY
- Tlau Sakti Santoso, S.Sos. dari Bappeda Bantul.
Selain pembicara, hadir juga beberapa tamu penting yaitu perwakilan LPPM diwakili oleh Pak Amin Susiatmojo, S.Pt., M.Sc, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bantul, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY, Dinas PUP ESDM, camat Kretek, Lurah Parangtritis, dan perwakilan masyarakat Desa Parangtritis.
Selain dari pihak dinas dan masyarakat setempat,. Acara sarasehan ini diikuti sekitar 75 orang. Acara berlangsung lancar dan terkendali. Sarasehan ini dilakukan pada malam hari sebab mengikuti kesediaan masyarakat untuk mengikuti. Mereka bekerja pada Siang hari sehingga malam hari adalah solusi agar masyarakat tertarik mengikuti sarasehan ini. Diskusi dipimpin oleh moderator yaitu Dr. Djaka Marwasta, M.Sc. yang merupakan dosen fakultas Geografi UGM dan selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN PPM UGM. Sarasehan diskusi terbuka ini juga diliput oleh 3 surat kabar ternama yaitu Harian Jogja, Tribun Jogja, dan Kedaulatan Rakyat. Konsep acara “Ajur Ajer” sesuai dengan saran dari Bapak wakil rektor bidang pengabdian dan pemberdayaan masyarakat sehingga konsep tempat duduk tidak dipisah antara tamu VIP dengan masyarakat biasa. Makanan yang disuguhkan dalam acar juga memasyarakat yaitu kacang rebus, pisang rebus, undur-undur laut, serta minuman jahe sebab kami bermaksud untuk mengangkat kekayaan budaya yang ada di kawasan desa Parangtritis ini.