Aplikasi pelaporan jalan rusak karya mahasiswa UGM berhasil mendapatkan penghargaan Gold Winner pada ajang “Big Ideas Competition for Asia Urban Issues Using Data Innovation” yang diadakan oleh Korean Ministry of Science, ICT and Future Planning bekerja sama dengan United Nations Global Pulse. Aplikasi yang diberi nama “JalananYogya” ini dikembangkan oleh 1 orang mahasiswa Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi UGM yaitu Dzimar Akbarur Rokhim P (GIS Engineer) serta 2 mahasiswa Ilmu Komputer, Fakultas MIPA UGM yakni Derta Isyajora Rakhman (Project Manager) dan Zamahsyari (Developer). Sebagai peraih penghargaan Gold Winner, tim JalananYogya berhak mendapatkan hadiah senilai USD 2.500 dan sertifikat yang ditandatangani oleh Korean National Information Agency.
Kompetisi ini bertujuan untuk mengumpulkan ide masyarakat dalam menghadapi permasalahan urban menggunakan big data dan inovasi data serta untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi big data bagi kebaikan publik. Kompetisi ini terbuka bagi siswa SMA, Sarjana dan Pascasarjana dari seluruh negara di Asia. Menurut panitia, jumlah peserta yang mengirimkan proposal mencapai 200 tim. Dari 200 tim tersebut diseleksi 20 tim terbaik yang berhak melakukan presentasi final.
Aplikasi JalananYogya memungkinkan pendataan jalan yang rusak secara crowdsourcing yang tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Jadi ketika masyarakat menemukan ada jalan yang rusak mereka dapat segera melaporkannya melalui twitter dengan format yang sudah ditentukan atau melalui aplikasi yang sudah disediakan. Fitur geolocation akan dimanfaatkan guna mengirimkan titik koordinat jalan yang rusak. Nantinya laporan tersebut akan dikumpulkan dan ditampilkan pada website yang dilengkapi dengan peta digital. Website tersebut nantinya dapat diakses oleh pemerintah sehingga pendataan jalan rusak dapat dilakukan lebih efisien dan proses perbaikan jalan bisa dilakukan dengan cepat. Masyarakat juga dapat mengakses aplikasi ini untuk mengetahui lokasi-lokasi dimana terdapat jalan yang rusak sehingga dapat lebih berhati-hati dalam berkendara.
Menurut Derta Isyajora selaku project manager, ide ini muncul karena ia sering melakukan perjalanan mudik dari Jogja ke kampung halamannya di Pemalang, Jawa Tengah. Jalan yang ia lalui banyak yang rusak dan tidak kunjung diperbaiki sehingga membuatnya merasa prihatin. Padahal menurut Korlantas POLRI, 1.489 kecelakaan atau sekitar 28% kecelakaan yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2014 disebabkan oleh jalan yang rusak. Dia berasumsi pemerintah mungkin belum tahu bahwa ada jalan yang rusak di daerah tersebut mengingat pemerintah memiliki sumberdaya yang terbatas, oleh karena itu munculah ide JalananYogya ini setelah melakukan brainstorming mendalam bersama rekan-rekan timnya.
Saat ini, aplikasi JalananYogya telah mencapai tahap pembuatan prototype dan akan terus dikembangkan hingga dapat digunakan secara luas oleh masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya dibutuhkan dukungan serta partisipasi aktif dari pemerintah dan masyarakat agar solusi ini dapat dimanfaatkan secara optimal. (FGE/Citra)